DISKONFIRMASI AFEKSI MUTU TINJAUAN PUSTAKA

6 antara persepsi pelanggan terhadap manfaat yang diterima dari membeli dan menggunakan suatu produk atau jasa dengan persepsi biaya yang ditanggung. Pelanggan bersedia dan mampu melakukan pembelian jika manfaat yang diterima lebih besar dari biaya yang harus dibayar dan produk atau jasa tersebut menawarkan nilai lebih dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya.

2.2 DISKONFIRMASI

Menurut Tjiptono 2008, kepuasan dan ketidakpuasan merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelum pemakaian dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya. Berdasarkan perspektif psikologi dari kepuasan pelanggan, terdapat dua model kepuasan pelanggan yaitu model kognitif dan model afektif. Salah satu model kognitif yang sering dijumpai adalah the expectancy disconfirmation model. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh dua variabel kognitif yaitu harapan prapembelian prepurchase expectations yaitu keyakinan kinerja yang diantisipasi dari suatu produk atau jasa, dan disconfirmation yaitu perbedaan antara harapan prapembelian dan persepsi purnabeli postpurchase perception. Menurut Tjiptono 2008, penilaian terhadap kepuasan atau ketidakpuasan berdasarkan the expectancy disconfirmation model ada tiga yaitu : 1. Positive disconfirmation jika kinerja melebihi yang diharapkan 2. Simple disconfirmation jika keduanya sama 3. Negative disconfirmation jika kinerja lebih buruk daripada yang diharapkan.

2.3 AFEKSI

Menurut Tjiptono 2008, model afeksi menyatakan bahwa penilaian pelanggan secara individual terhadap suatu produk atau jasa tidak hanya berdasarkan perhitungan secara rasional, tetapi juga berdasarkan kebutuhan subjektif, aspirasi dan pengalaman. Fokus model afeksi lebih dititikberatkan pada tingkat aspirasi, perilaku belajar learning behavior, emosi, perasaan spesifik apresiasi, kepuasan, keengganan dan lain-lain, suasana hati mood, dll. Maksud dari fokus ini adalah agar dapat dijelaskan dan diukur tingkat kepuasan dalam suatu kurun waktu longitudinal.

2.4 MUTU

Menurut Kotler dan Armstrong 2008, mutu mempunyai dampak langsung terhadap kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, mutu berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Mutu didefinisikan dengan “bebas dari kerusakan”. Menurut perkumpulan Amerika untuk mutu the American Society for Quality dalam Kotler dan Armstrong 2008, mutu merupakan karakteristik produk atau jasa yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat. Siemens dalam Kotler dan Armstrong 2008 menyatakan bahwa mutu adalah ketika pelanggan kita kembali dan produk kita tidak kembali. 7

2.5 PRODUK