Asumsi – Asumsi dalam Groupthink

II.4.1. Asumsi – Asumsi dalam Groupthink

Groupthink merupakan teori yang siasumsikan dengan komunikasi kelompok kecil. Dalam hal ini Irving Janis 1972 memfokuskan penelitiannya pada Problem-Solving Group dan Task-Oriented Group, yang mempunyai tujuan utamanya yaitu untuk mengambil keputusan dan memberikan rekomendasi kebijakan akan solusi-solusi yang ada. Berikut merupakan tiga asumsi penting dalam teori groupthink dalam West Turner, 2008:276 : 1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi. 2. Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang terpadu. 3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok seringkali bersifat kompleks. Asumsi pertama dari groupthink berhubungan dengan karakteristik kehidupan kelompok yaitu kohensivitas. Kohensivitas merupakan rasa kebersamaan dari suatu kelompok. Ernest Boornmann dalam West dan Turner, 2008:276 mengamati bahwa anggota kelompok sering kali memiliki perasaan yang sama atau investasi emosional dan sebagai akibatnya mereka cenderung untuk mempertahankan identitas kelompok. Asumsi kedua berkaitan dengan proses pemecahan masalah dalam kelompok kecil hal ini biasanya merupakan kegiatan yang menyatu. Dennis Gouran dalam West Turner, 2008: 277 mengamati bahwa kelompok-kelompok rentan terhadap batas afiliatif yang berarti bahwa anggota kelompok lebih memilih untuk menahan masukan mereka daripada mengalami resiko ditolak. Sifat sementara asusmsi ketiga menggaris bawahi sifat dasar dari kebanyakan kelompok dalam pengambilan keputusan dan kelompok yang berorientasi pada tugas-tugas dimana orang biasanya tergabung bersifat kompleks. Asumsi ini melihat pada kompleksitas dari kelompok kecil dan kemudian pada keputusan yang muncul dari kelompok. Secara teori, kesemuanya itu disebabkan kurangnya pemikiran kritis dalam kelompok yang kohesif dan kepercayaan diri yang berlebih dari kelompok. Hal ini ditandai dengan beberapa gejala yaitu yang pertama adalah kekebalan ilusi Universitas Sumatera Utara illusion of invulnerability dimana menciptakan sebuah udara optimisme yang tidak semestinya. Yang kedua adalah kelompok menciptakan usaha kolektif untuk merasionalisasikan serangkaian tindakan yang telah ditetapkan. Ketiga adalah kelompok menjaga sebuah kepercayaan yang tidak terpatahkan dalam moralitas yang inherent, melihat dirinya sendiri yang termotivasi dan bekerja untuk hasil yang terbaik. Gejala yang keempat adalah pemimpin yang berasal dari luar kelompok di-stereotype-kan sebagai jahat, lemah, dan bodoh. Kelima adalah tekanan langsung mendesak anggota untuk tidak mengungkapkan pendapat yang berlawanan. Perselisihan akan cepat padam yang akan membawa pada gejala ke enam yaitu sensor diri self cencorship dari pertentangan, dimana anggota enggan menyampaikan pendapat yang berlawanan dan menekan mereka untuk mengambil posisi yang sama. Gejala yang ketujuh adalah adanya ilusi kesepakatan ilusi unanimity bersama dalam kelompok. Jika keputusan telah diambil maka muncul pemikiran waspada mind guards untuk melindungi kelompok dan pemimpin dari opini yang berlawanan dan informasi yang tidak diinginkan. Janis dalam blog http:teorikomunikasi2.blog.esaunggul.ac.id20121011group-think 1. Mendorong semua anggota kelompok untuk mengevaluasi secara kritis dalam setiap kegiatan pengambilan keputusan. mengusulkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kritis groupthink, yakni: 2. Pemimpin kelompok tidak menyatakan pendapatnya dimuka umum pada awal kegiatan sebelum pengambilan keputusan. 3. Menyusun pembuatan kebijakan kelompok yang independent dan bebas dari pengaruh dominasi segelintir individu. 4. Membagi dalam kelompok kecil 5. Berdiskusi dengan kelompok lain untuk mengumpulkan pendapat atau mendapatkan alternatif pemecahan masalah 6. Mengundang pihak lain akademisi, peniliti atau konsultan untuk mendapatkan ide-ide baru 7. Menghargai individu yang memiliki ide berbeda dengan anggota kelompok pada umumnya 8. Lebih peka terhadap lingkungan kelompok secara internal dan eksternal 9. Selalu mengevaluasi dan mengkaji kembali kebijakan yang akan dibuat, sebelum diambil keputusan akhir Universitas Sumatera Utara

II.5 Komunikasi Antarpribadi