4 Perilaku 4. 1 Berburu Mangsa 4. 2 Reproduksi dan Mengasuh Anak

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3. 1 Sejarah dan Letak Kawasan

Kawasan Gunung Halimun ditetapkan menjadi taman nasional pada tanggal 26 Februari 1992 berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI nomor 282Kpts-II1992. Pada tahun 2003, kawasan Gunung Halimun dan Gunung Salak digabung menjadi satu unit pengelolaan yang ditetapkan dengan SK Menteri Kehutanan RI no.175Kpts-II2003 pada tanggal 10 Juni 2003. Hal ini menjadikan seluruh areal koridor dan kawasan yang sebelumnya dikelola oleh Perum Perhutani menjadi bagian dari pengelolaan UPT Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Rinaldi et al 2008. Adapun batas-batas wilayah TNGHS adalah: Sebelah Utara : Desa Cipanas dan Rumpin Sebelah Timur : Desa Cijeruk Sebelah Selatan : Desa Cisolok dan Pelabuhan Ratu Sebelah Barat : Desa Cijaku dan Pangarangan Secara administratif TNGHS terletak di tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan pengelolaan, kawasan tersebut berada di bawah pengelolaan Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. 3. 2 Fisik Kawasan 3. 2. 1 Topografi dan Tutupan Lahan Kawasan TNGHS mempunyai ketinggian 500 – 2.211 mdpl. Di kawasan TNGHS terdapat bukit memanjang mulai dari Gunung Endut sebelah Barat melintasi Gunung Kendeng di kawasan Baduy kemudian menurun sampai ke Gunung Honje dan Semenanjung Ujung Kulon. Berdasarkan interpretasi raster map Taman Nasional Gunung Halimun- Salak TNGHS, wilayah TNGHS 58 masih berupa hutan alam. Klasifikasi tutupan lahan di TNGHS disajikan pada tabel III-1. Tabel III-1. Klasifikasi dan luas penutupan lahan di TNGHS No Jenis tutupan lahan Luas km 2 1 Badan air 282 2 Hutan 694225 3 Hutan tanaman 44292 4 Kebun campuran 52318 5 Kebun karet 61460 6 Kebun the 29433 7 Ladang 70732 8 Lahan kosong 6520 9 Lahan terbangun 9720 10 Rumput 9164 11 Sawah 32876 12 Semak 182067 13 Tidak terdata 24 Total area 1193113 Sumber: BTNGHS 2011

3. 2. 2 Iklim

Curah hujan rata-rata di wilayah TNGHS bervariasi antara 4.000 mm sampai 6.000 mmtahun. Bulan Oktober – April merupakan musim hujan dengan curah hujan antara 400 mm – 600 mmbulan, sedangkan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei – September dengan curah hujan rata-rata sekitar 200 mmbulan. Suhu udara rata-rata bulanan 31,5 C dengan suhu terendah 19,7 C dan suhu tertinggi 31,8 C. Kelembaban udara rata-rata 88.

3. 2. 3 Hidrologi

Di bagian utara dari kawasan ini terdapat tiga Daerah Aliran Sungai DAS penting, yaitu sungai Ciberang, Cidurian, dan Cikaniki Hartono 2007. Di bagian sebelah selatan terdapat sembilan DAS yaitu, Cimandur, Cihara, Cisiih, Cibareno, Cisolok, Cimaja, Cikasomayang, Citepus, dan Cimandiri. Aliran air sungai-sungai tersebut banyak dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian, air rumah tangga, pembangkit listrik mikrohidro, industri dan wisata arung jeram. 3. 3 Biotik Kawasan 3. 3. 1 Flora Kawasan TNGHS pada ketinggian 500 - 1.500 mdpl terdapat jenis-jenis rasamala Altingia excelsa, puspa Schima walichii, saninten Castanopsis javanica, kiriung anak Castanopsis acuminatissima, pasang Quercus gemelliflora, ganitri Elaeocarpus ganitrus, kileho Saurauia pendula, dan kimerak Weinmannia blumei. Pada ketinggian di atas 1.500 mdpl didominasi jenis jamuju Dacrycarpus imbricatus, kibima Podocarpus blumei, dan kiputri