2.6.5 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengaatan
lainnya. Cara untuk mengeteahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas Ghozali, 2006. 2.6.6 Uji Autokolerasi
Menurut Juanda 2009, salah satu asumsi dari model regresi linear yang baik adalah dengan tidak adanya autokorelasi atau korelasi serial antara sisaan.
Jika antar sisaan tidak bebas, maka dapat dikatakan ada masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dapat menggunakan metode grafik atau
dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
2.7 Analisis Kelayakan
Evaluasi proyek dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis ekonomi dan analisis finansial. Analisis ekonomi memandang proyek dari sudut
perekonomian secara keseluruhan. Sementara itu, analisis finansial memandang proyek dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam
proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek Kadariah et. al., 1978 dalam Hartanto, 2007. Gittinger 1986 menjelaskan bahwa analisis ekonomi
atau analisis sosial adalah analisis yang digunakan untuk menghitung manfaat dan biaya proyek dari segi pemerintah atau masyarakat secara keseluruhan sebagai
pihak yang berkepentingan dalam proyek, sedangkan analisis finansial adalah analisis yang digunakan untuk menghitung manfaat dan biaya proyek dari segi
individu atau swasta sebagai pihak yang berkepentingan dalam proyek. Menurut Husnan dan Sarwono 2000 dalam Jumadi 2009, pada
umumnya ada lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi. Metode tesebut diantaranya metode Average Rate Return,
Payback Period, Present Value, Internal Rate of Return, serta Probability Indeks.
Selain itu, Gittinger 1986 menyebutkan bahwa dana yang diinvestasikan itu layak atau tidak layak akan diukur melalui kriteria investasi yaitu Net Present
Value, Net Benefit-Cost Ratio, Internal Rate of Return, dan Payback Period.
2.7.1 Net Present Value
Net Present Value NPV atau manfaat sekarang bersih adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang timbul oleh penanaman investasi Gittinger,
1986. Dengan kata lain, NPV adalah selisih antara total present value dari manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat
bersih selama umur proyekbisnis. Jika NPV bernilai positif, maka proyek tersebut menguntungkan, dan apabila NPV bernillai negatif, maka proyek tersebut tidak
layak untuk dilaksanakan.
2.7.2 Net Benefit-Cost Ratio
Net Benefit-Cost Ratio Net BC atau rasio manfaat biaya bersih adalah nilai sekarang arus manfaat dibagi dengan nilai sekarang arus biaya. Dengan kata
lain Net BC adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfat bersih yang bernilai negatif. Net BC menunjukkan besarnya tongkat
tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah Gittinger, 1986.
2.7.3 Internal Rate of Return
Internal Rate of Return IRR atau tingkat pengembalian internal adalah tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar oleh proyek umur sumberdaya yang
digunakan karena proyek membutuhkan dana untuk biaya-biaya operasi dan investasi dari proyek baru sampai pada tingkat pulang modal. Satuan yang
dihasilkan dari perhitungan IRR ini adalah dalam persentase . Didalam prakteknya menghitung tingkat IRR umumnya dilakukan dengan menggunakan
metode interpolasi diantara tingkat discount rate yang lebih rendah yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount yang lebih tinggi yang
menghasilkan NPV negatif Gittinger, 1986.