Fitokimia Komposisi asam lemak dan kolesterol sotong (Sepia recurvirostra)

4.4 Fitokimia

Analisis fitokimia sotong dilakukan terhadap ekstrak kasar daging, tinta, dan cangkang sotong yang telah diekstraksi. Ekstraksi adalah suatu proses penarikan komponen yang diinginkan dari suatu bahan dengan menggunakan pelarut yang dipilih sehingga komponen yang diinginkan dapat larut Ansel 1989. Proses ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan bagian tertentu dari suatu bahan yang mengandung komponen aktif. Proses ekstraksi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu ekstraksi sederhana maserasi dengan cara merendam sampel dalam pelarut metanol. Penggunaan metanol sebagai pelarut karena metanol merupakan pelarut polar yang baik dan dapat melarutkan senyawa polar dan non polar Apriandi 2011. Pelarut metanol mampu mengekstrak senyawa alkaloid kuarterner, komponen fenolik, karotenoid, dan tanin Harborne 1987. Metanol juga mampu mengekstrak senyawa yang bersifat nonpolar misalnya lilin dan lemak Houghton dan Raman 1998. Hasil analisis fitokimia ekstrak kasar badan, tinta, dan cangkang sotong dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil analisis fitokimia ekstrak kasar sotong Sepia recurvirostra Uji Ekstrak Badan Tinta Cangkang Alkaloid a. Dragendorff b. Meyer c. Wegner Steroid Flavonoid Saponin Fenol hidrokuinon Molisch Benedict Biuret Ninhidrin ++ +++ +++ + - - - + - ++ ++ ++ ++ +++ ++ - - - + - + + + + ++ + - - - + - - + Keterangan: - : Tidak terdeteksi, + : Lemah, ++ : Kuat, +++ : Sangat kuat Hasil analisis fitokimia pada Tabel 5 menunjukkan bahwa ekstrak kasar sotong mengandung komponen bioaktif yang lebih banyak pada ekstrak kasar badan dan tinta dibandingkan cangkang. Komponen bioaktif yang terdapat pada ekstrak kasar badan dan tinta adalah alkaloid, steroid, karbohidrat, peptida, dan asam amino. Secara keseluruhan tampak bahwa aktivitas komponen bioaktif ekstrak kasar badan lebih besar dibandingkan tinta. Komponen bioaktif pada ekstrak kasar cangkang meliputi alkaloid, steroid, karbohidrat, dan asam amino. 1 Alkaloid Alkaloid adalah golongan terbesar dari senyawa hasil metabolisme sekunder yang terbentuk berdasarkan prinsip pembentukan campuran Sirait 2007. Senyawa alkaloid mencakup senyawa bersifat basa mengandung satu atau lebih atom nitrogen sebagai bagian dari sistem siklik Harborne 1987. Senyawa alkaloid dikelompokkan menjadi tiga antara lain, alkaloid sesungguhnya, protoalkaloid, dan pseudoalkaloid. Alkaloid sesungguhnya adalah racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat basa, mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, dan diturunkan dari asam amino Sastrohamidjojo 1996. Komponen alkaloid pada penelitian ini terdeteksi pada ekstrak kasar badan, tinta, dan cangkang. Bioaktif jenis alkaloid umumnya larut pada pelarut organik non polar, akan tetapi ada beberapa kelompok seperti pseudoalkaloid dan protoalkaloid yang larut pada pelarut polar misalnya air Lenny 2006. Metanol merupakan pelarut polar, sehingga diduga bahwa sotong tidak mengandung alkaloid sesungguhnya yang bersifat racun, tetapi mengandung protoalkaloid dan pseudoalkaloid. Protoalkaloid merupakan amin yang relatif sederhana dimana nitrogen-nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik, sedangkan pseudoalkaloid merupakan komponen alkaloid yang tidak diturunkan dari prekursor asam amino dan biasanya bersifat basa Lenny 2006. Alkaloid kerap kali bersifat racun pada manusia, tetapi ada juga yang memiliki aktivitas fisiologis pada kesehatan manusia sehingga digunakan secara luas dalam pengobatan Harborne 1984. 2 Steroid Triterpenoid merupakan komponen dengan kerangka karbon yang terdiri dari 6 unit isoprene dan dibuat secara biosintesis dari skualen C 30 hidrokarbon asiklik. Triterpenoid memiliki struktur siklik yang kompleks, sebagian besar terdiri atas alkohol, aldehid, atau asam karboksilat. Triterpenoid tidak berwarna, jernih, memiliki titik lebur tinggi dan merupakan komponen aktif yang sulit dikarakterisasi Harborne 1984. Steroid merupakan golongan triterpena yang tersusun atas sistem cincin cyclopetana perhydrophenanthrene . Steroid pada mulanya dipertimbangkan hanya sebagai komponen pada substansi hewan saja sebagai hormon seks, hormon adrenal, asam empedu, dan lain sebagainya, akan tetapi akhir-akhir ini steroid juga ditemukan pada substansi tumbuhan Harborne 1984. Komponen steroid yang terdeteksi untuk uji ini adalah pada ekstrak kasar badan, tinta, dan cangkang sotong. Steroid ini diduga memiliki efek peningkat stamina tubuh aprodisiaka dan anti-inflamasi. Triterpenoid alami juga memiliki aktivitas antitumor karena mempunyai kemampuan menghambat kinerja enzim topoisomerase II, dengan cara berikatan dengan sisi aktif enzim yang nantinya akan mengikat DNA dan membelahnya Setzer 2008. 