b. Tiga Sahabat dalam Satu Cerita
Film Alif Lam Mim bercerita tentang persahabatan tokoh Alif, Herlam dan Mimbo. Mereka tumbuh bersama di sebuah padepokan silat bernama Al-Ikhlas.
Lebih tepatnya Pondok Pesantren Al-Ikhlas yang dipimpin oleh Kiai Mukhlis. Walaupun sangat akrab, ketiganya memiliki cita-cita yang berbeda. Alif,
bertekad untuk menjadi seorang aparat negara yang dapat menegakkan hukum yang benar. Sedangkan Herlam Lam memilih untuk menyampaikan kebenaran lewat
tulisan. Adapun Mimbo Mim, memutuskan untuk mengabdikan kehidupannya sebagai seorang pengajar di Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Meskipun jalan yang
mereka pilih berbeda, akan tetapi mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu membela kebenaran dan memegang teguh idealisme.
Pada akhirnya mereka dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Alif dapat bergabung sebagai penegak hukum dalam pasukan elit Detasemen 38: 80-83, Lam
menjadi seorang Jurnalis di kantornya Libernesia, dan Mim mengabdi sebagai ustad di Pondok Pesantren Al-Ikhlas.
c. Film Futuristik: Jakarta 2036
Kota Jakarta di tahun 2036, sungguh masih jauh dari bayangan kita. Mungkin akan ada banyak hal yang terjadi menjelang 20 tahun tersebut. Dalam film ini, tahun
2036 digambarkan sebagai akhir dari perang saudara dan pembantaian kaum radikal di Revolusi tahun 2026. Negara kembali damai sehingga hak asasi manusia
dipandang sebagai hal yang sangat penting. Bahkan hal ini terlihat dari keputusan
pihak penegak hukum untuk mengilegalkan penggunaan peluru tajam. Aparat negara hanya menggunakan peluru karet untuk melumpuhkan penjahat dan teroris. Mau tak
mau, akhirnya mereka harus menguasai ilmu bela diri yang mumpuni untuk meningkatkan efektivitas penumpasan kejahatan.
Film ini tercatat sebagai film laga futuristik pertama di Indonesia. Pada beberapa bagian dari film terlihat pemvisualisasian dari setting waktu dan lokasi yang
cukup jeli. Contohnya terkait lingkungan Kota Jakarta di tahun 2036 dan aneka gadget yang mungkin akan digunakan di masa depan hp dan kompter transparan, spy
camera dari kontak lens. Begitu juga dengan penggambaran faham liberalisme yang berkembang di masyarakat. Ritual keagamaan yang mulai ditinggalkan karena
dianggap kuno. Bahkan agama dicap sebagai pemicu kekerasan. Kelompok yang awalnya mayoritas, menjadi kelompok minoritas dimasa itu.
d. Kawan atau Lawan?
Konflik berawal dari kejadian pemboman di sebuah kafe. Alif bahkan nyaris menjadi salah seorang korban. Sedangkan Lam yang meliput kejadian menemukan
berbagai kejanggalan dari kejadian tersebut. Hingga akhirnya mengantarkan Lam pada fakta ditemukannya botol-botol parfum yang diproduksi oleh pondok pesantren
Mim di lokasi kejadian. Lam masih mencari berbagai fakta untuk melengkapi tulisannya, namun ia
justru diminta untuk berhenti mengusut kasus tersebut dan ditugaskan meliput di luar Jakarta. Lam terjebak dalam pilihan antara resign atau menjalankan tugas peliputan di
luar kota.
Keinginan Lam yang sangat kuat untuk mengungkap kasus tersebut membuatnya untuk memilih resign. Namun masalah berikutnya muncul. Spam
tulisan Lam yang belum rampung mengenai kasus bom tersebar kepada beberapa awak media. Konten tulisan tersebut mengarahkan pada bukti bagi pihak aparat
terkait keterlibatan Mim dan santri-santrinya sebagai tersangka utama. Sebagai seorang aparat negara, Alif harus menjalankan perintah penangkapan bagi Mim atau
pimpinannya. Sedangkan Lam terjebak dalam pertarungan antara menemukan kebenaran, menengahi persiteruan antara sahabat, dan ancaman keselamatan anggota
keluarganya. Bahwa mereka mungkin sama-sama memegang kebenaran, namun kini berada dalam kubu yang berseberangan. Yang belum mereka sadari saat itu adalah
orang-orang yang menyusun aneka intrik di belakang mereka. Setiap orang berusaha untuk memegang kebenaran dari sudut pandangnya masing-masing.
