Tim Produksi dan Nama-nama Pemain Film 3 Alif, Lam, Mim:

Namun sang sutradara memiliki pendapat tersendiri mengenai makna dari Alim Lam Mim. “Alif itu kan lurus, saya suka menggambarkan sebagai api. Lam itu kayak udara. Mim itu kan ke bawah seperti air. Jadi saya gambarkan seperti avatar,” jelas Anggy. 9 Memang judul dari film ini memancing beragam tafsiran sesuai dengan sudut pandang dari masing-masing orang yang menafsirkannya. Keberagaman sudut pandang inilah yang kemudian lebih banyak dibahas dalam setiap adegan film ini.

a. Beberapa Penghargaan yang didapat Film 3 sebagai berikut:

1. Best Feature Film Freethought International Film Festival di Florida – USA 2. 5 Nominasi di FFI Festival Film Indonesia 2015 3. 8 Nominasi di Piala Maya 2015 4. 4 Nominasi di Indonesian Movie Actor Awards IMAA 2016. 10 5. World Premiere di Balinale International Film Festival 6. New Asian Action Film di OSAKA 7. Jogja Asian Film Festival 8. Opening Film di Indonesian Film Festival Los Angels 9. Best Editing di Piala Maya 2015 9 https:nurbaitihikaru.com20160110review-film-3-alif-lam-mim diakses tgl. 24 Mei 2016, pkl. 11:21 10 https:twitter.com3_themovie diakses pada 18 Juni 2016

b. Tiga Sahabat dalam Satu Cerita

Film Alif Lam Mim bercerita tentang persahabatan tokoh Alif, Herlam dan Mimbo. Mereka tumbuh bersama di sebuah padepokan silat bernama Al-Ikhlas. Lebih tepatnya Pondok Pesantren Al-Ikhlas yang dipimpin oleh Kiai Mukhlis. Walaupun sangat akrab, ketiganya memiliki cita-cita yang berbeda. Alif, bertekad untuk menjadi seorang aparat negara yang dapat menegakkan hukum yang benar. Sedangkan Herlam Lam memilih untuk menyampaikan kebenaran lewat tulisan. Adapun Mimbo Mim, memutuskan untuk mengabdikan kehidupannya sebagai seorang pengajar di Pondok Pesantren Al-Ikhlas. Meskipun jalan yang mereka pilih berbeda, akan tetapi mereka memiliki satu tujuan yang sama yaitu membela kebenaran dan memegang teguh idealisme. Pada akhirnya mereka dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Alif dapat bergabung sebagai penegak hukum dalam pasukan elit Detasemen 38: 80-83, Lam menjadi seorang Jurnalis di kantornya Libernesia, dan Mim mengabdi sebagai ustad di Pondok Pesantren Al-Ikhlas.

c. Film Futuristik: Jakarta 2036

Kota Jakarta di tahun 2036, sungguh masih jauh dari bayangan kita. Mungkin akan ada banyak hal yang terjadi menjelang 20 tahun tersebut. Dalam film ini, tahun 2036 digambarkan sebagai akhir dari perang saudara dan pembantaian kaum radikal di Revolusi tahun 2026. Negara kembali damai sehingga hak asasi manusia dipandang sebagai hal yang sangat penting. Bahkan hal ini terlihat dari keputusan