Sejarah Sebagai Peristiwa dan Kisah

19 Sumber sejarah atau dapat juga disebut data sejarah Kuntowijoyo, 1995:94 yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang akan ditulis. Proses pencarian dan pengumpulan sumber sejarah atau data sejarah inilah yang disebut dengan heuristik Hariyono, 1995:54. Sumber sejarah adalah semua peninggalan manusia peninggalan sejarah dari masa lampau. Peninggalan sejarah dapat berupa benda-benda, seperti bangunan candi, patung, masjid, makam, peralatan hidup senjata, tombak, keris, gamelan, perhiasan emas, perak, perunggu, dll dan juga dapat berupa tulisan, seperti prasasti, karya sastra, dokumen. Menurut jenisnya: Pertama, sumber tertulis tekstual, yaitu keterangan tertulis yang berkaitan dengan peristiwa sejarah. Sumber tertulis ada 3 macam, yaitu: 1. Sumber tertulis sezaman dan setempat. Maksudnya sumber tertulis itu ditulis pada waktu terjadinya peristiwa sejarah dan berasal dari lokasi terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Prasasti Yupa tentang Kerajaan Kutai Abad ke-4 Masehi. Prasasti ini ditulis atas perintah Raja Mulawarman sezaman dengan Kerajaan Kutai dan ditemukan di sungai Muarakaman Kutai setempat dengan kerajaan Kutai.2. Sumber tertulis sezaman tetapi tidak setempat. Maksudnya sumber tertulis itu ditulis pada waktu terjadinya peristiwa sejarah tetapi bukan berasal dari daerah terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Kitab Ling Wai Taita karya Chou Ku Fei tahun 1178 tentang Kerajaan Kediri. Sumber ini sezaman dengan Kerajaan Kediri Abad 10-12 tetapi berasal dari Cina tidak setempat.3. Sumber tertulis setempat tetapi tidak sezaman .Maksudnya sumber tertulis itu berasal dari daerahlokasi terjadinya peristiwa sejarah tetapi ditulis jauh sesudah terjadinya peristiwa sejarah. Contoh: Kitab Babad Tanah Jawi yang ditulis pada zaman Kerajaan Mataram Islam tetapi isinya tentang akhir Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang yang tidak sezaman dengan masa Kerajaan Mataram Islam. Kedua, Sumber lisan oral: keterangan langsung dari pelaku atau saksi sejarah dari peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Ketiga. Sumber benda korporal: sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan. Misalnya: fosil, senjata, candi. Keempat, Sumber rekaman yang berbentuk foto dan kaset video. Misalnya: foto peristiwa proklamasi kemerdekaan. 20 Menurut tingkat pemerolehan: Sumber primer pertama: peninggalan asli sejarah yang berasal dari zamannya. Misalnya: prasasti, candi, masjid. 2. Sumber sekunder kedua: benda-benda tiruan dari benda aslinya, seperti prasasti tiruan, terjemahan kitab-kitab kuno.. 3. Sumber tersier ketiga: berupa buku-buku sejarah yang disusun berdasarkan hasil penelitian ahli sejarah tanpa melakukan penelitian langsung.

2. Kritik

Apabila seorang sejarawan telah berhasil mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang akan menjadi bahan dari cerita sejarahnya, maka langkah berikutnya yang perlu dikerjakan ialah menilai, menguji atau menyeleksi sumber- sumber tersebut sebagai usaha untuk mendapatkan sumber yang benar, dalam arti benar-benar diperlukan, benar-benar asli serta benar-benar mengandung informasi yang relevan dengan cerita sejarah yang disusun. Ini menyangkut kredibilitas dari sumber-sumber tersebut.Usaha ini semua disebut kritik sejarah. Semua sumber mempunyai aspek ekstern dan aspek intern, oleh karena itu kritik sejarah bisa dibedakan menjadi kritik intern dan kritik ekstern.Kritik ekstern bertugas mempermasalahkan kesejatian bahan atau mempersoalkan apakah sumber itu merupakan sumber sejati yang dibutuhkan. Kritik intern bertugas mem-permasalahkan kesejatian isi atau bertalian dengan persoalan: apakah sumber itu dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Kritik ekstern terutama bertujuan menjawab tiga pertanyaan pokok yang menyangkut sumber. 1. Apakah sumber itu memang sumber yang kita kehendaki, di mana sejarawan ingin mengetahui meyakinkan diri apakah sumber itu asli atau palsu. 2. Apakah sumber itu sesuai dengan aslinya atau tiruan, yang mana terutama menyangkut sumber-sumber kuno di mana satu-satunya cara untuk memper- banyak atau mengabadikan naskah adalah dengan menyalin. Dalam menyalin inilah ada kemungkinan terjadi perubahan dari dokumen aslinya. 3. Apakah sumber itu utuh atau telah diubah-ubah. Ini menyangkut utuh atau tidaknya sumber, artinya mempertanyakan kondisi fisik sumber rusak, retak, robek, dll. Notosusanto, 1971: 20; Widja, 1988: 21-22. Kritik intern mulai bekerja setelah kritik ekstern selesai menentukan, bahwa dokumen yang kita hadapi memang dokumen yang kita cari.Kritik intern harus membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh suatu sumber memang