24
adalah Guaranteed Bonds,Mortgage Bonds, dan Collateral Trust Bonds.
b Unsecured Bonds adalah obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan
penerbitnya secara umum. 5 Dilihat dari segi nilai nominal:
a Conventional Bonds
adalah obligasi
yang lazim
diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu
lot. b Retail Bonds adalah obligasi yang diperjualbelikan dalam
satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun goverment bonds.
6 Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil: a Conventional Bonds adalah obligasi yang diperhitungan
dengan menggunakan sisitem kupon bunga. b Syariah Bonds adalah obligasi yang perhitungan imbal hasil
dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam
perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu: Obligasi syariah Mudharabah dan Obligasi syariah ijarah.
5. Pengertian Sukuk
Berdasarkan DSN-MUI Fatwa No. 32DSN-MUIIX2002, “Surat berharga syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan
25
prinsip syariah yang dikeluarkan oleh Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada
pemegang obligasi syariah berupa bagi hasilmarginfee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.
Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah sebelumnya yang menggunakan istilah ‘bond’, dimana istilah bond
mempunyai makna loan hutang, dengan menambahkan ‘Islamic’ maka sangat kontradiktif maknanya karena biasanya yang mendasari
mekanisme hutang loan adalah interest, sedangkan dalam Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk itu, sejak tahun 2007
istilah bond ditukar dengan istilah ‘sukuk’ sebagaimana disebutkan dalam peraturan di Bapepam Lembaga Keuangan LK Rodoni, 2009: 110.
Mengacu kepada peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK.042014 tentang Penerbitan Sukuk, sukuk adalah efek berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atas aset yang
mendasarinya underlying asset. Underlying asset adalah aset yang menjadi dasar dalam penerbitan sukuk, yang dapat terdiri atas:
a. Aset berwujud tertentu a’yan mauhudat;
b. Nilai manfaat atas aset berwujud manaful a’yan tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada;
c. Jasa al khadamat yang sudah ada maupun yang akan ada;
d. Aset proyek tertentu maujudat masyru’ mu’ayyan; danatau
26
e. Kegiatan investasi yang telah ditentukan nasyath ististmarin
khashah. Heru Sudarsono dalam Abdul Manan 2012: 332 menjelaskan bahwa
obligasi syari’ah bukan merupakan utang berbunga tetap sebgaimana yang terdapat dalam obligasi konvensional, tetapi lebih merupakan
penyerta dana yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Transaksinya bukan akad utang piutang melainkan penyertaan. Obligasi sejenis ini
lazim dinamakan muqaradhah bond, dimana muqaradhah merupakan nama lain dari mudharabah. Dalam bentuknya yang sederhana obligasi
syariah diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau emiten sebagai pengelola atau mudharib dan dibeli oleh investor atau shahib maal.
a. Karakteristik Sukuk
Dalam buku Tanya Jawab Surat Berharga Syariah Negara Sukuk Negara Instrumen Keuangan Berbasis Syariah oleh Direktorat
Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Republik Indonesia 2010: 9 karakteristik
sukuk antara lain: 1
Merupakan bukti kepemilikan suatu asset, hak manfaat, jasa atau kegiatan investasi tertentu;
2 Pendapatan yang diberikan berupa imbalan, margin, bagi hasil,
sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan; 3
Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir;
27
4 Memerlukan adanya underlying asset penerbitan;
5 Penggunaan proceeds harus sesuai dengan prinsip syariah.
b. Jenis-Jenis Sukuk
Abdul aziz 2010 mengemukakan terdapat 5 jenis sukuk yaiu: 1 Sukuk Mudharabah
Sukuk atau sertifikat mudharabah dapat menjadi instrumen dalam meningkatkan partisipasi publik pada kegiatan investasi
dalam suatu perekonomian. Jenis ini merupakan sertifikasi yang mewakili proyek atau kegiatan yang dikelola berdasarkan prinsip
mudharabah dengan menunjuk partner atau pihak lain sebagai mudharib untuk manajemen bisnis.
