130
No Hipotesis
Uji Hasil
2 Pengaruh
maturity secara
parsial terhadap yield spread sukuk
Nilai t hitung nilai t kritis 2,992234 2,060
Probabilitas ρ nilai α 0,0062 0,05
H ditolak
H
a
diterima Berpengaruh -
3 Pengaruh volume perdagangan
secara parsial terhadap yield spread sukuk
Nilai t hitung nilai t kritis 5,069887 2,060
Nilai probabilitas ρ nilai α 0,0000 0,05
H ditolak
H
a
diterima Berpengaruh +
4 Pengaruh Amihud illiquidity
measure secara
parsial terhadap yield spread sukuk
Nilai t hitung nilai t kritis 0,831530 2,060
Nilai probabilitas ρ nilai α 0,4135 0,05
H diterima
H
a
ditolak Tidak
berpengaruh signifikan,
Hubungan -
5 Pengaruh imbal hasil SBIS
secara parsial terhadap yield spread sukuk.
Nilai t hitung nilai t tabel 2,852824 2,060
Nilai probabilitas ρ nilai α 0,0086 0,05
H ditolak
H
a
diterima Berpengaruh -
Sumber: Kumpulan uji hipotesis pada Bab IV, data diolah 2016 Dari tabel 4.19 menunjukkan terdapat 4 hipotesis yang menolak H
dan 1 hipotesis yang menerima H
. Empat hipotesis yang menolak H yaitu
hipotesis secara simultan variabel independen terhadap variabel dependen no.1, uji parsial variabel X
1
No.2, X
2
No.3, dan X
4
No.5 terhadap variabel Y. Satu hipotesis yang menerima H
yaitu uji parsial variabel X
3
No.4. Penjelasan lebih lanjut interpretasi hasil penelitian adalah sebagai berikut.
1. Pengaruh Maturity, Volume Perdagangan, Amihud Illiquidity Measure,
dan Imbal Hasil SBIS secara Simultan terhadap Yield Spread Sukuk
Dalam analisis secara simultan dapat diketahui bahwa maturity, volume perdagangan, Amihud illiquidity measure, dan imbal hasil SBIS
secara simultan berpengaruh terhadap yield spread sukuk. Hal ini sesuai
131
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Friewald et al 2012 yang membuktikan pengaruh yang signifikan dari variabel maturity,
volume perdagangan, dan Amihud illiquidity measure terhadap yield spread. Pengaruh yang signifikan dari imbal hasil SBIS terhadap yield
spread juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nielsen et al 2012 dengan menggunakan swap rate untuk menangkap dampak
lingkungan ekonomi terhadap risiko kredit perusahaan. Nielsen et al 2012 menggunakan Swap rate sebagai proxy untuk riskfree rates.
2. Pengaruh Maturity secara Parsial terhadap Yield Spread Sukuk
Maturity adalah waktu yang tersisa dari tanggal penerbitan sekuritas sampai jatuh tempo Shin dan Kim, 2015. Pada uji hipotesis 2, variabel
maturity berpengaruh signifikan terhadap yield spread dengan hubungan negatif dengan koefisien 0,128086. Artinya, setiap penurunan 1 tahun
akan menaikkan yield sebesar 0,128086 dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Douglas et al 2016 dimana maturity berpengaruh positif signifikan terhadap yield
spread. Semakin lama jatuh temo mengimplikasi semakin besar probabilitas default. Sehingga, yields spread meningkat ketika terjadi
peningkatan maturity. He dan Milbradt 2013 dalam Shin dan Kim 2015 menyatakan
bahwa maturity yang lebih pendek akan memudahkan perusahaan
132
bergerak dari investor yang tidak efisien kepada investor yang efisien melalui penerbitan obligasi yang baru. Hal ini menunjukan bahwa
maturity dari obligasi korporasi yang lebih pendek pada umumnya memiliki pasar sekunder yang lebih likuid. Selain itu juga, pada time to
maturity yang lebih panjang, debtholders yang bersedia untuk menjual surat berharga di pasar OTC lebih cenderung berada dalam posisi
penawaran yang lebih buruk yang mengarahkan kepada diskon yang lebih besar untuk dijual. Akibatnya, investor dengan time to maturity yang
lebih panjang menanggung biaya transakasi yang lebih tinggi. Sehingga, maturity akan berpengaruh positif dengan yield spread.
Penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan maturity akan menyebabkan penurunan yields spread. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Shin dan Kim 2015, Friewald et al 2012, dan Nielsen et al 2012. Ketika waktu jatuh tempo obligasi semakin panjang, maka akan
menyebabkan yield spread menurun. Hal ini dapat disebabkan karena pemegang sukuk yang membeli dan menahan sukuk dengan jatuh tempo
yang panjang memiliki tekanan jual tidak setinggi untuk sukuk dengan maturity yang lebih rendah. Hal ini mengakibatkan spread-nya lebih
rendah. Alasan tersebut sebagaimana dalam Friewald et al 2012 yang
menyatakan bahwa waktu hingga jatuh tempo yang lebih lama menunjukkan likuiditas yang lebih rendah untuk obligasi pada periode
normal dan dalam krisis GM Ford. Namun, efeknya negatif untuk
133
periode subprime. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa, untuk “buy-and- hold obligasi dengan jatuh tempo yang panjang, tekanan jual tidak
setinggi untuk obligasi yang jatuh tempo lebih pendek yang
mengakibatkan spread lebih rendah. Pengaruh negatif maturity terhadap yielad spread hasil penenelitian
ini sebagaimana Shin dan Kim 2015 dimana maturity bertanda negatif. Tetapi, menunjukkan tanda sebaliknya ketika mengontrol faktor kredit.
Pengaruh maturity terhadap yield spread membentuk pola yang muncul setelah krisis dimana pengaruh negatif dari maturity berubah menjadi
positif ketika variabel kredit dimasukan bersama-sama. Berdasarkan pengamatan tersebut, perbedaan pada hasil penelitian ini dapat
disebabkan salah satunya karena perbedaan perlakuan terhadap variabel maturity sebagai indikator likuiditas.
3. Pengaruh Volume Perdagangan secara Parsial terhadap Yield Spread