Pengertian Sukuk Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Yield Spread Sukuk (Pada Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

24 adalah Guaranteed Bonds,Mortgage Bonds, dan Collateral Trust Bonds. b Unsecured Bonds adalah obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. 5 Dilihat dari segi nilai nominal: a Conventional Bonds adalah obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot. b Retail Bonds adalah obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun goverment bonds. 6 Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil: a Conventional Bonds adalah obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sisitem kupon bunga. b Syariah Bonds adalah obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu: Obligasi syariah Mudharabah dan Obligasi syariah ijarah.

5. Pengertian Sukuk

Berdasarkan DSN-MUI Fatwa No. 32DSN-MUIIX2002, “Surat berharga syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan 25 prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasilmarginfee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”. Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang menggunakan istilah ‘bond’, dimana istilah bond mempunyai makna loan hutang, dengan menambahkan ‘Islamic’ maka sangat kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari mekanisme hutang loan adalah interest, sedangkan dalam Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu, sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah ‘sukuk’ sebagaimana disebutkan dalam peraturan di Bapepam Lembaga Keuangan LK Rodoni, 2009: 110. Mengacu kepada peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK.042014 tentang Penerbitan Sukuk, sukuk adalah efek berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atas aset yang mendasarinya underlying asset. Underlying asset adalah aset yang menjadi dasar dalam penerbitan sukuk, yang dapat terdiri atas: a. Aset berwujud tertentu a’yan mauhudat; b. Nilai manfaat atas aset berwujud manaful a’yan tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada; c. Jasa al khadamat yang sudah ada maupun yang akan ada; d. Aset proyek tertentu maujudat masyru’ mu’ayyan; danatau 26 e. Kegiatan investasi yang telah ditentukan nasyath ististmarin khashah. Heru Sudarsono dalam Abdul Manan 2012: 332 menjelaskan bahwa obligasi syari’ah bukan merupakan utang berbunga tetap sebgaimana yang terdapat dalam obligasi konvensional, tetapi lebih merupakan penyerta dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini lazim dinamakan muqaradhah bond, dimana muqaradhah merupakan nama lain dari mudharabah. Dalam bentuknya yang sederhana obligasi syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau shahib maal.

a. Karakteristik Sukuk

Dalam buku Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara Instrumen Keuangan Berbasis Syariah oleh Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Republik Indonesia 2010: 9 karakteristik sukuk antara lain: 1 Merupakan bukti kepemilikan suatu asset, hak manfaat, jasa atau kegiatan investasi tertentu; 2 Pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi hasil, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan; 3 Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir; 27 4 Memerlukan adanya underlying asset penerbitan; 5 Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.

b. Jenis-Jenis Sukuk

Abdul aziz 2010 mengemukakan terdapat 5 jenis sukuk yaiu: 1 Sukuk Mudharabah Sukuk atau sertifikat mudharabah dapat menjadi instrumen dalam meningkatkan partisipasi publik pada kegiatan investasi dalam suatu perekonomian. Jenis ini merupakan sertifikasi yang mewakili proyek atau kegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah dengan menunjuk partner atau pihak lain sebagai mudharib untuk manajemen bisnis. 2 Sukuk Ijarah Sukuk ijarah adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan aset yang keberadaannya jelas dan diketahui, yang melekat pada suatu kontrak sewa beli lease, sewa dimana pembayaran return pada pemegang sukuk. Berkat fleksibelitas pada aturan ijarah, pelaksanaan sekuritisaasi kontrak ijarah merupakan faktor kunci dalam mengatasi masalah-masalah manajemen likuiditas dan untuk pembiayaan kebutuhan-kebutuhan sektor publik di negara- negara berkembang. 28 3 Sukuk Istisna Istisna adalah perjanjian kontrak untuk barang-barang industri yang memperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman di masa depan atau pembayaran di masa depan dan pengiriman di masa depan dari barang-barang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu. Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan fasilitas pembiayaan pembuatan atau pembangunan rumah, pabrik, proyek, jembatan, jalan, dan jalan tol. Di samping kontrak istisna yang paralel dengan sub kontraktor, bank-bank Islam dapat melakukan pembangunan aset tertentu dan menjualnya untuk harga yang ditunda, dan melakukan sub-kontrak pembangunan aktual kepada perusahaan khusus. Rodoni 2009: 118 mengemukakan bahwa sukuk istisna’ melambangkan suatu jual beli dari suatu komoditi dengan basis selisih antara penyerahan komoditi yang ditangguhkan dengan pembayaran tunai. Komoditi yang ditangguhkan tersebut adalah hutang atas penyedia supplier sesuai pesanan dari pemesan pedagang atau konsumen. 4 Sekuritas Sukuk Salam Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga dimuka, yang dibuat untuk barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan menjual komoditas yang diurus sebelum menerimanya. Untuk itu penerima tidak boleh menjual kembali 29 komoditas tersebut dengan kontrak yang lain yang paralel dengan kontrak independen satu sama lain. Spesifikasi dari barang dan jadwal pengiriman dari kedua kontrak harus sesuai satu sama lain, tetapi kedua kontrak dapat dilakukan secara independen. 5 Sekuritas Sukuk Portofolio Gabungan Bank dapat membuat sekuritas gabungan dari kontrak musyarakah, ijarah, dan beberapa murabahah, salam, istisna, dan jualah kontrak untuk melaksanakan tugas tertentu dengan menetapkan pembayaran pada periode tertentu. Returnrisiko pada sekuritas tersebut akan bergantung pada gabungan kontrak yang dipilih.

