Konsep Teror dan fanatik

teroris yang selalu diidentikan dengan kekerasan tidak hanya itu saja, tetapi dalam Film 3 masyarakata mengidentikan terorisme dengan kasus pengeboman yang terjadi di Candi Café. Masyarakat menuduh orang-orang Muslim yang melakukan pengeboman tersebut. Hingga menimbulkan prasangka terhadap umat Muslim.

b. Fanatik atau Fanatisme

Kata fanatisme berasal dari dua kata yaitu “fanatik” dan “isme”. Kata fanatik dapat diartikan sebagai sikap seseorang yang melakukan atau mencintai sesuatu secara serius dan sungguh- sungguh. Sedangkan “isme” dapat diartikan sebagai suatu bentuk keyakinan atau kepercayaan. Dapat disimpulkan dari dua defines tersebut bahwa fanatisme adalah keyakinan atau kepercayaan yang terlalu kuat terhadap suatu ajaran baik politik atau agama. Fanatisme sesungguhnya adalah sebuah konsekuensi seseorang yang percaya dan meyakini suatu agama, bahwa apa yang dianutnya adalah benar. Seperti orang- orang muslim yang mempercayai bahwa agama Islam yang mereka anut adalah agama yang benar dan bukan agama yang mengajarkan kejahatan untuk sesamanya. Fanatik juga dapat diartikan suatu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu, yang positif atau yang negatif, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah untuk diluruskan atau diubah. Dalam Film 3, orang-orang Muslim dianggap sebagai orang-orang yang fanatik terhadap agama yang mereka anut. Hingga pemerintah membenci orang-orang Muslim karena sikap fanatik mereka kepada agama Islam. Masyarakat Muslim tidak ingin budaya Barat mempengaruhi agama Islam dengan merubah jati diri agama Islam. Sehingga orang-orang Islam berusaha mempertahankan agama Islam dengan cara sikap fanatik yang mereka tunjukkan. Seseorang yang memiliki sikap fanatik cenderung bersikeras terhadap ide-ide mereka yang menganggap diri sendiri atau kelompok mereka benar dan mengabaikan semua fakta atau argument yang bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan mereka. Sehingga seseorang yang memiliki sikap fanatik akan mengabaikan semua argument-argumen yang menjelekkan keyakinan yang mereka anut.

c. Prasangka terhadap Islam sebagai Agama Teroris

Konfrontasi dunia Barat dengan dunia Islam sudah bukan hal baru. Pandangan dunia Barat semakin negatif terhadap umat Islam pasca serangan teroris yang dilakukan oleh Al-Qaeda terhadap Amerika Serikat pada tanggal 11 september 2001. Serangan teroris yang dikenal dengan sebutan tragedy 911 tersebut menghancurkan gedung World Trade Center WTC dan juga gedung pertahanan Amerika Serikat Pentagon. Tindakan terorisme yang dilakukan oleh gerakan Al Qaeda selalu dikaitkan dengan Islam, hal ini dikarenakan Al Qaeda mengaku bahwa tindakan yang dilakukan adalah jihad. Sementara jihad oleh dunia Barat selalu berkaitan dengan umat Islam. Dunia Barat khususnya bagi negara-negara yang menganut paham Liberalis menganggap bahwa Islam adalah agama yang keras dan identik dengan jihad dalam bentuk terorisme seperti pengeboman atau bom bunuh diri. Agama Islam yang selalu dipandang sebagai agama teroris disebabkan karena berbagai peristiwa yang selalu dikaitkan dengan orang-orang Muslim. Agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi toleransi dan kehidupan yang damai dengan semua manusia. Agama Islam melihat bahwa semua manusia adalah makhluk yang mulia dan terhormat tanpa pandang bulu. 33 Orang-orang Barat yang selalu mengidentikan orang-orang Islam dan agama Islam sebagai teroris adalah salah, karena tidak semua tindakan terorisme dilakukan oleh orang-orang Islam akan tetapi, bisa saja tindakan itu dilakukan oleh kalangan- kalangan politik yang mengatasnamakan agama Islam untuk mencapai tujuannya. 34 Dalam Film 3, masyarakat menggambarkan orang-orang Islam sebagai pelaku terorisme. Sementara agama Islam sebagai agama yang mengajarkan manusia untuk menjadi seorang teroris. Prasangka yang digambarkan masyarakat yang menganggap agama Islam sebagai agama teroris adalah salah. Karena dalam agama Islam manusia diajarkan untuk membawa kedamaian bukan untuk melakukan kekerasan bahkan kehancuran di muka bumi. Dalam Film 3 masyarakat selalu menjadi orang-orang Islam sebagai pelaku kejahatan yang terjadi di muka bumi. Masyarakat menganggap seperti itu karena mereka telah terkontruksi oleh pemikiran-pemikiran Barat yang selalu menghubungkan terorisme dengan agama Islam. 33 http:fokusislam.com4378-paus-fransiskus-islam-bukan-agama-teroris.html diakses pada 9 Agustus 2016 34 Surya Sukti, Islam dan Terorisme di Asia Tenggara, Junal Studi Agama dan Masyarakat, Vol, 5, No. I, Thn. 2008, h. 96.

