2 Tujuan Penelitian 3 Manfaat Penelitian

tutul jawa dapat dikeluarkan dan disimpan sesuai kebutuhan sehingga efektif dalam kegiatan berjalan biasa ataupun mengintai mangsa. Warna rambut macan tutul jawa umumnya adalah coklat kekuningan dengan tutul-tutul hitam berbentuk kembang rossete, sedangkan warna dasar hitam disebabkan oleh proses melanisme, yaitu pendominasian oleh pigmen hitam pada struktur rambut. Corak kembangan tetap dimiliki oleh macan kumbang, namun hanya terlihat pada intensitas cahaya yang cukup tinggi.

2. 2 Penyebaran

Macan tutul tersebar di pantai hingga pegunungan. Mereka juga sering terlihat di hutan-hutan jati dan perkebunan dekat perkampungan Veevers dan Carter 1978 dalam Wahyudi 1989. Luas daerah jelajah macan tutul adalah 10 km2 Ewewr 1974 dalam Wahyudi 1989. Diantara jenis kucing besar yang ada, macan tutul memiliki daerah penyebaran yang paling luas Lekagul dan McNeely 1977. Di seluruh dunia terdapat sembilan sub spesies macan tutul Nowak 1997 yaitu; a. Panthera pardus pardus, tersebar di Afrika b. Panthera pardus nimr, tersebar di Arab c. Panthera pardus saxicolor, tersebar di Persia d. Panthera pardus kotiya, tersebar di Sri Lanka e. Panthera pardus fusca, tersebar di India f. Panthera pardus delacourii, tersebar di Asia Selatan dan China bagian selatan g. Panthera pardus japonensis, tersebar di China bagian utara h. Panthera pardus orientalis, tersebar di Rusia, Korea dan China bagian tenggara i. Panthera pardus melas, tersebar di Jawa, Indonesia. Di Pulau Jawa, populasi macan tutul jawa antara lain tersebar di TN. Gunung Halimun Salak , Hutan Lindung Petungkriyono Pekalongan, dan TN. Meru Betiri Jawa Timur, Cirebon, Cianjur Selatan, TN Gunung Gede Pangrango, dan TN Ujung Kulon Hoogerwerf 1970. Gunawan 1988;2010 menemukan tanda keberadaan macan tutul jawa di CA Pringombo, hutan jati BKPH Subah, Serang, CA Nusa Kambangan, dan Gunung Kidul. 2. 3 Habitat 2. 3. 1 VegetasiCover Elton 1966 mengemukakan bahwa vegetasi mempunyai peranan utama dalam habitat, yaitu sebagai bagian dari makanan dan tempat berlindung cover satwaliar. Vegetasi sebagai cover mempunyai peranan penting untuk hidup dan berkembang biak, sebagai tempat berlindung dari predator atau bahaya lainnya. Macan tutul merupakan satwa arboreal dan menyukai tempat yang ada pohonnya Bailey 1993. Vegetasi bagi satwaliar mungkin lebih penting strukturnya daripada keanekaragamannya Bailey 1984 dalam Gunawan 1988. Cover bagi macan tutul biasanya digunakan untuk mengintai mangsanya saat berburu dan melindunginya dari panas langsung matahari.

2. 3. 2 Satwa Mangsa

Jenis satwa yang dimangsa oleh macan tutul jawa antara lain sigung Mydaus javanensis, kelelawar Pteropus sp, lutung Tracypithecus sp, dan satwa mangsa lain Anonim 1978 dalam Ahmad 2007. Satwa mangsa lain yang dimakan macan tutul jawa adalah surili Presbytis comata, kijang Muntiacus muntjak, ayam hutan Gallus gallus, merak Pavo sp, dan pelanduk Tragulus javanicus Prater 1965 dalam Hoogerwerf 1970. Menurut Seidensticker 1976 dalam Gunawan 1988, berdasarkan ukuran tubuh mangsa, macan tutul jawa lebih sering memangsa satwa dengan ukuran berat badan antara 25-50 kg, yaitu satwa yang memiliki ukuran badan setengah hingga sama dengan ukuran badan macan tutul jawa. Menurut Karanth dan Melvin 1995, mangsa macan tutul yang paling sering dimakan adalah ungulata dan primata dengan proporsi berimbang antara 89-98. 2. 3. 3 Ketersediaan Air Ketersediaan air di alam dapat diperoleh dalam berbagai jenis yaitu air bebas yang berbentuk danau, sungai, kolam, selokan, air yang terkandung dalam sumber pakan, vegetasi, dan air embun Sudiana 1991. Lokasi pohon yang berada di dekat sungai sangat menguntungkan sebagai tempat mengintai, karena biasanya satwa mangsa utama macan tutul jawa seperti babi hutan, kijang, dan rusa sering berkumpul di sungai untuk minum Grzimek 1975 dalam Gunawan 2010.