c. Risiko-Risiko Sukuk

Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar modal. Terdapat 15 gambaran risiko yang dikandung dalam sukuk yaitu Abdulkader Thomas, 2009: 319: 1 Risiko sistematik Risiko ini timbul karena pergeseran kebijakan pemerintah dan ekonomi dimana karena keadaan yang berlaku pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan kebijakan pada isu-isu makro. 30 2 Risiko regulasi Risiko regulasi umumnya timbul dari perubahan peraturan tertentu dengan pemerintah seperti perubahan pada peraturan Special Purpose Vehicle SPV dapat secara serius merusak kemampuan untuk mendapatkan imbal hasil. 3 Risiko kredit Risiko kredit terjadi jika pengembalian sukuk tidak mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk pengembalian pokok dan laba pada tanggal jatuh tempo. 4 Risiko tingkat pengembalian Sukuk yang didasarkan pada fixed rate dihadapkan pada risiko suku bunga dimana kenaikan suku bunga pasar mengarah ke penurunan nilai sukuk pendapatan tetap. 5 Risiko mata uang Risiko mata uang timbul dari fluktuasi nilai tukar yang tidak menguntungkan yang berefek pada posisi valuta asing. 6 Risiko kualitas aset Untuk beberapa struktur sukuk yang didukung oleh sebagian besar aset, kualitas aset tersebut menjadi sangat penting karena akan menyebabkan prediksi yang lebih tepat pada ketersediaan arus kas untuk pemegang sukuk. 31 7 Risiko penyelesaian Risiko ini timbul pada sebagian besar pinjaman berbasis hipotek ketika kreditur memutuskan untuk melakukan pinjaman prabayar dimana aset mungkin tidak dapat menghasilkan keuntungan. 8 Risiko prioritas klaim Dalam struktur sukuk tertentu, ada investor dengan kelas yang berbeda dan pokok serta keuntungan sesuai dengan prioritas mereka sehingga risiko untuk semua kelas harus dianalisis sesuai dengan arus kas yang akan tersedia begitu juga dengan harga sukuk harus dilakukan demikian. 9 Risiko counter party Risiko ini timbul jika ada rekanan yang terlibat dalam transaksi sukuk dan membuat komitmen tertentu sehingga memungkinkan rekanan ingkar pada kondisi kontrak. 10 Risiko harga ekuitas Risiko ini sebagian besar muncul dalam sukuk musyarakah dimana harga pembelian akan ditentukan pada saat pembelian itu sendiri dan mungkin kurang dari nilai yang diharapkan, sehingga menyebabkan risiko untuk pemegang sukuk bahwa mereka mungkin tidak mendapatkan arus kas yang diharapkan. 32 11 Risiko nilai pasar Risiko ini timbul karena harga jual tidak dapat ditentukan pada saat investasi sukuk, pemegang sukuk dihadapkan pada risiko bahwa mereka mungkin tidak bisa mendapatkan sepenuhnya uang pokok dan keuntungan. 12 Risiko pasokan Risiko ini terutama muncul di sukuk berdasarkan struktur salam. Jika penjual tidak mampu mengantarkan barang tertentu, maka pembeli tidak akan mampu untuk menjual barang tertentu atau tidak dapat melaksanakan kontrak salam, dan tidak dapat menghasilkan arus kas yang dibutuhkan untuk menghasilkan uang pokok dan keuntungan bagi pemegang sukuk. 13 Risiko kinerja Risiko ini timbul dalam sukuk berdasarkan struktur istisna jika produsen gagal untuk memberikan barang-barang manufaktur, dari pembeli biasanya penerbitSPV tidak akan mampu menjual barang manufaktur atau melaksanakan kontrak salam, karena itu tidak akan mampu untuk menghasilkan arus kas yang dibutuhkan untuk pemegang sukuk. 14 Risiko likuiditas Pertumbuhan terbatas dari pasar sekunder menimbulkan tantangan bagi para investor yang ingin bertransaksi melikuidasi kepemilikan mereka. 33 15 Risiko kepatuhan syariah Penting untuk memahami bahwa kepatuhan syariah tidak hanya diamati pada tahap penataan sukuk. Tetapi pada semua dokumen dan operasi sukuk juga harus tetap pada kepatuhan syariah selama kelangsungan sukuk tersebut.

d. Perbedaan Sukuk Dan Obligasi

Perbedaan sukuk dan obligasi dapat dilihat sebagaimana tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2. 1 Perbedaan Sukuk dan Obligasi Deskripsi Sukuk Obligasi Sifat instrumen Sertifikat kepemilikan penyertaan atas suatu aset Instrumen pengakuan utang Penghasilan imbalan Bagi hasil, margin Bungakupon, capital gain Jangka waktu Pendek-menengah Menengah-panjang Underlying asset Perlu Tidak perlu Pihak yang terikat Obligor, SPV, investor, trustee Obligorissuer, investor Investor Islami, konvensional Konvensional Penggunaan hasil penerbitan Harus sesuai syariah Bebas Sumber: Ahmad Chairul Hadi, 2011: 245 34

6. Yield