E. Film

1. Pengertian Film

Film atau motion picture ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama untuk memperoleh hiburan. Akan tetapi, dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bukan persuasif. 35 Film memiliki kekuatan besar dari segi estetika karena menjajarkan dialog, musik, pemandangan dan tindakan secara bersama-sama secara visual dan naratif. Dalam bahasa semiotik, sebuah film dapat didefinisikan sebagai sebuah teks yang, pada tingkat penanda, terdiri atas serangkaian imaji yang mempresentasikan aktivitas dalam kehidupan nyata. Pada tingkat petanda, film adalah cermin metaforis kehidupan. Jelas bahwa topic tentang sinema adalah salah satu sentral dalam semiotika karena genre-genre dalam film merupakan sistem signifikasi yang mendapat respons sebagian besar orang saat ini dan yang dituju orang untuk memperoleh hiburan, ilham, dan wawasan pada level interpretan. 36 Media hiburan film juga dapat dijadikan sebagai media propaganda yang dilakukan oleh kalangan-kalangan penguasa dan partai politik. Melalui sebuah film kita dapat menyaksikan tindakan-tindakan yang diperankan tokoh utamanya yang hampir selalu berakhir dengan kisah sukses yang menggembirakan. 35 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Jogja: Jalasutra, 2010, h.134 36 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta: Jalasutra, 2012, h. 100 Secara umum film memiliki empat fungsi yaitu film sebagai alat hiburan, film sebagai sumber informasi, film sebagai alat pendidikan, dan film sebagai pencerminan nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa. 37 Film Sebagai media komunikasi massa, dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang laizimnya disebut dakwah. 38

2. Jenis-jenis film

Film terbagi ke dalam beberapa jenis diantarnya: a. Film Horor Film ini biasanya berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan supranatural, yang sering berhungan dengan hal gaib atau yang diluar nalar kita. Sehingga film jenis terkesan menyeramkan. b. Film Drama Film drama biasanya bercerita tentang suatu konflik dalam sebuah kehidupan sehari-hari. Namun, film ini terkadang dibuat secara berlebihan sehingga penonton terbawa suasana ketika melihat film tersebut. c. Film Komedi Film ini biasanya berisi tentang kelucuan atau komedia sehingga membuat penonton tertawa ketika melihat film genre ini. d. Film Musikal 37 Teguh Trianto, Film Sebagai Media Belajar, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013, h. 3 38 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012, h. 112 Film jenis ini hamper sama dengan jenis film drama. Akan tetapi, dalam cerita jenis film ini terdapat nuansa musik dari beberapa adegan yang terdapat