Seni Tari dan Karawitan Pakaian Adat

Penuturan bahasa Bali di Kampung Bali umumnya digunakan hanya ditengah-tengah lingkungan keluarga Masyarakat Bali dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa Bali ini juga umum digunakan dalam kegiatan tertentu yang berkaitan dengan upacara adat. Misalnya dalam upacara pemujaan dan upacara perkawinan.

c. Seni Tari dan Karawitan

Sesungguhnya seni tari dapat digolongkan ke dalam seni teater. Teater mengandung tiga unsur, yakni penonton, tempat, pemain. Karena itu, teater meliputi seluruh seni pertunjukan yang terdiri dari seni pentas drama, seni tari, seni musik karawitan dan seni gerak lainnya. Seni karawitan adalah seni musik yang mengacu pada musik gamelan yang digunakan untuk mengiringi upacara. Seni karawitan ini diyakini masih sesuai dengan kebudayaan asli masyarakat bali di kampung Bali Langkat, tetapi dalam pelaksanaanya hal ini digantikan oleh peralatan yang lebih praktis namun dalam konsep yang masih sama. Sebagai contoh adalah penggunaan kaset.

d. Pakaian Adat

Pakaian Adat Bali menurut kebudayaan asli sangatlah bervariasi. Pakaian adat Bali yang dikenakan seseorang dalam suatu acara, dapat menunjukkan status ekonomi dan status pernikahannya. Namun secara garis besar pakaian adat Bali Universitas Sumatera Utara meliputi tiga jenis pakaian Adat. Pertama, pakaian adat untuk upacara keagamaan. Kedua, pakaian adat untuk upacara pernikahan. Dan, ketiga adalah pakaian adat untuk aktivitas sehari-hari. Kehidupan Budaya masyarakat Bali tidak lagi semurni ajaran Hindu aslinya, keadaan ini lebih disebabkan karena faktor geografis yang tidak memungkinkan dalam melengkapi upacara keagamaanya. Walaupun dengan keterbatasan ini tujuan dalam pelaksanaannya upacara keagamaannya tetap sama. Kebudayaan yang ada dalam masyarakat Bali yang kebanyakan lebih didasarkan pada agama Hindu dapat dikatakan menjadi tolak ukur bagi mereka dalam hal sosialisasi mereka terhadap masyarakat. Kehidupan mereka pun kebanyakan berlandaskan atas ajaran agama yang mereka anut karena mereka percaya dan meyakini bahwa setiap kegiatan manusia di dunia ini jika didasarkan atas niat dan hati yang bersih lewat pengajaran dari agama mereka maka mereka akan terhindar dari dunia yang mereka anggap maya dimana kelak akan membuat mereka jatuh ke dalam dosa. Universitas Sumatera Utara

BAB IV Eksistensi Masyarakat Kampung Bali

4.1 Faktor Internal

Dalam menjaga stabilitas dan keberadaan sebuah suku bangsa di dalam suatu kelompok masyarakat, diperlukan adanya sikap dari warga negara untuk mempertahankan eksistensinya agar keberadaan mereka tetap terjaga. Hal tersebut wajib dilakukan oleh setiap suku bangsa supaya keberadaan mereka tidak tersisih oleh kemajuan zaman dan banyaknya tingkah pola dari masyarakat yang heterogen. Upaya menjaga dan mempertahankan keberadaan dan eksistensi bangsa muncul dari niat warga negara itu sendiri untuk tetap mempertahankan eksistensi mereka baik dari segi kemandirian masyarakat tersebut, maupun sifat terbuka menerima kedatangan bangsa lain yang ada dan menyadari keberadaan mereka dalam kumpulan masyarakat yang heterogen itu. Kemandirian masyarakat yang dimaksudkan mencakup kemandirian mereka dari segi ekonomi, sosial, dan budaya mereka dalam bermasyarakat. Sama halnya dengan sikap terbuka yang dimiliki. Setiap warga negara harus dapat menerima setiap kemajuan dan perkembangan yang ada dalam kelompok masyarakat jika masih ingin tetap bertahan, karena jika tidak maka keberlansungan dan keberadaan mereka akan tersisih oleh perkembangan yang ada di masyarakat. Hal ini disebut sebagai faktor internal yang berasal dari dalam diri setiap warga negara tanpa terkecuali untuk tetap bisa menjaga eksistensinya. Universitas Sumatera Utara