Sedimen Konektivitas Komunitas Makrozoobentos antara Habitat Mangrove, Lamun dan Terumbu Karang di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.

37

4.2. Sedimen

Faktor lain yang dapat menjelaskan keadaan perairan pada saat penelitian dilakukan adalah melalui pengamatan parameter fisika dan kimia substrat dasar perairan sedimen perairan. Parameter fisika yang diamati pada penelitian ini adalah tekstur sedimen, sedangkan untuk parameter kimia adalah kandungan C-organik. Pengambilan contoh parameter tersebut dilakukan pada tanggal 23 Januari 2011 Tabel 6. Tabel 6. Parameter fisika dan kimia substrat dasar perairan di lokasi penelitian Pulau Pramuka pada bulan Januari 2011 No Habitat Parameter Nilai 1 Mangrove Tekstur sedimen Pasir 95,82 ± 2,48 Debu 2,81 ± 2,44 Liat 1,37 ± 0,08 C-Organik 0,16 ± 0,14 2 Lamun Tekstur sedimen Pasir 95,75 ± 0,21 Debu 2,57 ± 0,91 Liat 1,68 ± 0,71 C-Organik 0,27 ± 0,20 3 Reef Crest Tekstur sedimen Pasir 96,16 ± 0,45 Debu 2,20 ± 0,76 Liat 1,84 ± 0,70 C-Organik 0,16 ± 0,08

4.2.1. Tekstur sedimen

Pada habitat mangrove, lamun dan reef crest di Pulau Pamuka tipe sedimen secara umum dibentuk oleh pasir. Namun besarnya persen pasir antar ketiga habitat tersebut berbeda. Persen kandungan pasir dalam sedimen pada lokasi pengamatan habitat mangrove adalah sebesar 92,97 - 97,49, dibandingkan dengan persen kandungan debu dan liat. Sedangkan pada lokasi pengamatan habitat lamun persen kandungan pasir sebesar 95,60 - 95,99 dan pada lokasi pengamatan habitat reef crest adalah sebesar 95,73 - 96,62 Tabel 6. 38 98 1 1 Pasir Debu Liat 96 2 2 Pasir Debu Liat 96 2 2 Pasir Debu Liat a b c Gambar 5. Komposisi tekstur sedimen di lokasi penelitian Pulau Pramuka bulan Januari 2011 pada habitat a mangrove, b lamun dan c reef crest Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa lokasi penelitian habitat mangrove memiliki persen kandungan pasir lebih tinggi 98 daripada habitat lamun dan reef crest. Sedangkan pada lokasi pengamatan lamun dan reef crest persen kandungan pasir tidak begitu jauh berbeda 96 karena vegetasi yang berada pada lokasi tersebut adalah lamun, pecahan terumbu karang bahkan campuran dari keduanya. Habitat reef crest disusun oleh substrat pasir kasar dicampur dengan pecahan-pecahan karang.

4.2.2. Kandungan C-organik sedimen

Nilai kandungan C-organik sedimen pada Pulau Pramuka merupakan nilai yang diperoleh berdasarkan pengambilan substrat dasar perairan yang dilakukan pada bulan Januari 2011. Pada habitat mangrove diperoleh nilai kandungan C-organik sebesar 0,08 – 0,32, untuk habitat lamun sebesar 0,08 – 0,48 dan habitat reef crest sebesar 0,08 – 0,24 Tabel 6. Nilai kandungan C-organik tertinggi berada pada stasiun 5 lokasi pengamatan lamun yakni sebesar 0,48. Sedangkan untuk nilai kandungan 39 C-organik terendah terdapat pada hampir di seluruh lokasi pengamatan yakni sebesar 0,08. Perbedaan kandungan C-Organik yang terdapat pada ketiga lokasi pengamatan tersebut tidak terlalu signifikan.

4.3. Kondisi Mangrove, Lamun dan Reef Crest