7
D. Ruang Lingkup
Gambar 1. Ruang Lingkup
D. Saran Penggunaan Modul
Agar peserta berhasil menguasai dan memahami materi dalam modul ini, lalu dapat mengaplikasikannya dalam pembelajaran di sekolah, maka cermati
dan ikuti petunjuk berikut dengan baik, antara lain: Materi Sejarah
SMASMK Profesional
Pengantar Ilmu Sejarah
PraAksara Indonesia
Sejarah Hindhu- Budha di Indonesia
Sejarah Islam di Indonesia
Pergerakan Nasional Indonesia
Pendudukan Jepang Dan
Proklamasi Kemerdekaan
Pedagogik Pendekatan
Saintifk dan Model -model
Pembelajaran Pengantar RPP
8 Penguasaan materi pedagogik yang mendukung penerapan materi
profesional Penguasaan materi profesional sebagai pokok dalam pembelajaran
sejarah di SMASMK Bacalah setiap tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi
pada masing-masing kegiatan pembelajaran agar anda mengetahui pokok-pokok pembahasan
Selama mempelajari modul ini, silakan diperkaya dengan referensi yang berkaitan dengan materi
Perhatikan pula aktivitas pembelajaran dan langkah-langkah dalam menyelesaikan setiap latihantugaskasus
Latihantugaskasus dapat berupa permasalahan yang bisa dikerjakan dalam kelompok dan individu
Diskusikanlah dengan fasilitator apabila terdapat permasalahan dalam memahami materi.
9
KEGIATAN PEMBELAJARAN1
PENGANTAR ILMU SEJARAH
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta diklat dapat menganalisa Pengantar Ilmu Sejarah dengan baik
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Memecahkan masalah dengan membuat peta konsep konsep tentang ilmu sejarah.
2. Menjelaskan sejarah memiliki guna rekreatif. 3. Menyebutkan tiga pertanyaan pokok terhadap kritik sumber dari segi ekstern.
C. URAIAN MATERI 1. Konsep Dasar Sejarah
a. Pengertian Sejarah
Istilah sejarah bermula dari bahasa Arab “syajaratun” yang artinya pohon atau keturunan atau asal usul yang kemudian berkembang sebagai kata dalam
bahasa Melayu “syajarah”, akhirnya menjadi kata sejarah dalam bahasa
Indonesia Frederick dan Soeroto, 1982:1. Jadi, kata pohon di sini mengandung pengertian suatu percabangan geneologis dari suatu kelompok keluarga tertentu
yang kalau dibuat bagannya menyerupai profil pohon yang ke atas penuh dengan cabang serta ranting-rantingnya serta ke bawah juga menggambarkan
percabangan dari akar-akarnya. Dengan demikian kata syajarah itu mula-mula dimaksudkan sebagai gambaran silsilahketurunan Widja, 1988: 6.
Memang,dalam historiografi tradisional kebanyakan intinya memuat asal usul keturunan silsilah. Kata-kata seperti kisah, hikayat, tambo, riwayat, tarikh
adalah istilah yang sering dipakai untuk gambaran asal-usul tersebut. Dalam bahasa Jawa dikenal babad dan kidung di dalamnya juga mengandung unsur
silsilah, meskipun sering dirangkai juga dengan gambaran kejadianperistiwa, sebagaimana dalam bahasa Jerman terdapat istilah geschicte yang berarti terjadi