Keterbukaan Masyarakat Bali Faktor Internal

keberadaan agama dan kebudayaan mereka tetap terjaga secara utuh karena masayarakat Jawa dan Karo juga ikut serta menghargai budaya dan agama mereka. Eksistensi sosial dan budaya masyarakat Bali di kampung Bali masih tetap terjaga dengan baik. Mereka masih dapat mempertahankan keberadaan budaya dan agama tanpa terkikis sedikit pun walaupun terjadi gejolak, pertikaian, dan sifat konsumerisme seiring berkembangnya waktu. Kehidupan sosial dan budaya mereka malah semakin berkembang dengan pesat dan tidak mengalami kemunduran, dimana masyarakat pendatang seperti Karo dan Jawa yang menjadi terpengaruh oleh kebudayaan masyarakat Bali. Dengan kata lain kebudayaan Bali tetap terjaga secara utuh, malah kehidupan budaya masyarakat lain yang menjadi terkikis akibat adanya budaya masyarakat Bali. Mereka terikut budaya masyarakat Bali yang memang dianggap nilai luhur yang tinggi dan membawa dampak positif dalam kehidupan mereka di masyarakat.

4.1.2 Keterbukaan Masyarakat Bali

Sifat terbuka adalah sikap siap menerima perkembangan yang ada tanpa harus mengikis nilai-nilai yang telah tertanam, berakar, dan telah menjadi budaya masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan mereka. Budaya masyarakat Bali yang dinamis yang banyak dipengaruhi agama Hindu yang melatarbelakangi terpeliharanya kebudayaan mereka hingga sekarang. Universitas Sumatera Utara Kebudayaan yang datang seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan besarnya pertumbuhan populasi masyarakat memaksa masyarakat Karo dan Jawa mencari lahan baru sebagai tempat tinggal sekaligus sebagai lahan untuk mengembangkan ekonomi mereka. Kedatangan suku Karo pada tahun 1986 dan suku Jawa pada tahun 1990 ke kampung Bali turut serta membawa kebudayaan mereka masing-masing. Kedatangan suku Karo dan Jawa memberikan dampak terjadinya keanekaragaman suku dan budaya yang ada di kampung Bali. Dengan keanekaragaman suku dan budaya yang ada, mereka hidup berdampingan satu sama lain. Dalam menjaga keutuhan budaya, diperlukan adanya sikap terbuka terhadap kemajuan, perkembangan linkungan dan aspek lain yang turut berkembang di masyarakat. Hal ini bertujuan selain menjaga keutuhan budaya juga bertujuan untuk memodernisasikan kebudayaan masyarakat. Kebudayaan masyarakat akan semakin berkembang dan modern jika siap menerima kemajuan yang ada tanpa menghurangi nilai luhur yang ada dalam kebudayaannya. Dengan kata lain, kemajuan yang ada harus tetap disaring dan sebisa mungkin dipadukan dengan kebudayaan yang ada. Akan tetapi jika kemajuan zaman yang ada diterima sepenuhnya tanpa adanya penyaringan, ditakutkan kemajuan zaman yang ada akan mengikis nilai budaya yang ada di masyarakat dan bahkan bisa hilang ditelan zaman. Keberadaan masyarakat Bali di kampung Bali tetap terjaga secara utuh kemurnian dan kesucian serta nilai luhur yang ada walaupun dengan kemajuan yang Universitas Sumatera Utara berkembang di masyarakat yang heterogen. Datangnya masyarakat Jawa dan Karo dengan budayanya masing-masing dianggap bukan sebagai pesaing melainkan sebagai individu murni yang sama dengan mereka. Hadirnya kebudayaan Karo dan Jawa dapat diterima dengan baik oleh masyarakat kampung Bali. Mereka beranggapan bahwa budaya yang ada di masyarakat adalah sama hanya saja tata cara dalam melaksanakan kebudayaan dan agamalah yang membedakan. Mereka justru menganggap bahwa kebudayaan yang ada di luar kebudayaan mereka adalah positif dan bertujuan pula untuk kemajuan kebudayaan mereka. Kebudayaan yang dibawa masyarakat Karo pada dasarnya sebenarnya ada kesamaan dengan kebudayaan dan agama Hindu masyarakat Bali. Dilihat dari sejarahnya, agama