III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
3. 1 Sejarah dan Letak Kawasan
Kawasan Gunung Halimun ditetapkan menjadi taman nasional pada tanggal 26 Februari 1992 berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI nomor 282Kpts-II1992.
Pada tahun 2003, kawasan Gunung Halimun dan Gunung Salak digabung menjadi satu  unit  pengelolaan  yang  ditetapkan  dengan  SK  Menteri  Kehutanan  RI
no.175Kpts-II2003 pada tanggal 10 Juni 2003. Hal ini menjadikan seluruh areal koridor  dan  kawasan  yang  sebelumnya  dikelola  oleh  Perum  Perhutani  menjadi
bagian dari pengelolaan UPT Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Rinaldi et al 2008. Adapun batas-batas wilayah TNGHS adalah:
Sebelah Utara : Desa Cipanas dan Rumpin Sebelah Timur : Desa Cijeruk
Sebelah Selatan : Desa Cisolok dan Pelabuhan Ratu Sebelah Barat : Desa Cijaku dan Pangarangan
Secara  administratif  TNGHS  terletak  di  tiga  wilayah  kabupaten,  yaitu Kabupaten  Lebak,  Kabupaten  Bogor,  dan  Kabupaten  Sukabumi.  Berdasarkan
pengelolaan,  kawasan  tersebut  berada  di  bawah  pengelolaan  Balai  Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
3. 2 Fisik Kawasan 3. 2. 1 Topografi dan Tutupan Lahan
Kawasan  TNGHS  mempunyai  ketinggian  500 –  2.211  mdpl.  Di  kawasan
TNGHS  terdapat  bukit  memanjang  mulai  dari  Gunung  Endut  sebelah  Barat melintasi  Gunung  Kendeng  di  kawasan  Baduy  kemudian  menurun  sampai  ke
Gunung Honje dan Semenanjung Ujung Kulon. Berdasarkan  interpretasi  raster  map  Taman  Nasional  Gunung  Halimun-
Salak  TNGHS,  wilayah  TNGHS  58    masih  berupa  hutan  alam.  Klasifikasi tutupan lahan di TNGHS disajikan pada tabel III-1.
Tabel III-1. Klasifikasi dan luas penutupan lahan di TNGHS
No Jenis tutupan lahan
Luas km
2
1 Badan air
282 2
Hutan 694225
3 Hutan tanaman
44292 4
Kebun campuran 52318
5 Kebun karet
61460 6
Kebun the 29433
7 Ladang
70732 8
Lahan kosong 6520
9 Lahan terbangun
9720 10
Rumput 9164
11 Sawah
32876 12
Semak 182067
13 Tidak terdata
24 Total area
1193113 Sumber: BTNGHS 2011
3. 2. 2 Iklim
Curah  hujan  rata-rata  di  wilayah  TNGHS  bervariasi  antara  4.000  mm sampai 6.000 mmtahun. Bulan Oktober
– April merupakan musim hujan dengan curah  hujan  antara  400  mm
–  600  mmbulan,  sedangkan  musim  kemarau berlangsung dari bulan Mei
– September dengan curah hujan rata-rata sekitar 200 mmbulan.  Suhu  udara  rata-rata  bulanan  31,5
C  dengan  suhu  terendah  19,7 C
dan suhu tertinggi 31,8 C. Kelembaban udara rata-rata 88.
3. 2. 3 Hidrologi
Di bagian utara dari kawasan ini terdapat tiga Daerah Aliran Sungai DAS penting, yaitu sungai Ciberang, Cidurian, dan Cikaniki Hartono 2007. Di bagian
sebelah selatan terdapat sembilan DAS yaitu, Cimandur, Cihara, Cisiih, Cibareno, Cisolok, Cimaja, Cikasomayang, Citepus, dan Cimandiri. Aliran air sungai-sungai
tersebut  banyak  dimanfaatkan  untuk  irigasi  lahan  pertanian,  air  rumah  tangga, pembangkit listrik mikrohidro, industri dan wisata arung jeram.
3. 3 Biotik Kawasan 3. 3. 1 Flora
Kawasan  TNGHS  pada  ketinggian  500  -  1.500  mdpl  terdapat  jenis-jenis rasamala  Altingia  excelsa,  puspa  Schima  walichii,  saninten  Castanopsis
javanica,  kiriung  anak  Castanopsis  acuminatissima,  pasang  Quercus gemelliflora,  ganitri  Elaeocarpus  ganitrus,  kileho  Saurauia  pendula,    dan
kimerak  Weinmannia  blumei.  Pada  ketinggian  di  atas  1.500  mdpl  didominasi jenis jamuju Dacrycarpus imbricatus, kibima Podocarpus blumei, dan kiputri