3 Karbohidrat Karbohidrat merupakan komponen organik kompleks yang dibentuk melalui proses fotosintesis pada tanaman, dan merupakan sumber energi utama dalam respirasi. Karbohidrat berperan dalam penyimpanan energi pati, transportasi energi sukrosa, serta pembangun dinding sel selulosa Harborne 1984. Karbohidrat mempunyai struktur, ukuran dan bentuk molekul yang berbeda-beda. Karbohidrat umumnya aman untuk dikonsumsi tidak beracun. Rumus kimia karbohidrat umumnya C x H 2 O y Fennema 1996. Hasil uji Molisch menunjukkan bahwa ekstra kasar badan, tinta, dan cangkang sotong mengandung unsur karbohidrat. Hasil pengujian ini mendukung hasil analisis proksimat karbohidrat pada badan sotong, yaitu sebesar 0,96. Karbohidrat yang terdapat pada hewan umumnya berbentuk glikogen, dan dapat dipecah menjadi D-glukosa Winarno 2008. Karbohidrat berperan untuk mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan yang berakibat kepada penurunan fungsi protein sebagai enzim dan fungsi antibodi, timbulnya ketosis, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein Winarno 2008. Karbohidrat berperan dalam interaksi hewan dan tumbuhan, perlindungan dari luka dan infeksi, serta detoksifikasi dari substansi asing Harborne 1984. 4 Peptida Peptida merupakan ikatan kovalen antara dua atau lebih molekul asam amino melalui suatu ikatan amida substitusi. Ikatan ini dibentuk dengan menarik unsur H 2 O dari gugus karboksil suatu asam amino dan gugus α-amino dari molekul lain, dengan reaksi kondensasi yang kuat. Transisi dari polipeptida menjadi protein tidak banyak dijelaskan, tetapi batasan pengertian protein umumnya diasumsikan sebagai rantai peptida yang memiliki berat molekul sekitar 10 kDa atau mengandung kurang lebih 100 residu asam amino Lehninger 1988; Belitz dan Grosch 2009. Hasil uji Biuret menunjukkan bahwa peptida terdeteksi pada ekstrak kasar badan dan tinta. Peptida yang terdeteksi pada ekstrak kasar badan diduga berasal dari protein yang merupakan komponen metabolit primer. Beberapa peptida menunjukkan aktivitas biologis yang nyata. Salah satunya adalah peptida pendek enkefalin, hormon yang dibentuk dalam pusat sistem syaraf. Hormon ini berperan sebagai analgesik alami dalam tubuh yang dapat meniadakan rasa sakit ketika molekul- molekul ini berikatan dengan reseptor spesifik pada sel tertentu dalam otak, yang biasanya berikatan dengan morfin, heroin dan jenis candu lainnya Lehninger 1988. 5 Asam amino Asam amino merupakan komponen penyusun protein yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Asam amino dapat diperoleh dengan menghidrolisis protein dalam asam, alkali, ataupun enzim. Sebuah asam amino tersusun atas sebuah atom α-carbon yang berikatan secara kovalen dengan sebuah atom hidrogen, sebuah gugus amino, dan sebuah gugus rantai R. Semua asam amino berkonfigurasi α dan mempunyai konfigurasi L, kecuali glisin yang tidak mempunyai atom C asimetrik. Hanya asam amino L yang merupakan komponen protein Fennema 1996; Winarno 2008. Hasil uji Ninhidrin menunjukkan bahwa asam amino terdeteksi pada ekstrak kasar badan, tinta, dan cangkang sotong. Tabel 6 menunjukkan komponen bioaktif spesies moluska lain sebagai perbandingan hasil analisis komponen biaoktif sotong Sepia recurvirostra. Tabel 6 Komponen bioaktif moluska Uji Keong ipong-ipong Fasciolaria salmo Keong pepaya Melo sp. Jenis pelarut Kloroform Etil asetat Metanol Kloroform Etil asetat Metanol a b a b a b a b a b a b Alkaloid a. Dragendorff b. Meyer c. Wegner Steroid Flavonoid Saponin Fenol hidrokuinon Molisch Benedict Biuret Ninhidrin - - - ++ - - - + - - - - + - ++ - - - + - - - + - + + - - - + - - - - - + + - - - + - - - + - + + - - - + + ++ ++ + - + + - - - + - ++ ++ + + + + - - - + - - - + + + + - - - + - - - + + + + - - - + - - - + + + + - - - + - - - + + + - - - - + - - - + + + - - - - + - - - Keterangan: a : badan + : lemah b : kepala ++ : kuat Nurjanah et al. 2011 Suwandi et al. 2010

4.5 Komposisi Asam Lemak Sotong Sepia recurvirostra