Tabel III-1. Klasifikasi dan luas penutupan lahan di TNGHS
No Jenis tutupan lahan
Luas km
2
1 Badan air
282 2
Hutan 694225
3 Hutan tanaman
44292 4
Kebun campuran 52318
5 Kebun karet
61460 6
Kebun the 29433
7 Ladang
70732 8
Lahan kosong 6520
9 Lahan terbangun
9720 10
Rumput 9164
11 Sawah
32876 12
Semak 182067
13 Tidak terdata
24 Total area
1193113 Sumber: BTNGHS 2011
3. 2. 2 Iklim
Curah  hujan  rata-rata  di  wilayah  TNGHS  bervariasi  antara  4.000  mm sampai 6.000 mmtahun. Bulan Oktober
– April merupakan musim hujan dengan curah  hujan  antara  400  mm
–  600  mmbulan,  sedangkan  musim  kemarau berlangsung dari bulan Mei
– September dengan curah hujan rata-rata sekitar 200 mmbulan.  Suhu  udara  rata-rata  bulanan  31,5
C  dengan  suhu  terendah  19,7 C
dan suhu tertinggi 31,8 C. Kelembaban udara rata-rata 88.
3. 2. 3 Hidrologi
Di bagian utara dari kawasan ini terdapat tiga Daerah Aliran Sungai DAS penting, yaitu sungai Ciberang, Cidurian, dan Cikaniki Hartono 2007. Di bagian
sebelah selatan terdapat sembilan DAS yaitu, Cimandur, Cihara, Cisiih, Cibareno, Cisolok, Cimaja, Cikasomayang, Citepus, dan Cimandiri. Aliran air sungai-sungai
tersebut  banyak  dimanfaatkan  untuk  irigasi  lahan  pertanian,  air  rumah  tangga, pembangkit listrik mikrohidro, industri dan wisata arung jeram.
3. 3 Biotik Kawasan 3. 3. 1 Flora
Kawasan  TNGHS  pada  ketinggian  500  -  1.500  mdpl  terdapat  jenis-jenis rasamala  Altingia  excelsa,  puspa  Schima  walichii,  saninten  Castanopsis
javanica,  kiriung  anak  Castanopsis  acuminatissima,  pasang  Quercus gemelliflora,  ganitri  Elaeocarpus  ganitrus,  kileho  Saurauia  pendula,    dan
kimerak  Weinmannia  blumei.  Pada  ketinggian  di  atas  1.500  mdpl  didominasi jenis jamuju Dacrycarpus imbricatus, kibima Podocarpus blumei, dan kiputri
Podocarpus  neriifolius.  Jenis  yang  menarik  adalah  hamirung  Vernonia arborea  yang merupakan satu-satunya anggota suku Asteraceae  yang berbentuk
pohon, jenis ini ditandai dengan perbungaan yang majemuk.
3. 3. 2 Fauna
Di  kawasan  TNGHS  ditemukan  61  jenis  mamalia,  diantaranya  terdapat jenis-jenis  endemik  pulau  Jawa  dan  jenis-jenis  terancam  punah.  Jenis-jenis
terancam  punah dapat  dijumpai  saat  ini, antara lain: macan tutul  jawa  Panthera pardus  melas,  kucing  hutan  Prionailurus  bengalensis,  owa  jawa  Hylobates
moloch,  surili  Presbytis  comata,  lutung  Tracypithecus  auratus,  ajag  Cuon alpinus  javanicus  dan  sigung  Mydaus  javanensis.  Selain  jenis-jenis  mamalia
juga tercatat 244 jenis burung, dimana 32 jenis diantaranya adalah endemik Pulau Jawa  dengan  penyebaran  terbatas  bahkan  beberapa  jenis  terancam  punah,  yaitu
elang  jawa  Nisaetus  bartelsi,  ciung-mungkal  jawa  Cochoa  azurea,  celepuk jawa Otus angelinae, dan luntur gunung Harpactes reinwardtii.