Preparasi bahan baku, pengukuran morfometrik, dan perhitungan rendemen

3.1.1 Preparasi bahan baku, pengukuran morfometrik, dan perhitungan rendemen

Pengambilan sampel sotong Sepia recurvirostra dilakukan di pasar ikan Muara Angke, Jakarta Utara. Sebanyak 30 ekor sampel sotong diukur morfometriknya, meliputi panjang baku jarak dari ujung tanganoral arm hingga ujung bagian paling bawah badan sotong, lebar jarak dari ujung sisi terluar sirip hingga sisi terluar sirip yang lain, dan tebal jarak dari bagian doral hingga ventral. Kemudian berat rata-rata sotong diukur, meliputi berat utuh, berat badan, berat kepala, berat jeroan, dan berat cangkang. Rendemen sotong dihitung dengan rumus: Rendemen = x 100 Bagian badan dan kepala yang telah dipreparasi dicincang hingga cukup halus dan dipersiapkan untuk analisis selanjutnya. 3.1.2 Analisis proksimat Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk memprediksi komposisi kimia suatu bahan, termasuk di dalamnya analisis kadar air, abu, protein dan lemak. 1 Analisis kadar air AOAC 1995 Analisis kadar air didasarkan pada perbedaan berat contoh sebelum dan sesudah dikeringkan. Cawan porselin kosong dikeringkan di dalam oven selama 30 menit dengan suhu 102-105 o C, lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 5 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 102-105 o C selama ± 6 jam. Setelah ± 6 jam cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit hingga dingin kemudian ditimbang bobotnya. Persentase kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar air = x 100 Keterangan: A = Berat cawan porselen kosong gram B = Berat cawan porselen dengan sampel gram sebelum dioven C = Berat cawan porselen dengan sampel gram setelah dioven 2 Analisis kadar abu AOAC 1995 Analisis kadar abu dilakukan dengan mengabukan sampel di dalam tanur. Cawan porselin kosong dikeringkan di dalam oven selama 30 menit dengan suhu 102-105 o C, lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 5 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselin, kemudian dibakar dengan menggunakan kompor listrik hingga tidak berasap. Cawan kemudian dimasukkan ke dalam tanur dengan suhu 600 o C selama ± 8 jam hingga diperoleh abu yang berwarna putih keabu-abuan. Setelah itu, cawan beserta sampel didinginkan dalam desikator selama 30 menit hingga dingin dan ditimbang. Persentase kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar abu = x 100 Keterangan: A = Berat cawan porselen kosong gram B = Berat cawan porselen dengan sampel gram sebelum ditanur C = Berat cawan porselen dengan sampel gram setelah ditanur 3 Analisis kadar protein AOAC 1995 Prinsip dari analisis protein, yaitu untuk mengetahui kandungan protein kasar crude protein pada suatu bahan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. a Tahap destruksi Sampel sotong ditimbang seberat 0,5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam tabung kjeltec. Satu butir kjeltab dimasukkan ke dalam tabung tersebut dan ditambahkan 10 mL H 2 SO 4 . Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan ke dalam alat pemanas dengan suhu 410 o C ditambahkan 10 ml air. Proses destruksi dilakukan sampai larutan menjadi bening. b Tahap destilasi Destilasi terdiri dari 2 tahap, yaitu persiapan dan sampel. Tahap persiapan dilakukan dengan membuka kran air kemudian dilakukan pengecekan alkali dan air dalam tanki, tabung dan erlenmeyer yang berisi akuades diletakkan pada tempatnya. Tombol power pada kjeltec sistem ditekan lalu dilanjutkan dengan menekan tombol steam dan tungku beberapa lama sampai air di dalam tabung mendidih. Steam dimatikan, tabung kjeltec dan erlenmeyer dikeluarkan dari alat kjeltec sistem. Tahap sampel dilakukan dengan meletakkan tabung yang berisi daging sotong yang sudah didestruksi ke dalam kjeltec sistem beserta erlenmeyer yang diberi asam borat. Destilasi dilakukan sampai volume larutan dalam erlenmeyer yang berisi asam borat mencapai 25 ml. c Tahap Titrasi Titrasi dilakukan dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai warna larutan pada erlenmeyer berubah warna menjadi pink. Perhitungan kadar protein sotong: Kadar nitrogen = Kadar protein = Nitrogen x faktor konversi 6,25 4 Analisis kadar lemak AOAC 1995 Sampel sebanyak 5 gram ditimbang dan dibungkus dalam kertas saring kemudian kedua ujungnya ditutup dengan kapas bebas lemak. Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah dikeringkan dan ditimbang, kemudian disambungkan dengan tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung soxhlet. Pelarut lemak n-heksana dituangkan ke dalam labu lemak secukupnya. Proses refluks dilakukan selama 6 jam sampai pelarut yang turun kembali ke labu lemak berwarna jernih. Pelarut yang ada dalam labu lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105 ˚C, setelah itu dimasukkan dalam desikator sampai beratnya konstan. Selanjutnya lemak beserta labunya ditimbang dan kadar lemak dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar lemak = x 100 Keterangan: W1 = berat sampel gram W2 = berat labu lemak tanpa lemak gram W3 = berat labu lemak dengan lemak gram 5 Kadar karbohidrat by difference Kadar karbohidrat total ditentukan dengan metode by difference yaitu: Karbohidrat = 100 - kadar air + kadar abu + kadar lemak + kadar protein

3.1.3 Uji fitokimia Harborne 1984