1 Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN

4. 2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System GPS Garmin eTrex, kompas, lampu senter, meteran, tali, alat pengukur waktu, kamera digital, program software ArcGIS versi 9.3, minitab 4.1, dan buku panduan lapang field guide mamalia Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Bahan yang digunakan adalah peta digital kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, baterei alkaline, dan gipsum untuk mencetak jejak kaki satwa.

4. 3 Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data terdiri dari tiga tahap, yaitu:

1. Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan meliputi: a. Orientasi pengenalan lapang, untuk penentuan sample plot pengamatan. b. Studi pustaka, kegiatan untuk mendapatkan informasi – informasi mengenai macan tutul jawa beserta habitatnya.

2. Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut: a. Struktur dan komposisi vegetasi, sumber air, dan satwa mangsa. b. Penyebaran macan tutul jawa di TNGHS.

3. Cara Pengumpulan Data

a. Populasi dan Penyebaran Macan Tutul Jawa beserta Satwa Mangsanya

Pengamatan terhadap tanda-tanda keberadaan macan tutul dan satwa mangsanya dilakukan di sepanjang jalur track yang sudah tersedia dan mencatat posisi GPS tanda-tanda keberadaan satwa yang ditemukan. Keberadaan satwa diketahui melalui jejak, kotoran, dan tanda lain. Seluruh titik posisi GPS satwa tersebut dimasukkan ke dalam software ArcGIS versi 9.3. Jejak kaki yang ditemukan juga diukur untuk identifikasi individu. Pengamatan di setiap jalur dilakukan tiga kali pengulangan dengan jeda satu hari per jalur.

b. Vegetasi Habitat

Analisa vegetasi dilakukan dengan cara metode garis berpetak Gambar IV-2. Petak 20 m x 20 m untuk pengamatan vegetasi tingkat pertumbuhan pohon, petak berukuran 2 m x 2 m untuk tingkat semai dan tumbuhan bawah, 5 m x 5 m untuk tingkat pancang dan 10 m x 10 m untuk tingkat tiang. Data yang dikumpulkan untuk tingkat pohon dan tiang adalah jenis, diameter setinggi dada, tinggi bebas cabang dan tinggi total. Untuk tingkat pancang, semai, dan tumbuhan bawah yang dicatat adalah jenis tumbuhan dan jumlah individu setiap jenis Soerianegara dan Indrawan 1980. Gambar IV-2 Bentuk plot pengamatan vegetasi menggunakan metode garis berpetak. Keterangan: a = petak pengamatan tingkat semai dan tumbuhan bawah b = petak pengamatan tingkat pancang c = petak pengamatan tingkat tiang d = petak pengamatan tingkat pohon

c. Fungsi Habitat

Data mengenai fungsi habitat didapatkan melalui observasi lapangan yang dilakukan bersamaan dengan pengamatan tanda-tanda macan tutul jawa dan satwa mangsanya di sepanjang jalur penelitian. Data yang diambil adalah deskripsi vegetasi, ada tidaknya goa, jenis vegetasi dominan, dan tanda-tanda aktivitas macan tutul jawa.

d. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi pustaka, pengelola, petugas lapangan, dan masyarakat setempat. Data sekunder yang diperlukan adalah keberadaan satwa mangsa dan satwa pesaing, kondisi populasi macan tutul jawa dan habitatnya, gangguan pernah dan potensial terjadi, interaksi antara macan tutul jawa dengan masyarakat, serta kondisi penduduk di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

4. 4 Analisis Data a. Vegetasi Habitat

Data vegetasi yang didapat kemudian dilakukan pengolahan untuk mendapatkan nilai-nilai kerapatan jenis KR, frekuensi relatif FR, dominansi relatif DR, dan indeks nilai penting INP dengan rumus sebagai berikut: Kerapatan jenis Kerapatan K = jumlah indvidu : luas contoh K. Relatif KR = kerapatan suatu jenis : kerapatan seluruh jenis x 100 Frekuensi jenis Frekuensi F = Σ plot ditemukannya suatu jenis : Σ seluruh plot F. Relatif FR = frekuensi suatu jenis : frekuensi seluruh jenis x 100 Dominansi jenis Dominansi D = luas bidang dasar : luas contoh D. Relatif DR = dominansi suatu jenis : dominansi seluruh jenis x 100 Luas bidang dasar:  4 1  LBDS .d 2 Dimana d = diameter setinggi dada ± 130 cm Indeks Nilai Penting INP INP tiang dan pohon = KR + FR + DR INP pancang dan semai = KR + FR Bentuk cover tempat berlindung dipelajari dengan cara obervasi langsung di lapangan. Bentuk cover macan tutul jawa dalam penelitian ini dibedakan menurut bentuk dan fungsinya, yaitu sebagai tempat berlindung, tempat minum, tempat berburu satwa mangsa, dan tempat istirahat. Tabel IV-3 Fitur habitat macan tutul jawa Fungsi habitat Fisik Vegetasi Tanda aktivitas macan tutul Mdpl Goa Pohon tumbuhan bawah Jenis dominan 1 2 3 4 4 5 6 Keterangan: 1. Diisi dengan fungsi habitat tersebut untuk macan tutul jawa tempat berburu, berlindung, istirahat, atau mengasuh anak 2. Diisi dengan ketinggian tempat ditemukannya tanda-tanda macan tutul jawa menggunakan habitat tersebut 3. Diisi dengan adatidaknya goa di habitat tersebut 4. Diisi dengan ciri khas vegetasinya seperti pohon dan tumbuhan bawah yang terdapat di habitat tersebut 5. Diisi dengan jenis tumbuhan dominan di habitat tersebut 6. Diisi dengan bukti-bukti ditemukannya tanda aktivitas macan tutul jawa maupun satwa mangsanya di habitat tersebut