Bentuk Hubungan dalam Komunikasi Antarpribadi

3. Effection ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

II.5.2. Bentuk Hubungan dalam Komunikasi Antarpribadi

Menurut LaFollette 1996 hubungan – hubungan kita berbeda mengenai intensitasny dari yang tidak bersifat pribadi impersonal ke yang bersifat pribadi personal. Hubungan yang tidak bersifat pribadi ialah dimana seseorang berhubungan dengan orang lain semata – mata karena orang itu dapat mengisi peran atau memenuhi kebutuhan segera. Dalam keadaan ini tidak satu pihak pun peduli siapa yang memegang peran atau memenuhi kebutuhan selama segala sesuatu berjalan baik. Sedangkan hubungan bersifat pribadi ialah dimana seseorang mengungkapkan informasi terhadap satu sama lain dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pribadi satu sama lain. Muhammad Budyatna dan Leila Mona, 2011: 36. Kita juga dapat menggolongkan orang dengan siapa kita berhubungan sebagai kenalan, teman, dan sahabat kental atau teman akrab Verderber et al, 2007 1. Kenalan Kenalan adalah orang yang kita kenal melalui namanya dan berbicara bila ada kesempatan, tetapi interaksi kita dengan mereka terbatas. Banyak hubungan dengan kenalan tumbuh atau berkembang pada konteks khusus. Misalnya, tetangga di dekat rumah kita bila bertemu saling memberi hormat atau mengangguk tetapi tidak ada usaha untuk menyampaikan gagasan – gagasan pribadi atau untuk saling berkunjung 2. Teman Karena perjalanan waktu beberapa kenalan kita bisa menjadi teman kita. Teman adalah mereka dengan siapa kita telah mengasakan hubungan yang lebih pribadi secara sukarela Muhammad Budyatna dan Leila Mona, 2011:37. Agar persahabatan berkembang dan berkesinambungan, beberapa prilaku kunci harus. Samter 2003, menjelaskan lima kompetensi penting perlu untuk hubungan persahabatan: a. Inisiasi initiation. Dimana seseorang harus berhubungan atau berkenalan dengan orang lain dan interaksi harus berjalan mulus, santai, Universitas Sumatera Utara dan menyenangkan. Sebuah persahabatan tidak akan terjalin antara dua orang yang jarang berinteraksi atau interaksinya tidak memuaskan b. Sifat mau mendengarkan responsiveness. Masing – masing harus mendengarkan kepada yang lain, fokus kepada mitranya, dan merespons pembicaraan mitranya. Adalah sulit untuk menjalin persahabatan kepada orang yang hanya fokus pada dirinya sendiri atau masalahnya sendiri. c. Pengungkapa diri self-disclosure. Kedua belah pihak mampu mengungkapkan perasaan pribadinya terhadap satu sama lain. Persahabatan tidak akan terjalin jika masing – masing hanya mendiskusikan hal – hal yang abstrak saja atau membicarakan masalah – masalah yang dangkal sifatnya. d. Dukungan emosional emotional support. Orang berharap mendapatkan kenyamanan dan dukungan dari temannya. Kita berharap mendapatkan teman dengan sifat – sifat seperti ini. e. Pengolaan Konflik conflict management. Suatu hal yang tak terelakkan bahwa teman – teman akan tidak setuju mengenai gagasan atau prilaku kita. Persahabatan bergantung pada keberhasilan menangani hal – hal yang tidak disetujui ini. Pada kenyataannya, dengan mengelola konflik secara kompeten, maka orang dapat mempererat persahabatannya. 3. Sahabat Kental atau Teman Akrab Sahabat kental atau teman akrab adalah mereka yang jumlahnya sedikit dengan siapa seseorang secara bersama – sama mempunyai komitmen tingkat tinggi, saling ketergantungan, kepercayaan, pengungkapan, kesenangan di dalam persahabatan. Walaupun hubungan dengan kenalan dapat menyenangkan, kebanyakan orang mengalami kesenangan dan kegembiraan terbesar dari hubungan sahabat kental dan teman karib. Universitas Sumatera Utara Ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang berkualitas menurut Devito dalam komunikasi antar manusia 1997:259 ialah: 1. Keterbukaan openness Kedua belah pihak baik komunikator maupun komunikan saling mengungkapkan ide, gagasan, secara terbuka tanpa rasa takut atau malu. Keduanya saling mengerti dan memahami pribadi masing-masing. 2. Positif positiveness Apabila pembicaraan antara komunikator dan komunikan mendapat tanggapan positif dari keduanya, maka percakapan selanjutnya akan lebih mudah dan lancar. Rasa positif menjadikan orang-orang yang berkomunikasi tidak berprasangka curiga yang dapat mengganggu komunikasi. 3. Kesamaan Equality Adanya kesamaan baik dalam hal pandangan, sikap, usia, dan lain-lain mengakibatkan suatu komunikasi akan lebih akrab dan jalinan antar pribadi pun akan lebih kuat. 4. Empati Empathy Komunikator dan komunikan merasakan situasi dan kondisi yang dialami mereka tanpa berpura-pura. Dan keduanya menanggapi apa-apa yang dikomunikasikan dengan penuh perhatian. Empati menurut Rogers dan Bhownik, ada kemampuan seseorang untuk memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Apabila komunikator atau komunikan atau kedua-duanya dalam situasi heteophily mempunyai kemampuan untuk melakukan empati satu sama lain. Kemungkinan besar akan terdapat komunikasi yang efektif. 5. Dukungan Supportiviness Baik komunikator maupun komunikan saling memberikan dukungan terhadap setiap pendapat, ide, ataupun gagasan yang disampaikan. Dengan Universitas Sumatera Utara begitu keinginan yang ada dimotivasi untuk mencapainya. Dukungan menjadikan orang lebih semangat untuk melaksanakan aktivitas dan meraih tujuan yang diharapkan.

II.5.3. Proses Komunikasi Antarpribadi