masyarakat Karo yang pertama adalah pemenaperbegu. Agama ini mempunyai kesamaan dari ritus tradisi. Sebagai contoh, dari segi tarian. Masyarakat Karo mengenal adanya tari gundala-gundala dimana setiap pemainnya menggunakan topeng dalam pementasan tarinya. Begitu juga masyarakat Bali di kampung Bali mengenal adanya tari topeng Bali. Gerakan dalam tarian ini mempunyai kesamaan dan pada dasarnya tarian ini meyakini bahwa di balik topeng yang mereka gunakan terkandung kekuatan gaib di luar kekuatan manusia. Dari suku Jawa, dengan tradisi mereka yang sering disebut pewayangan. Diketahui bahwa pewayangan adalah salah satu tradisi Jawa yang masih merupakan peninggalan dari agama Hindu. Selain itu sifat sosial masyarakat Jawa yang Universitas Sumatera Utara kebanyakan lebih tertutup dan menghindari konflik ketika ada suatu perdebatan menjadi kesamaan yang dimiliki dengan masyarakat Bali di kampung Bali. Keberagaman budaya yang ada di daerah kampung Bali memiliki keterikatan satu dengan yang lain. Setiap masyarakat dengan keberadaan budaya yang beragam membuat mereka hidup rukun dan damai. Terkadang kesamaan kebudayaan yang dimiliki menjadi dasar utama mereka saling menghargai. Akan tetapi walaupun terjadi perbedaan kebudayaan mereka, khususnya masyarakat Bali dapat menerima perbedaan dengan hati yang lapang dan terbuka. Sikap keterbukaan masyarakat tersebut yang membuat eksistensi mereka tetap bertahan, khususnya dari segi budaya. Dari segi sosial masyarakat, masyarakat Bali juga cenderung lebih ramah dan terbuka terhadap masyarakat. Hal ini terbukti dari aksi masyarakat Bali yang sering memberikan pengajaran kepada masyarakat Jawa dan Karo tentang cara penanaman tanaman hasil perkebunan. Mereka tidak sungkan untuk memberikan trik dalam menjadikan tanaman perkebunan supaya kualitasnya lebih bagus. Hal ini terjadi karena masyarakat Bali di sana dianggap tahu lebih banyak karena pengalaman yang mereka dapatkan sebelumnya saat mereka masih bekerja sebagai buruh kontrak di perkebunan Tanjung Garbus dan Bandar Selamat. Mereka melakukan ini karena budaya dan agama yang mengajarkan mereka supaya menganggap individu lain adalah makhluk sempurna yang sama dengan mereka. Sifat keterbukaan yang dimiliki oleh masyarakat Bali baik dari segi sosial, budaya, maupun ekonomi adalah salah satu faktor kuat yang memicu terpeliharanya Universitas Sumatera Utara keberadaan dan eksistensi mereka di kampung Bali. Sifat terbuka yang dimilikinya menjadikan mereka cukup dipandang di kampung Bali karena dianggap memiliki nilai budi pekerti yang lebih baik yang berdampak pada perkembangan keberadaan mereka di masyarakat.

4.2 Faktor Eksternal

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mampu hidup sendiri tanpa adanya dukungan dan bantuan orang lain. Bantuan yang dimakudkan bukan hanya dari segi ekonomi atau pemenuhan hidup manusia saja, melainkan segala aspek yang mencakup supaya terselenggaranya proses kehidupan. Begitu juga halnya dengan masyarakat Bali yang ada di kampung Bali. Mereka tidak dengan sendirinya ada, menetap, dan bertahan supaya tetap hidup dan berk embang disana. Mereka tetap juga mendaptkan dukungandari pihak-pihak tertentu seperti bantuan dari Parisada, pemerintah dan ormas-ormasnya serta masyarakat lain yang datang ketika kampung Bali telah terbentuk.

4.2.1 Peranan Pemerintah

Dalam sebuah pembangunan, peranan pemerintah sangatlah vital supaya terselenggaranya pembangunan yang diharapkan. Tanpa adanya peran serta aktif pemerintah di dalamnya kemungkinan besar akan terjadi ketidaksinambungan pembangunan yang ada, seminimalnya akan terjadi konflik ketika tidak ada peran Universitas Sumatera Utara