e. Sejarah, Silat, dan Santri
Dalam beberapa bagian dari film ini, penonton akan menyaksikan adegan bela diri silat. Adegan-adegan ini seperti mengajak kita untuk kembali meresapi
beberapa potongan sejarah bangsa. Salah satu contohnya adalah saat perang Paderi, perjuangan melawan penjajah di Sumatera Barat yang dipimpin oleh Tuanku Imam
Bonjol. Bahwa perjuangan tersebut diwarnai oleh para santri dengan kemampuan silat yang mumpuni. Film Alif Lam Mim seakan mengambil peran untuk mengingatkan
kita bahwa silat dan santri adalah sebuah bagian dari sejarah bangsa dan mungkin akan kembali kita butuhkan dimasa depan.
f. Unsur Dakwah yang Dikemas Indah
Arie Untung selaku produser mengakui bahwa banyak hal dalam film ini terinspirasi dari kisah-kisah dizaman Rasulullah Muhammad SAW. Namun inspirasi
tersebut dikemas ulang sesuai dengan konteks abad 21. Contohnya pada pemilihan angka Detasemen 38: 82-83, yang merupakan
nama dari pasukan elit tempat Alif bernaung. Angka-angka tersebut bukan tanpa makna.
pada Al- Qur’an surat ke 38 yaitu Shad ayat 82-83.
83. نيصل ْ مْلا مهْنم ك ابع َّإ 82. نيعم ْجأ ْمهّنيوْغَ كتّزعبف لاق
Artinya: Iblis Menjawab: Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka
.
Pemaknaan dari potongan ayat ini kemudian digambarkan dengan jelas pada salah satu adegan saat Alif diracuni oleh pimpinan Kolonel Mason.
Seseorang yang mukhlis digambarkan pada tokoh pimpinan Pondok Pesantren Al-Ikhlas yaitu Kiai Mukhlis. Kiai yang mampu menciptakan lingkungan pesantren
yang terbuka bagi semua mazhab untuk toleransi dan hidup tentram berdampingan. Karena itulah beliau akhirnya dijebak oleh Detasemen 38: 82-83 untuk dijadikan
tersangka kasus terorisme. Bagian ini tentu dapat menjadi pengingat bagi kita bahwa tantangan umat
Muslim di masa yang akan datang akan jauh lebih berat. Bahwa shaf barisan harus
dirapatkan. Muslim harus bersatu. Sebagaimana pesan dari Kiai Mukhlis kepada Mim saat dirinya ditangkap oleh aparat Negara.
g. Kelemahan Film
Beberapa efek yang digunakan dalam film ini masih terlihat kurang begitu baik. Hal ini mungkin dikarenakan budget pembuatan film yang terbatas. Namun
dengan budget yang terbatas, akan tetapi dapat memproduksi film sebaik ini, menurut saya film Alif Lam Mim patut untuk mendapatkan apresiasi.
Kompleksnya ide yang ditampilkan dalam film ini mungkin menjadi kendala penggarapan trailernya. Sehingga trailer tampil kurang meyakinkan untuk
memberikan cuplikan dari isi film ini. Hasil yang diperoleh dari pemutaran Film 3 Alif Lam Mim memang
membuat banyak pihak terkejut. Butuh waktu dan biaya yang tidak sedikit untuk memproduksi film tersebut. Tapi memang harapan tak selalu sesuai dengan
kenyataan. Film ini karena mengusung nuansa agama sehingga kurang diminati oleh pencinta perfilman.
69
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Makna Semiotik Denotasi, Konotasi, dan Mitos dalam Film 3 Alif Lam Mim
Makna pesan propaganda komunikasi politik tentang Islam dalam Film 3 Alif, Lam, Mim diolah berdasar model semiotika Roland Barthes sebagaimana
gambar dan tabel di bawah ini: 1.
