Operasional Variabel Kontrol Penelitian

82

3. Operasional Variabel Kontrol Penelitian

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti Sugiyono, 2010: 41. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah Imbal Hasil Sertifikat Bank Indonesia Syariah. Menurut DSN Nomor 63DSN- MUIXII2007 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia berjangka waktu pendek berdasarkan prinsip syariah. Data diperoleh dari Bank Indonesia. 83

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.

Gambaran Umum Pasar Modal Syariah Indonesia Dikutip dari Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id, secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Karena meletusnya perang dunia ke-2 pada tahun 1939, maka pada awal tahun 1940 bursa-bursa efek di tutup, sehinggga secara otomatis pasar modal menjadi vakum, tidak ada lagi perkembangannya Abdul Hamid, 2009: 128. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id. Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung BEJ dan BES menjadi Bursa Efek Indonesia. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007 Wikipedia, https:id.wikipedia.orgwikiBursa_Efek_Indonesia . Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal UUPM. Undang-Undang Pasar Modal tidak membedakan apakah kegiatan pasar modal tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Dengan demikian, berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan sesuai dengan prinsip- 84 prinsip syariah dan dapat pula dilaukan tidak sesuai dengan prinsip- prinsip syariah Sutedi, 2011: 3. Langkah awal perkembangan pasar modal syariah di Indonesia mulai dengan diterbitkannya reksa dana syariah pada 25 Juni 1997 diikuti dengan diiterbitkannya obligasi syariah pada akhir tahun 2002 dan pada tanggal 3 Juli 2000 telah hadir Jakarta Islamic Index JII. Secara formal, peluncuran pasar modal dengan prinsip-prinsip syariah Islam dilakukan pada Maret 2003. Pada kesempatan itu ditandatangai nota kesepahaman antara Bapepam dan Dewan Syariah Nasional Majlis Ulama Indonesia DSN –MUI, yang dilanjutkan dengan nota kesepahaman antara DSN- MUI dengan SROs Self Regulatory Organization Abdul Hamid, 2009: 39-40. Setelah resmi diluncurkan produk-produk pasar modal syariah pada tanggal 14 Maret 2003, instrumen-intstrumen pasar modal berbasis syariah yang telah terbit sampai dengan saat ini adalah terdiri dari saham syariah, obligasi syariah, dan reksadana syariah Sutedi, 2011:4. Perkembangan produk pasar modal berbasis syariah hingga akhir Juli 2006 masih tetap positif. Kinerja saham-saham yang termasuk kedalam Jakarta Islamic Indeks menunjukkan tren yang naik Abdul Hamid, 2009:40. Produk sukuk mulai muncul di Indonesia sejak tahun 2002 dengan tipe sukuk korporat PT Indosat Tbk, perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia, adalah perusahaan pertama menerbitkan sukuk 85 obligasi syariah di Indonesia, yaitu dengan tipe obligasi mudharabah. Merupakan sebuah contoh yang cukup berhasil karena memperoleh respon positif pasar. Setelah muncul obligasi korporat mudharabah Indosat, berbagai perusahaan lainnya mengikuti jejak Indosat tersebut, namun belum terdapat obligasi yang diterbitkan oleh Negara Abdul Hamid, 2009: 40.

2. Gambaran Umum Perusahaan Penerbit Sukuk