66 di Teluk Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan daerah estuari. Tinggi
rendahnya nilai keanekaragaman spesies dapat disebabkan oleh jumlah spesies yang diperoleh, adanya dominasi dari spesies tertentu, substrat yang homogen,
serta keberadaan lamun atau karang yang bervariasi sehingga hanya spesies tertentu yang mampu beradaptasi pada habitat tersebut Cappenberg
Panggabean 2005.
4.4.5. Indeks Keseragaman E’ Makrozoobentos
Nilai indeks keseragaman dapat membandingkan distribusi jumlah individu dalam suatu spesies yang terdapat pada suatu komunitas, yang berkisar antara
0 - 1. Berdasarkan hasil pengamatan per stasiun pada bulan September 2010, besarnya nilai indeks keseragaman berkisar antara 0,43
– 0,88. Nilai indeks keseragaman terendah terdapat pada stasiun 1, sedangkan indeks keseragaman
tertinggi terdapat pada stasiun 14. Pada bulan Januari 2011 besarnya nilai indeks keseragaman per stasiun berkisar antara 0,10
– 0,91. Nilai indeks keseragaman tertinggi terdapat pada stasiun 23, sedangkan indeks keseragaman terendah
terdapat pada stasiun 1 Gambar 19. Berdasarkan habitat lokasi pengamatan dapat diketahui bahwa nilai indeks
keseragaman tertinggi pada bulan September 2010 berada pada lokasi pengamatan habitat reef crest sebesar 0,76, sedangkan nilai indeks keseragaman terendah
berada pada habitat mangrove sebesar 0,58. Pada bulan Januari 2011, besarnya nilai indeks keseragaman makrozoobentos tertinggi terdapat pada habitat reef
crest sebesar 0,77, sedangkan indeks keseragaman terendah terdapat pada habitat mangrove yaitu sebesar 0,54 Gambar 19. Baik pada bulan September 2010
maupun Januari 2011 dapat diketahui bahwa semakin menjauhi daratan nilai indeks keseragaman makrozoobentos juga akan semakin tinggi.
Pada bulan September 2010 dan Januari 2011 besarnya nilai indeks keseragaman hampir mendekati 1 pada stasiun yang berada di habitat lamun dan
reef crest, namun pada bulan Januari 2011 di stasiun 1 dan 9, yang merupakan habitat mangrove, nilai indeks keseragaman sangat rendah yang mendekati 0. Hal
ini dapat disebabkan oleh terjadinya penyebaran jenis makrozoobentos yang tidak merata pada stasiun tersebut, yakni hanya dihuni oleh beberapa spesies saja.
67
a
b
Gambar 19. Indeks keseragaman Pielou E’ makrozoobentos pada bulan September 2010 dan Januari 2011 berdasarkan a stasiun dan b
habitat n mangrove n lamun = 9; n reef crest = 6
Indeks keseragaman menggambarkan proporsi individu tiap spesies dalam komunitas makrozoobentos. Berdasarkan habitat pengamatan diketahui bahwa
indeks keseragaman pada habitat reef crest lebih tinggi dibandingkan dengan
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
1 2
3 9 10 11 17 18 19 4
5 6 12 13 14 20 21 22 7
8 15 16 23 24 E
Stasiun
Bulan September 2010 Bulan Januari 2011
Mangrove Lamun
Reef crest n = 3
Bulan September 2010 = 0,75 0,11 Bulan Januari 2011 = 0,75 0,17
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20 1,40
Mangrove Lamun
Reef crest
E
Habitat
Bulan September 2010 Bulan Januari 2011
n mangrove lamun = 9; n reef crest = 6 Bulan September 2010 = 0,68 0,09
Bulan Januari 2011 = 0,68 0,11
68 habitat mangrove dan lamun. Besarnya nilai indeks keseragaman ini berkaitan
dengan dominansi suatu spesies dalam komunitas Ramadhan 2010. Semakin tinggi nilai indeks keseragaman maka semakin rendah nilai dominansi pada suatu
komunitas makrozoobentos. Tingginya nilai indeks keseragaman pada habitat reef crest menunjukkan rendahnya jenis makrozoobentos yang mendominasi
komunitas tersebut, sedangkan rendahnya nilai indeks keseragaman pada habitat mangrove dan lamun menunjukkan ada beberapa jenis makrozoobentos yang
mendominasi komunitas makrozoobentos tersebut.
4.5. Konektivitas Makrozoobentos dengan Mangrove, Lamun dan Reef