Letak Geografis dan Kondisi Alam

BAB II Terbentuknya Kampung Bali

2.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam

Kampung Bali merupakan pemukiman Masyarakat Bali yang ada di pedalaman Kabupaten Langkat. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Langkat merupakan salah satu kabupaten yang berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan, terletak di Bagian Barat Laut Provinsi Sumatera Utara, letak geografis Kabupaten Langkat berada pada koordinat 3° 14’ – 4° 13’ Lintang Utara dan 97° 52’ – 98° 45’ Bujur Timur. Kabupaten Langkat berada diketinggian 4-105 m dari permukaan laut. Secara administrasi Kabupaten Langkat mempunyai batas sebagai berikut: • Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi NAD dan Selat Malaka • Sebelah Selatan : Kabupaten Karo • Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang • Sebelah Barat : Kabupaten Aceh TenggaraTanah Alas Provinsi NAD Ibukota dari Kabupaten Langkat adalah Stabat. Kabupaten Langkat memiliki luas 626.329 Ha sekarang ini Kabupaten Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dan 277 desakelurahan. secara umum mayoritas penduduk Kabupaten Langkat adalah orang Universitas Sumatera Utara Melayu yang merupakan penduduk asli. Kemudian diikuti oleh suku Jawa, Karo, Batak Toba, Mandailing, dll. 16 Kampung Bali di Langkat merupakan wilayah dusun VI yang terletak di Desa Paya Tusam, Kecamatan Sei Wampu. Kecamatan Sei Wampu ini merupakan kecamatan yang bersebelahan langsung dengan kota Stabat. Antara kota Stabat dengan Kecamatan Sei Wampu ini dipisahkan oleh keberadaan Sungai Wampu. Sungai Wampu adalah sebuah sungai yang mengalir melalui 2 kabupaten di Sumatera Utara, Indonesia, yaitu Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat. Di kabupaten Karo, hulu sungai ini dikenal dengan nama Lau Biang. Airnya yang jernih dan cukup deras, mengalir langsung dari hutan-hutan lebat Taman Nasional Gunung Leuser. Sungai Wampu memiliki lebar sekitar 150 m, untuk menyeberangi sungai wampu melalui kota Stabat menuju ke kecamatan Sei Wampu dapat dilalui dengan dua cara, pertama dengan melalui jembatan sungai Wampu dan yang kedua dengan menaiki jasa angkutan penyebrangan sungai berupa getek. Kampung Bali yang menjadi pemukiman masyarakat Bali sebelumnya merupakan wilayah dari Desa Bingai, namun setelah adanya pemekaran pada tahun 2001 terhadap Desa Bingai ini, maka Desa Bingai terbagi menjadi tiga desa. Ketiga desa tersebut adalah Desa Bingai, Desa Paya Tusam, dan Desa Setungkit. Kampung Bali setelah pemekaran Desa Bingai masuk di dalam wilayah Desa Paya Tusam. 16 Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat, Kabupaten Langkat Dalam Angka 2013, BPS- Statistik Of Langkat Regency, 2013 Universitas Sumatera Utara Jarak antara kota Stabat dengan Kampung Bali sekitar 20 km. Perjalanan menuju ke Kampung Bali jika ditempuh dari Kota Stabat akan melewati beberapa pemukiman-pemukiman masyarakat yang di dominasi oleh mayoritas Masyarakat Melayu, perjalanan ini dalam prosesnya akan membelah jalan perkebunan kelapa sawit dan karet yang merupakan tanaman para warga setempat. Akses ini sekalipun dimungkinkan untuk kendaraan roda empat namun akan terasa sangat sulit karena kondisi jalan yang kurang baik. Hal ini lebih disebabkan karena akses jalan yang berbatu dan struktur tanah yang tidak rata. Tidak ada jalan yang jelas ataupun yang menjadi jalan umum dalam perjalanan menuju Kampung Bali dari Kota Stabat, karena jalan-jalan yang dilewati merupakan jalan-jalan perkebunan yang sengaja dibuka hanya untuk kepentingan perkebunan dan untuk menghubungkan satu pemukiman kepemukiman lain, keadaan ini membuat perjalanan menuju Kampung Bali dari kota Stabat terlihat berliku-liku dan sedikit rumit. Masyarakat setempat setelah penyebrangan getek dari kota Stabat masih banyak yang tidak mengetahui jalan menuju Kampung Bali. Karena akses jalan dari kota Stabat menuju Kampung Bali bukanlah akses jalan utama Masyarakat Bali untuk keluar kampung menuju kota, akses jalan utama masyarakat Kampung Bali untuk keluar kampung menuju kota adalah melalui Desa Perhiasan yang merupakan desa dari Kecamatan Selesai menuju kota Binjai. Akses jalan ini merupakan akses jalan yang baru dibuka untuk mempermudah masyarakat keluar dari kampung menuju ke kota. Universitas Sumatera Utara Kampung Bali dikelilingi oleh perkebunan pribadi milik warga, perkebunan ini didominasi oleh tanaman karet yang menjadi mata pencarian masyarakat. Terdapat juga tanaman seperti sawit, kakao dan ada juga tanaman-tanaman liar lainnya. Tampilan wajah Kampung Bali sendiri menghadap Tenggara arah mata angin, apabila diamati dari jalan kedatangan menuju kampung dan pintu gerbang masuk. Setiap orang yang datang memasuki kampung harus terlebih dahulu lewat pintu gerbang untuk bisa memasuki Kampung Bali. Demikian juga warga yang berdiam di kampung itu yang hendak pergi untuk meninggalkan kampung harus melalui gerbang masuk meski memang tidak ada penjaga yang bertugas di gerbang masuk Lihat lampiran gambar 3. Semakin kedalam memasuki kampung menuju arah Barat Laut maka kita akan menemukan Pura Penataran Agung Widya Loka Nata yang terletak di dataran tertinggi kampung, memang kampung Bali ini jika dilihat struktur tanahnya semakin memasukki kampung maka tanahnya semakin tinggi seperti menaiki bukit. Jalan-jalan di areal kampung yang menghubungkan rumah- rumah warga masih menggunakan jalan setapak, jalan-jalan ini terlihat bergelombang karena kondisi tanah diperkampungan yang pada dasarnya tidak rata, ditengah-tengah kampung ada sebuah titi dari kayu yang dibangun untuk melewati sebuah parit besar, parit ini dahulu memang sudah ada, namun menurut sumber dahulu lebar parit ini tidak sebesar seperti sekarang, karena kebutuhan sebagai saluran pembuangan air maka masyarakat memperbesar parit ini agar lebih maksimal fungsinya. Di tengah- tengah pemukiman masyarakat Kampung Bali juga akan banyak ditemui pohon Universitas Sumatera Utara sawit, tanaman ini ditanami secara sengaja oleh masyarakat untuk menambah penghasilan masyarakat. Panorama alam Kampung Bali yang masih didominasi warna hijau memberi kenyamanan tersendiri bagi orang-orang yang rindu akan kehidupan tradisional perkampungan. Kampung Bali adalah pemukiman khas pedesaan yang masih memegang nilai-nilai luhur kebudayaannya. Kampung Bali sebagai desa tradisional ditandai dengan ciri-ciri umum antara lain: mata pencaharian penduduk relatif pada sektor pertanian, perbandingan antara lahan dan penduduk relatif besar, hubungan antar warga relatif akrab, pada umumnya tradisi leluhur masih di pegang kuat.

2.2 Latar Belakang Historis Kampung Bali .