99 Lampiran 7. Kriteria kerusakan dan status padang lamun Kepmen LH No. 200
tahun 2004 serta kriteria kerusakan terumbu karang Kepmen LH No. 04 tahun 2001
a. Kriteria kerusakan padang lamun
Tingkat kerusakan Luas area kerusakan Tinggi
≥ 50 Sedang
30 – 49,9
Rendah ≤ 29,9
b. Status padang lamun
Kondisi Penutupan
Baik Kayasehat
≥ 60 Rusak
Kurang kayakurang sehat 30
– 59,9 Miskin
≤ 29,9
c. Kriteria baku kerusakan terumbu karang
Parameter Kriteria baku kerusakan terumbu karang
Persentase luas tutupan terumbu
karang yang hidup
Rusak Buruk
– 24,9 Sedang
25 – 49,9
Baik Baik
50 – 74,9
Baik sekali 75 - 100
100 Lampiran 8. Komposisi makrozoobentos yang ditemukan berdasarkan
taksonominya
SPESIES GENUS
FAMILI ORDO
KELAS FILUM
Aglaophamus verrilli Aglaophamus
Nephtyidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Arabella iricolor Arabella
Arabellidae Eunicida
Polychaeta Annelida
Arenicola cristata Arenicola
Arenicolidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Arenicola marina Arenicola
Arenicolidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Aricidea quadrilobata Aricidea
Paraonidae Spionida
Polychaeta Annelida
Asychis biceps Asychis
Maldanidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Capitella capitata Capitella
Capitellidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Cirratulus grandis Cirratulus
Cirratulidae Cirratulida
Polychaeta Annelida
Cossura longocirrata Cossura
Cirratulidae Cirratulida
Polychaeta Annelida
Drilonereis sp. Drilonereis
Arabellidae Eunicida
Polychaeta Annelida
Dysponetus pygmaeus Dysponetus
Chrysopetalidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Eusyllis lamelligera Eusyllis
Syllidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Glycera sp. Glycera
Glyceridae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Lepidonotus squamatus Lepidonotus
Polynoidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Lumbrineris sp. Lumbrineris
Lumbrineridae Eunicida
Polychaeta Annelida
Maldanopsis elongata Maldanopsis
Maldanidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Marphysa belli Marphysa
Eunicidae Eunicida
Polychaeta Annelida
Nephtys discors Nephtys
Nephtyidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Nephtys incisa Nephtys
Nephtyidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Nereis pelagica Nereis
Nereididae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Notocirrus spiniferus Notocirrus
Arabellidae Eunicida
Polychaeta Annelida
Notomastus latericeus Notomastus
Capitellidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Ophelia denticulata Ophelia
Opheliidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Ophelia bicornis Ophelia
Opheliidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Paraonis lyra Paraonis
Paraonidae Spionida
Polychaeta Annelida
Paraonis gracilis Paraonis
Paraonidae Spionida
Polychaeta Annelida
Pista maculata Pista
Terebellidae Terebellida
Polychaeta Annelida
Platynereis dumerilii Platynereis
Nereidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Pseudoeurythoe sp. Pseudoeurythoe
Amphinomidae Amphinomida
Polychaeta Annelida
Scalibregma inflatum Scalibregma
Scalibregmidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Sigambra tentaculata Sigambra
Pilargidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Spinther citrinus Spinther
Spintheridae Amphinomida
Polychaeta Annelida
Syllis cornuta Syllis
Syllidae Phyllodocida
Polychaeta Annelida
Terebellides stroemi Terebellides
Terebellidae Terebellida
Polychaeta Annelida
Travisia carnea Travisia
Opheliidae Capitellida
Polychaeta Annelida
Trichobranchus glacialis Trichobranchus
Terebellidae Terebellida
Polychaeta Annelida
Amphilochus sp. Amphilochus
Amphilochidae Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Ampithoe sp. Ampithoe
Ampithoidae Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Calliopius sp. Calliopius
Calliopiidae Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Carcinus maenas Carcinus
Portunoidea Decapoda
Crustacea Arthropoda
101
SPESIES GENUS
FAMILI ORDO
KELAS FILUM
Cheirimedeia zotea Cheirimedeia
Scolioidea Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Corophium sp. Corophium
Corophiidae Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Cyathura sp. Cyathura
Anthuridae Isopoda
Crustacea Arthropoda
Cyclaspis varians Cyclaspis
Chalcidoidea Cumacea
Crustacea Arthropoda
Cymadusa sp. Cymadusa
Chalcidoidea Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Jassa sp. Jassa
Ischyroceridae Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Leptochelia sp. Leptochelia
Agathotanaidae Tanaidacea
Crustacea Arthropoda
Ligia oceanica Ligia
Scolioidea Isopoda
Crustacea Arthropoda
Mysis stenolepis Mysis
Mysidae Mysida
Crustacea Arthropoda
Paramoera suchaneki Paramoera
Ceraphronoidea Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Penaeus sp. Penaeus
Penaeidae Decapoda
Crustacea Arthropoda
Photis brevipes Photis
Isaeidae Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Pontogeneia sp. Pontogeneia
Eusiridae Amphipoda
Crustacea Arthropoda
Portunus sp. Portunus
Portunoidea Decapoda
Crustacea Arthropoda
Tanais cavolinii Tanais
Tanaoidea Tanaidacea
Crustacea Arthropoda
Abra alba Abra
Mnesarchaeoidea Veneroida
Bivalvia Mollusca
Dosinia discus Dosinia
Astacoidea Veneroida
Bivalvia Mollusca
Gafrarium divaricatum Gafrarium
Veneridae Veneroida
Bivalvia Mollusca
Glossus humanus Glossus
Glossidae Veneroida
Bivalvia Mollusca
Myadora striata Myadora
Myochamidae Pholadomyoida
Bivalvia Mollusca
Periploma angasi Periploma
Periplomatidae Anomalodesmata
Bivalvia Mollusca
Tellina donacina Tellina
Janiroidea Veneroida
Bivalvia Mollusca
Tellina radiata Tellina
Janiroidea Veneroida
Bivalvia Mollusca
Trachycardium magnum Trachycardium
Cardiidae Veneroida
Bivalvia Mollusca
Yoldia limatula Yoldia
Yoldiidae Nuculoida
Bivalvia Mollusca
Polinices flemingiana Polinices
Naticidae Caenogastropoda
Gastropoda Mollusca
Nematoda sp1. Nematoda sp1.
