21
3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di kawasan rehabilitasi lamun dan teripang Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor PKSPL-IPB
sebelah timur Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu pada rentang waktu 23 September 2010 dan 23 Januari 2011. Secara geografis lokasi tersebut berada
pada 05
o
44’29,4” - 05
o
44’44,1” LS dan 106
o
36’57,0” – 106
o
37’05,0” BT. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada bulan September
2010 mewakili musim kemarau dan bulan Januari 2011 mewakili musim hujan. Penelitian ini dibagi menjadi 3 tiga tahapan, yaitu tahap pertama,
pengumpulan data dan informasi mengenai objek penelitian, berupa studi literatur dan studi lapangan pada bulan September 2010 dan Januari 2011. Tahapan kedua
adalah tahap penanganan dan identifikasi sampel pada bulan Februari – Agustus
2011 dan tahapan ketiga adalah pengolahan data berdasarkan metode analisis yang telah ditetapkan. Gambar 2 berikut adalah peta lokasi pengambilan sampel.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian dan pengambilan sampel di Pulau Pramuka
22
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan
bahan yang
digunakan dalam
pengambilan sampel
makrozoobentos dan sedimen antara lain, Corer Gambar 3 dengan diameter 0,1016 m dan luas unit pengambilan contoh sebesar 0,0081 m
2
, kantong plastik, spidol permanen, formalin 4, saringan halus pore size ± 0,5 mm
2
, pewarna Rose Bengal. Sedangkan untuk penanganan sampel adalah saringan halus pore
size ± 0,5 mm
2
, ember, gayung, pinset, baki, alkohol 70, botol film, mikroskop cahaya, kaca pembesar, kertas label, data sheet, spidol, dan buku identifikasi.
Gambar 3. Corer yang digunakan untuk pengambilan sampel makrozoobentos dan substrat sedimen dengan luas unit pengambilan contoh sebesar
0,0081 m
2
Buku identifikasi yang digunakan adalah The Polychaete Worms Definitions and Keys to the Orders, Families and Genera Fauchald 1977 dan Guide to
Identification of Marine and Estuarine Invertebrates Gosner 1971. Penentuan stasiun pengamatan menggunakan GPS Global Positioning System serta roll
meter. Beberapa parameter fisika dan kimia diamati secara in situ dengan menggunakan alat dan bahan seperti termometer untuk mengukur suhu,
refraktometer untuk mengukur salinitas, meteran untuk mengukur kedalaman, secchi disk untuk mengukur kecerahan, kertas lakmus untuk mengukur pH, dan
DO Dissolved oxygen meter untuk mengukur DO di perairan. Lebih jelasnya, alat dan parameter fisika-kimia perairan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Diameter D = 4 Inch = 10,16 cm
= 0,1016 m Luas L
= π.r
2
= 3,14. 5,08
2
= 81,032 cm
2
= 0,0081 m
2
23 Tabel 3. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan dan penanganan
sampel makrozoobentos dan sedimen beserta fungsinya
No Alat dan bahan
Fungsi kegunaan Pengambilan sampel
Alat : 1
Corer Mengambil sampel makrozoobentos dan substrat
sedimen 2
Kantong plastik Wadah sampel
3 Spidol permanen
Memberi tanda stasiun dan ulangan pada plastik sampel 4
Saringan halus Menyaring air dan lumpur halus sebelum sampel
dimasukkan ke dalam plastik Bahan :
1 Formalin 4
Mengawetkan sampel makrozoobentos 2
Rose Bengal Pewarna organisme pada sampel
Penanganan sampel
Alat : 1
Saringan halus Menyaring organisme
2 Ember
Wadah air untuk membilas sampel makrozoobentos 3
Gayung Alat pengambil air
4 Baki
Wadah untuk menyaring makrozoobentos 5
Pinset Mengambil organisme yang ditemukan pada sampel
6 Botol film
Wadah tempat menyimpan sampel makrozoobentos 7
Kertas label Memberi tanda pada botol film
8 Spidol
Memberi tanda pada botol film 9
Data sheet Menulis data hasil identifikasi makrozoobentos
10 Mikroskop
Mengamati makrozoobentos untuk diidentifikasi 11
Buku identifikasi Mengetahui jenis makrozoobentos
Bahan : 1
Alkohol 70 Mengawetkan sampel makrozoobentos
2 Air
Membersihkan sampel
3.3. Rancangan Penelitian