Data 1
Gambar 1. durasi 00:34:01 Gambar 2. durasi 00:43:15
Gambar 3. durasi 00:34:45 Gambar 4. durasi 00:36:09
Gambar 5. durasi 00:37:13
Tabel 1 Analisis Data 1
No Penanda Petanda
Konotasi Mitos
1 -Empat
orang yang
sedang berbincang dalam
sebuah cafe. Pria yang
menggunakan topi adalah Alif,
sedangkan wanita itu
sebagai seorang waiters,
dan dua orang yang mengenakan
baju gamis dan sorban
adalah orang Muslim.
Alif: saya
sebelumnya minta maaf
kepada bapak-bapak
untuk meninggalkan
café ini, bukan maksud
saya untuk
berlaku tidak
sopan kepada
kalian tapi ini semua
demi kenyamanan bersama.
orang
Muslim: kenapa kita harus
pergi dari sini, kita hanya ingin
makan
karena merasa lapar.
Waiters: iya, lebih baik kalian pergi
saja. Orang
Muslim: baiklah, kita akan
-Sikap curiga yang ditunjukkan
oleh seorang
waiters saat
melihat pakaian dua orang
Muslim tersebut. -ekspresi wajah dan
sikap yang sinis yang
ditunjukkan oleh waiters café.
Menjelaskan bahwa secara tidak
langsung
Alif mengusir dua orang
Muslim namun,
dengan menggunakan
sikap yang sopan. Pakaian panjang
da n sorban serta
seseorang yang memiliki
jenggot panjang dianggap
dan diduga
adalah pakaian seorang
teroris. Teroris memiliki
makna
yang sensitif
karena perbuatan yang
dilakukan teroris dapat
diidentikan dengan
kekerasan
dan pengeboman.
Jubbah yaitu
pakaian longgar yang
kedua lengannya
panjang, yang biasanya
dikenakan oleh
ulama Islam.
Sorban adalah salah
satu jenis pakaian
yang dikenakan di
kepala, biasanya
berupa
kain yang digulung
atau diikat
dikepala. Sorban
ini awalnya
berasal dari
budaya Arab. Baju
gamis dan
sorban merupakan
pakaian yang sering
digunakan oleh
kaum laki-laki
terutama untuk orang-
orang
yang beragama
Muslim. Pada za
man Nabi Saw
pergi dari sini. pakaian
jubbah dan sorban sudah
Nabi gunakan untuk
menyebarkan dakwahnya.
2 Alif
mengantarkan dua orang
Muslim masuk ke dalam
mobil. Kemudian
dua orang
Muslim pergi dari Candi
café sambil
mengucapkan salam
kepada Alif.
Dua orang
Muslim: Assalaikumsalam
Alif: waailaikumsalam
dengan
posisi wajah menunduk
ke bawah. Dalam hal ini Alif
berusaha untuk
menghargai dan
menghormati dua
orang Muslim
tersebut dengan
bersikap ramah
kepada mereka. Alif tetap percaya
dan meyakini
agama Islam hal itu terlihat saat Alif
menjawab salam
yang di ucapkan oleh
dua orang
Muslim tersebut. Alif
bersikap seperti
itu karena
dirinya dulu berasal dari
pesantren yang mengajarkan
nilai-nilai agama termasuk untuk
menjawab salam.
Alif menjawab salam
dengan wajah
menunduk kebawah karena
Alif tidak ingin ada orang yang
mendengar apa yang diucapkan
olehnya.
3 Suara
ledakan yang
terdengar dari dalam Candi
café. Ledakan
yang terjadi di dalam
Candi café
menyebabkan café hancur.
Ledakan itu
mengakibatkan orang-orang
yang berada
dalam café
meninggal. Dugaan ledakan
terjadi seusai
dua orang
Muslim pergi
dari café. 4
Gambar seorang Pria
yang menggunakan
pakaian gamis
dan sorban. Pakaian
yang digunakan oleh pria
itu adalah pakaian yang
digunakan oleh seorang Ustad.
Pakaian yang
digambarkan dalam film
menjelaskan pakaian
yang digunakan
oleh seorang teroris.
Ustad adalah
sebutan untuk
seorang guru.
Biasanya sebutan
itu sering
digunakan oleh seorang
santri dalam
pondok pesantren untuk
memanggil gurunya.