donasi yang mulai diterapkan pada tahun 2014. Asumsi tersebut digunakan karena ingin melihat perbedaan analisis finansial saat masih mendapatkan donasi
dengan saat sudah tidak ada donasi dan menggunakan harga tiket sebagai pengganti donasi.
Analisis finansial pengembangan ini dihitung sejak tahun 2014 hingga 2023. Hal ini disebabkan nilai investasi tertinggi adalah bangunan yang umur
teknisnya diperkirakan berumur sepuluh tahun. Berikut hasil dari analisis kelayakan jangka panjang yang menghitung WTP sebagai harga tiket masuk.
6.7.1 Arus Penerimaan Inflow, Arus Pengeluaran Outflow 2014-2023
Inflow yang didapatkan TCEC berasal dari donasi, penjualan sovenir, sewa lapangan, sewa kantin, adopsi tukik, dan penyu upacara adat. Analisis
kelayakan untuk jangka panjang yaitu sejak tahun 2014 hingga tahun 2023 diasumsikan dengan tidak adanya donasi sejak tahun 2014. Donasi yang biasa
didapatkan hingga tahun 2013 digantikan dengan nilai WTP yang sudah didapatkan yaitu Rp 10.661,76, dibulatkan menjadi Rp 10.000 untuk wisatawan
nusantara dan Rp 55.333,33 dengan dibulatkan menjadi Rp 55.000 untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket masuk didapatkan dengan cara mengkalikan
nilai WTP yang sudah dibulatkan dengan jumlah kunjungan yang didapatkan dari data wisatawan pada tahun 2012. Jumlah wisatawan diasumsikan meningkat 2
setiap tahunnya. Harga tiket masuk diasumsikan sudah termasuk dengan biaya untuk adopsi tukik. Penjualan sovenir diasumsikan meningkat 1 setiap
tahunnya. Sewa lapangan, sewa kantin dan penyu upacara adat diasumsikan sama dengan tahun 2012. Berikut tabel total inflow dan outflow per tahun kegiatan
pelestarian penyu.
Tabel 22. Total Inflow dan Outflow TCEC Tahun 2014-2023
Tahun Proyek Penerimaan
Biaya Investasi Biaya Operasional
1 1.190.525.000
862.500.000 735.183.100
2 1.212.339.750
15.750.000 839.270.180
3 1.234.154.500
25.000.000 920.847.033
4 1.255.969.250
116.000.000 1.011.390.797
5 1.277.784.000
17.000.000 1.112.034.679
6 1.299.598.750
332.000.000 1.124.810.449
7 1.321.413.500
3.000.000 1.243.996.885
8 1.343.228.250
35.000.000 1.351.282.585
9 1.365.043.000
172.000.000 1.267.870.067
10 1.386.857.570
166.000.000 1.275.745.317
Sumber: Hasil Analisis Data 2013
Arus masuk yang didapatkan TCEC lebih besar saat menerapkan harga tiket masuk. Hal ini menunjukkan bahwa harga tiket masuk mempunyai pengaruh
yang sangat besar untuk pendapatan TCEC kedepannya. Sehingga dapat meningkatkan fasilitas dan pengembangan yang lebih baik dalam pelestarian
penyu untuk kelestarian penyu kedepannya. Outflow terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Tahun 2014
adalah dimana pengembangan TCEC dimulai, sehingga banyak pengeluaran untuk perbaikan dan penambahan investasi. Biaya operasional untuk pembelian
tukik dan telur penyu disesuaikan dengan asumsi lebih besar dari meningkatnya pengunjung setiap tahunnya, yaitu 3. Biaya operasional pembelian souvenir
diasumsikan meningkat 2 setiap tahunnya sesuai dengan kebutuhan. Rincian cashflow secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 19.
6.7.2 Analisis Kelayakan Finansial 2014-2023
Analisis kelayakan finansial di TCEC menggunakan tingkat suku bunga sebesar 8 berdasarkan tingkat suku bunga deposito. Hasil analisis kelayakan
finansial di TCEC dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil Analisis Kelayakan Finansial TCEC Tahun 2014-2023
NPV 212.193.448
PV + 774.378.371
PV - 562.184.923
Net BC
1,38 IRR
40 Sumber: Hasil Analisis Data 2013
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil bahwa nilai NPV yang diperoleh lebih dari nol NPV 0, yaitu sebesar Rp 212.193.448. Artinya, jumlah
manfaat bersih yang diterima TCEC selama tahun 2014 hinga 2023 adalah Rp 212.193.448, sehingga usaha tersebut layak untuk dijalankan.