2 Sukuk Ijarah Sukuk ijarah adalah sekuritas yang mewakili kepemilikan
aset yang keberadaannya jelas dan diketahui, yang melekat pada suatu kontrak sewa beli lease, sewa dimana pembayaran return
pada pemegang sukuk. Berkat fleksibelitas pada aturan ijarah, pelaksanaan sekuritisaasi kontrak ijarah merupakan faktor kunci
dalam mengatasi masalah-masalah manajemen likuiditas dan untuk pembiayaan kebutuhan-kebutuhan sektor publik di negara-
negara berkembang.
28
3 Sukuk Istisna Istisna adalah perjanjian kontrak untuk barang-barang
industri yang memperbolehkan pembayaran tunai dan pengiriman di masa depan atau pembayaran di masa depan dan pengiriman di
masa depan dari barang-barang yang dibuat berdasarkan kontrak tertentu. Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan fasilitas
pembiayaan pembuatan atau pembangunan rumah, pabrik, proyek, jembatan, jalan, dan jalan tol. Di samping kontrak istisna
yang paralel dengan sub kontraktor, bank-bank Islam dapat melakukan pembangunan aset tertentu dan menjualnya untuk
harga yang ditunda, dan melakukan sub-kontrak pembangunan aktual kepada perusahaan khusus. Rodoni 2009: 118
mengemukakan bahwa sukuk istisna’ melambangkan suatu jual beli dari suatu komoditi dengan basis selisih antara penyerahan
komoditi yang ditangguhkan dengan pembayaran tunai. Komoditi yang ditangguhkan tersebut adalah hutang atas penyedia
supplier sesuai pesanan dari pemesan pedagang atau konsumen.
4 Sekuritas Sukuk Salam Salam adalah kontrak dengan pembayaran harga dimuka,
yang dibuat untuk barang-barang yang dikirim kemudian. Tidak diperbolehkan menjual komoditas yang diurus sebelum
menerimanya. Untuk itu penerima tidak boleh menjual kembali
29
komoditas tersebut dengan kontrak yang lain yang paralel dengan kontrak independen satu sama lain. Spesifikasi dari barang dan
jadwal pengiriman dari kedua kontrak harus sesuai satu sama lain, tetapi kedua kontrak dapat dilakukan secara independen.
5 Sekuritas Sukuk Portofolio Gabungan Bank dapat membuat sekuritas gabungan dari kontrak
musyarakah, ijarah, dan beberapa murabahah, salam, istisna, dan jualah kontrak untuk melaksanakan tugas tertentu dengan
menetapkan pembayaran pada periode tertentu. Returnrisiko pada sekuritas tersebut akan bergantung pada gabungan kontrak
yang dipilih.
c. Risiko-Risiko Sukuk
Secara umum, risiko pada sukuk mirip dengan risiko obligasi konvensional karena keduanya merupakan instrumen pada pasar
modal. Terdapat 15 gambaran risiko yang dikandung dalam sukuk yaitu Abdulkader Thomas, 2009: 319:
1 Risiko sistematik Risiko ini timbul karena pergeseran kebijakan pemerintah
dan ekonomi dimana karena keadaan yang berlaku pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan kebijakan pada isu-isu makro.
30
2 Risiko regulasi Risiko regulasi umumnya timbul dari perubahan peraturan
tertentu dengan pemerintah seperti perubahan pada peraturan Special Purpose Vehicle SPV dapat secara serius merusak
kemampuan untuk mendapatkan imbal hasil. 3
Risiko kredit Risiko kredit terjadi jika pengembalian sukuk tidak mampu
menghasilkan arus kas yang cukup untuk pengembalian pokok dan laba pada tanggal jatuh tempo.
4 Risiko tingkat pengembalian
Sukuk yang didasarkan pada fixed rate dihadapkan pada risiko suku bunga dimana kenaikan suku bunga pasar mengarah
ke penurunan nilai sukuk pendapatan tetap. 5
Risiko mata uang Risiko mata uang timbul dari fluktuasi nilai tukar yang tidak
menguntungkan yang berefek pada posisi valuta asing. 6
Risiko kualitas aset Untuk beberapa struktur sukuk yang didukung oleh sebagian
besar aset, kualitas aset tersebut menjadi sangat penting karena akan menyebabkan prediksi yang lebih tepat pada ketersediaan
arus kas untuk pemegang sukuk.
