76
oleh numerator k-1 dan df untuk denominator n-k. Formula uji statistik F ini bisa dinyatakan dalam bentuk formula sebagai berikut Widarjono,
2015: 279:
= 1
1
Dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah parameter estimasi termasuk intersep, dan R
2
adalah koefisien determinasi. Ketiga, keputusan menolak atau menerima H
jika F hitung F kritis, maka menolak H
dan sebaliknya, jika F hitung F kritis maka gagal menolak H
Widarjono, 2015: 279. Keputusan menolak atau gagal menolak H
pada uji F bisa dilakukan dengan membandingkan antara p- value dengan tingkat signifikansi yang dipilih. Jika nilai p-value lebih
kecil dari tingkat signifikansi atau α maka menolak H atau menerima H
a
. Sebaliknya jika nilai p-value lebih besar dari α maka kita gagal menolak
H Widarjono, 2015: 281.
2. Uji t
Karena regresi yang dilakukan hanya berdasarkan sampel maka hipotesis alternatif maupun hipotesis nol akan diuji kebenaranya dengan
menggunakan uji statistik distribusi t. Uji statistik distribusi t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi
variabel dependen secara individu. Dalam menggunakan uji t terdapat
77
pilihan apakah menggunakan dua sisi atau satu sisi Widarjono, 2015: 281.
Prosedur untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen di dalam uji t sebagai berikut Widarjono,
2015: 282. Pertama, membuat hipotesis. Untuk hipotesis dua sisi adalah sebagai
berikut Widarjono, 2015: 282: H
: b
1
= 0 H
a
: b
1
≠ 0 Kedua, menghitung nilai statistik t t hitung dan mencari nilai t kritis
dari tabel distribusi t pada α dan degree of freedom sebesar n-k dimana n= jumlah observasi dan k=jumlah parameter estimasi di dalam regresi.
Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: =
Dimana = koefisien regresi,
= standard error, dan merupakan nilai hipotesis nol.
Ketiga, membandingan nilai t hitung dengan t kritisnya. Jika nilai t hitung absolut nilai t kritis maka H
ditolak atau menerima H
a.
Jika nilai t hitung absolut nilai t kritis maka H
gagal ditolak atau menolak H
a.
Jika menolak hipotesis nol H berarti secara statistik variabel
independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan sebaliknya jika gagal menolak H
berarti secara statistik variabel indepenen tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
78
Keputusan untuk menolak atau gagal menolak hipotesis nol juga bisa ditentukan dengan menggunakan uji hipotesis berdasarkan probabilitas
statistik t dengan asumsi bahwa residual mempunyai distribusi normal. Pada prosedur uji probabilitas statistik t atau nilai p hanya
membandingkan nilai probabilitas p dengan nilai signifikansi α yang dipilih. Jika nilai probabilitas p lebih kecil dari nilai α yang dipilih maka
menolak hipotesis nol H atau menerima hipotesis alternatif H
a
dan sebaliknya jika nilai probabilitas p lebih besar dari nilai α maka gagal
menolak hipotesis nol atau menolak hipotesis alternatif Widarjono, 2015: 284.
F. Koefisien Determinasi Goodness Of Fit
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk menjelaskan seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variasi
variabel independen. Didalam regresi berganda koefisien determinasi juga digunakan
untuk mengukur seberapa baik garis regresi yang kita punyai. Dalam hal ini, mengukur seberapa besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh
semua variabel independen Widarjono, 2015: 276.
G. Operasionalisasi Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono,
79
2011: 64. Penelitian ini menggunakan tiga variabel penelitian yaitu variabel dependen, variabel independen, dan variabel kontrol.
1. Operasional Variabel Dependen Penelitian