1 Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Klasifikasi dan Morfologi 2. 1. 1 Klasifikasi Macan tutul adalah satwa bertulang belakang yang termasuk ke dalam kelas Mammalia, ordo Carnivora dan famili Felidae bangsa kucing. Macan tutul Panthera pardus Linnaeus, 1758 memiliki sub-spesies Panthera pardus melas Cuvier, 1809 yang hanya terdapat di Pulau Jawa. Macan tutul jawa ini memiliki nama lokal diantaranya sima Jawa, macan totol Madura, meong hideung Sunda, dan harimau tutul Melayu. Jenis ini merupakan satu-satunya macan tutul yang endemik di Indonesia, yaitu hanya terdapat di pulau Jawa Direktorat PPA 1978.

2. 1. 2 Morfologi

Pada kondisi normal dan usia yang sama, macan tutul jantan memiliki tubuh yang lebih besar dibandingkan macan tutul betina. Berat badan macan tutul jantan sekitar 38,3 kg dengan panjang tubuh 112,7, sedangkan macan tutul betina mempunyai berat badan 20 kg dengan panjang tubuh 97,1 cm. Macan tutul memiliki bentuk badan yang memanjang silindris, dengan kaki agak pendek dan telapak melebar Harahap dan Sakaguchi 2004. Gambar II-1 Macan tutul jawa yang tertangkap camera trap di TNGHS Sumber: TNGHS 2004. Macan tutul jawa memiliki taring yang tajam sebagai senjata bertarung maupun untuk membunuh mangsanya. Mata macan tutul jawa berwarna kuning dengan kemampuan penyesuaian ukuran mata pupil yang tinggi pada berbagai intensitas cahaya. Macan tutul jawa memiliki ekor yang panjang dengan ujung membengkok ke atas dan pada ujung sisi bawahnya berwarna putih. Cakar macan tutul jawa dapat dikeluarkan dan disimpan sesuai kebutuhan sehingga efektif dalam kegiatan berjalan biasa ataupun mengintai mangsa. Warna rambut macan tutul jawa umumnya adalah coklat kekuningan dengan tutul-tutul hitam berbentuk kembang rossete, sedangkan warna dasar hitam disebabkan oleh proses melanisme, yaitu pendominasian oleh pigmen hitam pada struktur rambut. Corak kembangan tetap dimiliki oleh macan kumbang, namun hanya terlihat pada intensitas cahaya yang cukup tinggi.

2. 2 Penyebaran

Macan tutul tersebar di pantai hingga pegunungan. Mereka juga sering terlihat di hutan-hutan jati dan perkebunan dekat perkampungan Veevers dan Carter 1978 dalam Wahyudi 1989. Luas daerah jelajah macan tutul adalah 10 km2 Ewewr 1974 dalam Wahyudi 1989. Diantara jenis kucing besar yang ada, macan tutul memiliki daerah penyebaran yang paling luas Lekagul dan McNeely 1977. Di seluruh dunia terdapat sembilan sub spesies macan tutul Nowak 1997 yaitu; a. Panthera pardus pardus, tersebar di Afrika b. Panthera pardus nimr, tersebar di Arab c. Panthera pardus saxicolor, tersebar di Persia d. Panthera pardus kotiya, tersebar di Sri Lanka e. Panthera pardus fusca, tersebar di India f. Panthera pardus delacourii, tersebar di Asia Selatan dan China bagian selatan g. Panthera pardus japonensis, tersebar di China bagian utara h. Panthera pardus orientalis, tersebar di Rusia, Korea dan China bagian tenggara i. Panthera pardus melas, tersebar di Jawa, Indonesia. Di Pulau Jawa, populasi macan tutul jawa antara lain tersebar di TN. Gunung Halimun Salak , Hutan Lindung Petungkriyono Pekalongan, dan TN. Meru Betiri Jawa Timur, Cirebon, Cianjur Selatan, TN Gunung Gede Pangrango, dan TN Ujung Kulon Hoogerwerf 1970. Gunawan 1988;2010 menemukan tanda keberadaan macan tutul jawa di CA Pringombo, hutan jati BKPH Subah, Serang, CA Nusa Kambangan, dan Gunung Kidul.