Latar Belakang Masalah Makna Pesan Propaganda Komunikasi Politik Tentang Islam Dalam Film 3 (ALIF, LAM, MIM)

Dalam film ini menggambarkan keadaan negara saat sudah kembali damai dan sejahtera sejak perang saudara dan pembantaian kaum radikal berakhir di Revolusi tahun 2026. Jakarta saat itu menjadi Negara yang Liberal, ketika agama sudah tidak menjadi nilai yang diutamakan dan tidak dianggap penting lagi kecuali bagi mereka golongan minoritas yang masih mengutamakan agama khsusnya bagi orang-orang Islam. Hak asasi manusia menjadi segalanya. Manusia diberi kebebasan untuk melakukan hal apa saja selama itu sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemimpin negara termasuk dalam hal agama. Bahkan, tidak sampai 20 tahun, 232 tempat beribadah yang ada di Jakarta dihancurkan dan ditransformasi menjadi gudang. Pemikiran-pemikiran logis saat itu yang lebih mendasar dibandingkan dengan pemikiran-pemikiran yang mengandung nilai-nilai keagamaan. Film 3 Alif, Lam, Mim ini juga, menggambarkan Islam di mata masyarakat karena pengaruh yang diberikan oleh seorang Kolonel. Agama yang saat itu dicap sebagai pemicu kekacauan. Sehingga orang-orang Islam yang mengenakan pakaian seperti jubbah, gamis, dan sorban dianggap sebagai seorang teroris. Orang-orang yang mengenakan pakaian seperti itu dianggap dapat melakukan tindakan kekerasan dan kekecauan bahkan sampai melakukan pengeboman. Hal yang ingin disampaikan dalam Film 3 ini agar masyarakat tidak mudah percaya terhadap ucapan atau pesan yang disampaikan oleh seseorang sebelum pesan yang disampaikan tersebut dapat dibuktikan. Masyarakat juga tidak menuduh orang lain hanya karena berpenampilan berbeda dengan dirinya sama saja masyarakat melakukan diskriminasi terhadap orang lain. Pemimpin politik menyampaikan berbagai pesan propaganda tentang Islam kepada masyarakat, sehingga secara tidak langsung pesan tersebut dapat merubah pandangan masyarakat terhadap agama Islam. Bahkan masyarakat menganggap bahwa orang-orang Islam harus dihindari dan dihancurkan. Secara sengaja pemerintah telah melakukan propaganda kepada agama Islam terutama untuk orang- orang Islam dengan memberikan citra yang jelek kepada agama Islam di mata masyarakat. Film pada umumnya dibangun dengan berbagai tanda-tanda yang ada kemudian dimaknai oleh masyarakat. untuk mengetahui hal tersebut, kita dapat melakukan penelitian melalui pendekatan semiotik. Karena tanda tidak pernah benar- benar mengatakan sesuatu kebenaran secara keseluruhan. 5 Dalam film “3 Alif, Lam, Mim” ini terdapat propaganda politik tentang Islam. Propaganda yang dilakukan oleh para pemimpin kekuasaan dengan menggambarkan Islam sebagai teroris. Pemimpin kekuasaan memberikan pengaruh negatif kepada pikiran masyarakat dengan pesan yang menganggap agama Islam sebagai agama yang sering membuat kekacauan, bom, kekerasan. Orang-orang Islam dianggap memiliki pemikiran kolot. Hal tersebut terdapat dalam alur cerita yang ada dalam film ini. Terutama mengenai agama Islam yang dianggap teroris oleh negara sendiri dalam film ini. 5 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotik Media, Yogyakarta: Jala Sutra, 2010, h. 21. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud menyusun skripsi dengan judul “Makna Pesan Propaganda Komunikasi Politik Tentang Islam dalam Film 3 Alif, Lam, Mim ”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar pembahasannya lebih terarah lagi dan lebih fokus lagi, maka penulis membatasi dan merumuskan masalah dalam penelitian ini. maka peneliti membatasi objek penelitian pada adegan atau tanda-tanda dan makna yang mengandung propaganda Islam. Adapun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apa makna denotasi, konotasi, dan mitos yang terdapat dalam Film 3 Alif, Lam, Mim? 2. Apa pesan propaganda politik tentang Islam yang terdapat dalam Film 3Alif, Lam, Mim?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam Film 3Alif, Lam, Mim. 2. Untuk mengetahui pesan atau dialog propaganda yang terdapat dalam Film 3 Alif, Lam, Mim. 2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan konstribusi positif bagi pengembangan dalam menambah wawasan pengetahuan mengenai model propaganda politik. Selain itu juga diharapkan dapat menambah refernsi bagi mahasiswa-mahasiswi yang berada di Universitas Islam Negeri Jakarta untuk mengetahui tentang media dan propaganda yang terdapat dalam sebuah film. 2. Manfaat Praktis 1. Mitos-mitos yang terdapat dalam Film 3 dapat bermanfaat bagi masyarakat umum atau khalayak. 2. Pesan komunikasi politik yang terdapat dalam Film 3 dapat bermanfaat bagi pemimpin dan komunikasi politik. 3. Model propaganda yang terdapat dalam Film 3 dapat bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswi yang ingin melakukan penelitian dengan memggunakan model propaganda.

D. Metodelogi Penelitian

1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menurut Lexy J. Moleong yang mengutip pernyataan Bogdan dan Bilken menyatakan bahwa paradigma adalah kumpulan proposisi yang mengalahkan cara berpikir dalam penelitian. 6 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis. Paradigma konstrukvis berbasis pada pemikiran umum tentang teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritis aliran konstruktivis. Little John mengatakan bahwa teori- teori aliran ini berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya. 7 Peneliti mencoba untuk mengungkapkan realitas yang tersembunyi dalam Film 3 Alif. Lam, Mim. Metode penelitian pada penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian bersifat deskriptif. 8 Menurut Bosrowi Sadikin penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dicapai dengan menggunakan prosedur- prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. 9 Melalui penelitian kualitatif dapat mengenali subjek dan merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Data yang dihasilkan adalah data deskriptif berupa gambaran mengenai makna dari tanda-tanda suatu teks secara detail. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu fenomena secara detail untuk menggambarkan yang terjadi. 6 Moleong, Lexy J, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h. 49. 7 Stephen W. Little John, Theories of Human Communication, Wadsworth, Belmon, 2002, h.163 8 Wibowo, Indriawan Seto Wahyu, Semiotik Komunikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2913, h. 162 9 Sudikin, Bosrowi, Metode Penelitian Kualitatif Prespektif Mikro, Surabaya: Insancendikia, 2002, h.1