akan pernah ada masyarakat Bali di kampung Bali dan tidak akan ada eksistensi mereka seperti yang kita lihat sekarang ini.
4.2.2 Peranan Masyarakat Luar
Selain peran masyarakat yang datang dan menetap tinggal di kampung Bali seperti Jawa dan Karo, peranan masyarakat pendatang lainnya yang menjadikan
kampung Bali sebagai daerah tujuan wasata budaya turut serta menjadikan masyarakat Bali mampu menjaga eksistensi mereka. Kedatangan masyarakat dari luar
kampung Bali adalah masyarakat yang berasal dari turis lokal dan turis internasional. Mereka yang datang biasanya ingin menggali pengetahuan tentang bagaimana
awalnya kampung Bali terbentuk. Mereka juga ingin mengetahui banyak hal mengenai proses budaya masyarakat Bali di sana hingga nilai-nilai kesejarahan dari
kampung Bali tersebut. Keberadaan kampung Bali sendiri baru dikenal banyak orang dan dikenal
secara umum pada tahun 2002 yakni sejak adanya rencana menjadikan kampung Bali sebagai tujuan wisata warisan budaya yang dicangkan oleh pemerintah, walupun
terealisasi pada tahun 2013. Dari sosialisasi yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat yang ada di dalamnya, masyarakat umum mulai berdatangan ke kampung
Bali. Hal ini tentu sangat berdampak terhadap masyarakat Bali. Kedatangan mereka telah membuat kampung Bali menjadi banyak dikunjungi oleh masyarakat yang
memiliki latar belakang yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat yang datang, khususnya ingin menguak kesejarahan masyarakat dan kampung Bali, secara tidak langsung telah berdampak pada usaha mereka dalam
menjaga integritas dan eksistensi mereka. Mereka mau tidak mau harus mewariskan kepada keturunannya bagaimana selama ini pendahulu mereka menjaga kampung
Bali dan budayanya agar tetap bertahan. Hal ini tentu saja akan berdampak besar tetap terjaganya keberadaan mereka. Jika hal ini terus terjaga maka dapat dipastikan
akan terjadi kemajuan di hari berikutnya yang menyebabkan eksistensi dan keberadaan masyarakat Bali di kampung Bali akan selalu terjaga kemurnian dan
keasliannya tanpa ada pengaruh lain yang akan merusak kebudayaan mereka. Keseluruhan faktor, baik internal maupun eksternal semata-mata ditujukan
untuk menjaga tetap terjaganya keberadaan masyarakat Bali di kampung Bali. Masyarakat Bali menjaga eksistensi mereka dan pemerintah menyediakan lahan
untuk masyarakat dalam upaya mereka menjaga eksistensi tersebut. Dalam hal menjaga eksistensi masyarakat Bali tersebut sangat diharapkan kerja sama aktif yang
bersifat membangun antara masyarakat Bali dengan pemerintah dan masyarakat Bali dengan masyarakat pendatang. Kerjasama aktif tersebut yang nantinya akan
menjadikan masyarakat Bali beserta kebudayaan mereka tetap terjaga kemurnian dan kesuciannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Proses awal berdirinya Kampung Bali merupakan hasil inisiatif dari warga transmigran yang ingin memperbaiki taraf hidup mereka. Ketidakpuasan masyarakat
transmigran Bali yang bekerja diperkebunan Tanjung Garbus dan Bandar Selamat di daerah Lubuk Pakam menjadi pemicu awal untuk memperbaiki nasib mereka.
Kondisi ekonomi yang serba kekurangan ditambah lagi kesempatan untuk lebih berkembang sangat terbatas. Penghasilan sewaktu bekerja sebagai buruh perkebunan
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dan tidak memungkinkan untuk mereka mendapatkan penghasilan lebih untuk ditabung. Lahirnya Undang-Undang
Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Transmigrasi no. 3 tahun 1972 dianggap peluang untuk memulai hidup yang lebih baik. Yaitu dengan memohon kepada
pemerintah agar mendapatkan tanah olahan. Dalam perkembangan masyarakat kampung Bali, sedikit banyaknya
dipengaruhi oleh kedatangan suku lain ke kampung Bali yang secara langsung membawa dampak terhadap eksistensi masyarakat Bali di kampung Bali. Keadaan ini
ditandai dengan datangnya suku bangsa Karo pada tahun 1986. Perubahan susunan masyarakat di kampung Bali juga semakin terlihat sejak kedatangan suku bangsa
Jawa ke kampung Bali pada tahun 1990-an. Kedatangan masyarakat Karo dan Jawa telah memberikan dampak yang besar terhadap keberadaan masyarakat Bali di
Universitas Sumatera Utara