Ekonomi Ekonomi dan Budaya

akan bahu membahu memberikan bantuan kepada korban kemalangan, dan jika ada yang meninggal dunia di antara masyarakat kampung Bali maka segenap anggota masyarakat tanpa disuruh pun akan ambil bagian dalam segala hal yang menyangkut tentang acara pemakaman orang meninggal tersebut. Hubungan sosial yang telah terjalin di antara masyarakat yang ada di kampung Bali bertujuan untuk mejadikan daerah kampung Bali sebagai daerah yang aman, tentram, dan harmonis. Hubungan yang terjalin akhirnya mengakibatkan tidak adanya pergesekan dari segala aspek. Dengan kata lain, hubungan yang dijalin dari sebuah proses interaksi masyarakat telah melahirkan nilai-nilai moral yang tinggi di kalangan masyarakat kampung Bali walaupun terkadang ditemukan adanya persaingan dari segi ekonomi guna peningkatan taraf hidup masyarakat demi pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih layak lagi. Dengan demikian seluruh masyarakat dapat menjalankan setiap aktifitasnya baik aktifitas budaya, seni, dan ekonominya masing-masing tanpa ada rasa takut karena setiap masyarakat yang ada di kampung Bali telah menanamkan nilai-nilai saling menghargai diantara mereka yang ada di sana.

3.2 Ekonomi dan Budaya

3.2.1 Ekonomi

Masyarakat Bali yang ada di kampung Bali pada awalnya adalah masyarakat yang latar belakang pekerjaannya buruh kontrak di perkebunan Tanjung Garbus dan Universitas Sumatera Utara Bandar Selamat. Kehidupan ekonomi mereka dapat dikategorikan dalam kelompok ekonomi terbelakang yang bisa dikatakan jauh dari sejahtera. Masyarakat Bali pada dasarnya hanya menggantungkan hidup mereka dari upah yang mereka dapatkan dari pihak perkebunan. Upah yang diperoleh pun tergolong kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan yang harus mereka penuhi sehari-harinya. Menyikapi hal tersebut, masyarakat Bali yang ada di Tanjung Garbus dan Bandar Selamat memutuskan untuk memperbaiki tingkat hidup mereka yakni dengan cara berpindah ke tempat lain yang dianggap dapat memperbaiki nasib dan hidup mereka. Dari hasil kerjasama masyarakat Bali dengan PHDI, dan melalui beberapa tahapan seleksi lahan untu mencari lahan yang cocok untuk pertanian, akhirnya PHDI yang bekerjasama dengan pemerintah menemukan tempat yang layak, yakni Desa Paya Tusam Kecamatan Sei Wampu Kabupaten Langkat. Letaknya jauh di pedalaman. Lahan tersebut luasnya 190 Ha yang dikhususkan kepada pemukiman masyarakat Bali dan sebagai lahan pertanian bagi mereka. Masyarakat Bali yang berpindah ke desa Paya Tusam tersebut berhasil merubah wajah hutan belantara menjadi pemukiman yang disertai dengan lahan perkebunan pribadi masyarakat Bali. Lahan yang dikelola untuk setiap kepala keluarga adalah sebanyak 2 Ha. lahan tersebut lah yang digunakan dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Bali. Semenjak kepindahan masyarakat Bali dari Tanjung Garbus dan Bandar Selamat ke desa pedalaman Langkat secara langsung telah mendongkrak kehidupan Universitas Sumatera Utara ekonomi masyarakat Bali. Mereka yang dulunya hanya sebagai buruh kontrak biasa telah berubah status menjadi pemilik lahan perkebunan. Masyarakat Bali di sana secara perlahan telah berhasil meningkatkan perekonomian mereka. Masyarakat Bali tidak lagi menggantungkan hidup dari gaji melainkan telah mampu menghasilkan sendiri penghasilan mereka. Mereka juga tidak lagi berharap dari perkebunan saja melainkan dapat memperoleh tambahan dari beternak hewan. Perkembangan ekonomi masyarakat Bali berubah drastis. Mereka telah mampu mengatur ekonomi mereka sendiri dan bahkan telah mampu mempunyai tabungan sendiri. Perkembangan tersebut tidak mengalami masa surut walaupun dengan kedatangan masyarakat dari suku Karo dan Jawa. Kedatangan suku Karo dan Jawa justru dianggap sebagai pemicu terhadap masyarakat Bali untuk semakin berusaha meningkatkan kesejahteraan mereka. Kedatangan suku Karo dan Jawa akan melahirkan sebuah persaingan dalam bidang ekonomi. Persaingan tersebut yang menjadikan masyarakat Bali lebih dewasa secara mental dan menjadikan masyarakat Bali ikut berproses dalam upaya menjaga keberadaan dan eksistensi mereka di kampung Bali tersebut. Dalam batasan tahun 2002, populasi penduduk masyarakat Bali mengalami penurunan akan tetapi mengalami perkembangan dari segi ekonomi. Populasi masyarakat Bali pada awal berdirinya Kampung Bali tahun 1974 berjumlah mepala keluarga, akan tetapi seiring dengan perkembangan yang terjadi dikampung Bali, yakni sejak masuknya suku Karo dan jawa populasinya menurun menjadi 39 kepala Universitas Sumatera Utara keluarga. Penurunan populasi masyarakat Bali disebabkan tidak adanya lagi lahan yang akan diolah di sana. Kedatangan masyarakat Karo dan Jawa telah menyebabkan pertumbuhan populasi yang sangat cepat yang tidak didukung dengan pertambahan lahan olahan. Hal ini menyebabkan masyarakat Bali berpindah ke tempat lain seperti daerah Kandis dan Bagan Batu untuk mecari lahan baru sebagai lahan olahan. Mereka yang pindah biasanya yang merasa telah mapan dari segi ekonomi. Ketika mereka pindah, mereka akan menjual tanahnya kepada masyarakat Bali yang masih menetap di sana. Hal ini tentu memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tingkat ekonomi masyarakat Bali yang ada di kampung Bali. Lahan untuk tiap-tiap kepala keluarga yang dulunya hanya 2 Ha telah bertambah menjadi 4 Ha dan bahkan ada yang memiliki hingga 6 Ha lahan perkebunan. Tentu saja dengan jumlah lahan yang semakin banyak akan menyebabkan bertambahnya hasil perkebunan yang akhirnya berdampak besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi masyarakat Bali yang ada di kampung Bali. Dari kenyataan tersebut dapat dipastikan bahwa masyarakat Bali yang ada di kampung Bali telah mengalami tingkat kemajuan ekonomi yang sangat mencolok dibandingkan dengan masyarakat lain seperti Karo dan Jawa. Dari segi ekonomi dapat dikatakan bahwa di kampung Bali dengan kondisi masyarakat yang heterogen masyarakat Bali masih berada pada tingkat teratas dari segi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup serta kesejahteraannya. Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Kehidupan Budaya Masyarakat Kampung Bali