Pendekatan Biaya Perjalanan Travel Cost Method

2.8 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang dijadikan referensi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Amanda 2009, tentang kesediaan membayar pengunjung Obyek Wisata Danau Situgede dalam Upaya Pelestarian Lingkungan, hasil penelitian oleh Firandari 2009 mengenai Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan dan penelitian yang dilakukan oleh Giffari 2008 mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Program Konservasi Penyu Studi Kasus di Kawasan Konservasi Laut Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil penelitian Amanda 2009 tentang kesediaan membayar pengunjung obyek wisata Danau Situ Gede dalam upaya pelestarian lingkungan, diketahui bahwa 81 responden yang merupakan pengunjung Danau Situgede bersedia untuk membayar dalam upaya pelestarian lingkungan. Melalui Pendekatan CVM diketahui nilai rata-rata WTP pengunjung Danau Situgede yaitu sebesar Rp 3.588,24 dengan nilai total WTP TWTP sebesar Rp 2.342.000,00. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah faktor tingkat pendapatan, pemahaman serta pengetahuan responden mengenai manfaat dan kerusakan danau, serta faktor biaya kunjungan. Hasil penelitian dari Firandari 2009 mengenai Analisis Permintaan dan Nilai Ekonomi Wisata Pulau Situ Gintung-3 dengan Metode Biaya Perjalanan adalah adanya surplus konsumen pengunjung PSG-3 sebesar Rp 28.985,51 per kunjungan dan nilai manfaatnilai ekonomi PSG-3 sebagai tempat wisata adalah sebesar Rp 3.373.130.755,00. Analisis Willingness to Pay WTP pengunjung terhadap harga tiket PSG-3 diperoleh hasil bahwa apabila terjadi kenaikan harga tiket, pengunjung masih ingin membayar harga tiket masuk PSG-3 sampai taraf harga Rp 8.577,00. Giffari 2008 melakukan penelitian mengenai Partisipasi Masyarakat dalam Program Konservasi Penyu Studi Kasus di Kawasan Konservasi Laut Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian tersebut menghasilkan bahwa dengan adanya pengelolaan penyu hijau di dalam KKL akan memulihkan populasi dan mengurangi ancaman kepunahan. Perencanaan perlindungan habitat pada kasus Kepulauan Derawan menghasilkan rancangan dan arahan pengelolaan KKL Kepulauan Derawan. Proses perencanaan secara partisipatif merupakan pendekatan secara bottom-up yang melibatkan seluruh stakeholder ditingkat lokal. Data dan informasi diperoleh secara langsung dari para pengguna sumberdaya alam mulai dari identifikasi target konservasi, penentuan prioritas konservasi hingga penyusunan strategi konservasi yang dapat diterima masyarakat. Ketiga penelitian di atas dapat dilihat dengan lebih rinci dalam Tabel 5 dibawah ini.