31
7 Risiko penyelesaian
Risiko ini timbul pada sebagian besar pinjaman berbasis hipotek ketika kreditur memutuskan untuk melakukan pinjaman
prabayar dimana aset mungkin tidak dapat menghasilkan keuntungan.
8 Risiko prioritas klaim
Dalam struktur sukuk tertentu, ada investor dengan kelas yang berbeda dan pokok serta keuntungan sesuai dengan prioritas
mereka sehingga risiko untuk semua kelas harus dianalisis sesuai dengan arus kas yang akan tersedia begitu juga dengan harga
sukuk harus dilakukan demikian. 9
Risiko counter party Risiko ini timbul jika ada rekanan yang terlibat dalam
transaksi sukuk dan membuat komitmen tertentu sehingga memungkinkan rekanan ingkar pada kondisi kontrak.
10 Risiko harga ekuitas Risiko ini sebagian besar muncul dalam sukuk musyarakah
dimana harga pembelian akan ditentukan pada saat pembelian itu sendiri dan mungkin kurang dari nilai yang diharapkan, sehingga
menyebabkan risiko untuk pemegang sukuk bahwa mereka mungkin tidak mendapatkan arus kas yang diharapkan.
32
11 Risiko nilai pasar Risiko ini timbul karena harga jual tidak dapat ditentukan
pada saat investasi sukuk, pemegang sukuk dihadapkan pada risiko bahwa
mereka mungkin tidak bisa mendapatkan sepenuhnya uang pokok dan keuntungan.
12 Risiko pasokan Risiko ini terutama muncul di sukuk berdasarkan struktur
salam. Jika penjual tidak mampu mengantarkan barang tertentu, maka pembeli tidak akan mampu untuk menjual barang tertentu
atau tidak dapat melaksanakan kontrak salam, dan tidak dapat menghasilkan arus kas yang dibutuhkan untuk menghasilkan
uang pokok dan keuntungan bagi pemegang sukuk. 13 Risiko kinerja
Risiko ini timbul dalam sukuk berdasarkan struktur istisna jika
produsen gagal
untuk memberikan
barang-barang manufaktur, dari pembeli biasanya penerbitSPV tidak akan
mampu menjual barang manufaktur atau melaksanakan kontrak salam, karena itu tidak akan mampu untuk menghasilkan arus kas
yang dibutuhkan untuk pemegang sukuk. 14 Risiko likuiditas
Pertumbuhan terbatas dari pasar sekunder menimbulkan tantangan bagi para investor yang ingin bertransaksi melikuidasi
kepemilikan mereka.
33
15 Risiko kepatuhan syariah Penting untuk memahami bahwa kepatuhan syariah tidak
hanya diamati pada tahap penataan sukuk. Tetapi pada semua dokumen dan operasi sukuk juga harus tetap pada kepatuhan
syariah selama kelangsungan sukuk tersebut.
d. Perbedaan Sukuk Dan Obligasi
Perbedaan sukuk dan obligasi dapat dilihat sebagaimana tabel 2.1 dibawah ini:
Tabel 2. 1 Perbedaan Sukuk dan Obligasi
Deskripsi Sukuk
Obligasi
Sifat instrumen Sertifikat
kepemilikan penyertaan atas suatu
aset Instrumen pengakuan
utang
Penghasilan imbalan
Bagi hasil, margin Bungakupon,
capital gain
Jangka waktu Pendek-menengah
Menengah-panjang Underlying
asset Perlu
Tidak perlu Pihak
yang terikat
Obligor, SPV, investor, trustee
Obligorissuer, investor
Investor Islami, konvensional
Konvensional Penggunaan
hasil penerbitan Harus sesuai syariah
Bebas Sumber: Ahmad Chairul Hadi, 2011: 245
34
6. Yield