Nematoda Nematoda
Nematoda Nematoda
Golfingia sp. Golfingia
Golfingiidae Golfingiaformes
Sipunculida Sipuncula
Echinarachnius parma Echinarachnius
Curculionoidea Clypeasteroida
Echinoidea Echinodermata
Lampiran 8. Lanjutan
102 Lampiran 9. Foto jenis beberapa makrozoobentos yang dominan ditemukan
Corophium sp.
Leptochelia sp.
Lumbrineris sp.
Nematoda sp
1
.
Notomastus latericeus Ophelia bicornis
Paraonis gracilis
Syllis cornuta
Tanais cavolini
Terebellides stroemi
Sumber : Dokumentasi pribadi 2011
97
3
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kepulauan Seribu merupakan salah satu kawasan pesisir terletak di wilayah bagian utara Jakarta yang dewasa ini mendapat perhatian khusus dalam hal
kebijakan maupun perencanaan pengelolaan wilayah pesisirnya. Kepulauan Seribu mempunyai potensi yang besar untuk dikelola yang berasal dari sumberdaya
perairannya sebagai pusat aktivitas dan jasa-jasa lingkungan meliputi: sektor perdagangan, transportasi, perikanan, dan pariwisata Estradivari et al. 2007.
Pulau Pramuka termasuk ke dalam salah satu pulau berpenghuni di Kepulauan Seribu yang memiliki tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi karena dijadikan
sebagai Pusat Administrasi Pemerintah Kabupaten kawasan percontohan Kepulauan Seribu Departemen Kehutanan 2008. Hal tersebut memicu aktivitas
masyarakat yang juga berpotensi berdampak negatif secara langsung maupun tidak langsung terhadap kondisi pesisir pulau tersebut. Kerusakan tersebut umumnya
disebabkan oleh aktivitas manusia di wilayah pesisir seperti kegiatan penambangan pasir dan karang, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, serta
pembuangan limbah ke perairan Estradivari et al. 2007. Pada Pulau Pramuka terdapat tiga habitat utama wilayah pesisir yaitu
mangrove, lamun dan terumbu karang. Ketiga habitat tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi tersebut dapat membentuk suatu konektivitas ekologis
untuk menciptakan efek stabilitas pada lingkungan dalam mendukung komunitas biota di dalamnya Amesbury Francis 1988. Pada ketiga habitat tersebut terdapat
proses-proses ekologi, dimana terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Salah satu dari komponen biotik tersebut adalah makrozoobentos.
Makrozoobentos adalah organisme yang hidup di dasar perairan, baik membenamkan diri di dasar perairan maupun hidup di permukaan dasar perairan
Nybakken 1988. Ukuran dari makrozoobentos berkisar antara 0,5 mm – 5 cm
Gray Elliott 2009. Makrozoobentos tersebut memiliki peranan penting dalam rantai makanan dan proses ekologi yang terjadi di beberapa ekosistem tersebut.
Selain memiliki nilai ekologi, beberapa spesies makrozoobentos juga mempunyai
2 nilai ekonomis penting untuk memenuhi kebutuhan manusia, misalnya adalah dari
kelas Krustasea dan Bivalvia Fitriana 2006. Melihat berbagai peranan yang dimiliki makrozoobentos, maka penelitian
mengenai makrozoobentos sebagai indikator konektivitas ekologi pada tiga habitat utama kawasan pesisir terkait dengan kualitas perairan perlu dilakukan. Penelitian
interaksi antar ekosistem ecological connectivity di perairan pesisir masih terbatas. Informasi penelitian dengan pendekatan tersebut belum diketahui pernah dilakukan
di Kepulauan Seribu, khususnya Pulau Pramuka. Penelitian yang telah dilakukan umumnya lebih bersifat interaksi habitat tertentu pada jenis biota tertentu, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Aziz 2010 mengenai asosiasi makrozoobentos dengan lamun di Pulau Pramuka atau Fitriana 2006 mengenai asosiasi
makrozoobentos dengan hutan mangrove hasil rehabilitasi di Ngurah Rai Bali. Unsworth 2008 melakukan penelitian mengenai tingkat konektivitas antara
komunitas ikan di lamun dengan habitat mangrove dan terumbu karang di perairan Taman Nasional Laut Wakatobi yang menunjukkan bahwa terdapat konektivitas
ekologis antara komunitas ikan terhadap ketiga habitat tersebut dilihat dari parameter keragaman spesies dan kelimpahan ikan. Maka melalui penelitian ini akan
diperoleh informasi ilmiah dilihat dari struktur komunitas makrozoobentos, yang berguna untuk pengelolaan ekosistem mangrove, lamun, dan terumbu karang secara
berkelanjutan di Pulau Pramuka. Sehingga diharapkan dapat dijadikan masukan dalam menentukan perencanaan pengelolaan lingkungan di wilayah Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu.
1.2. Perumusan Masalah