Kondisi Sosial Kemasyarakatan PraIslam

53 dilakukan akan tetapi tidak berhasil, puncaknya adalah usaha kekerasan fisik yakni membunuh Muhammad. Dalam menghadapi kondisi ini Muhammad berdasar petunjuk Tuhan kemudian meninggalkan Mekkah menuju kota Yatsrib, peristiwa ini kemudian dikenal sebagai peristiwa Hijrah yang dipergunakan sebagai awal perhitungan tahun Islam. Muhammad berdakwah di Mekkah selama 10 tahun 610-621 M, tetapi belum berhasil mengubah kepercayaan masyarakat Mekkah. Kendali dakwah beralih kota Yatsrib, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Madinatul Munawaroh atau Madinah. Islam berkembang di Madinah dengan pesat. Sebuah sistem kemasyarakatan dibangun atas dasar tuntunan Islam. Masyarakat non Islam diberi kebebasan untuk tetap menjalankan aktivitasnya dengan prinsip saling menghormati, serta bersama-sama menjaga kedamaian dan ketentraman kota Madinah. Muhammad membangun kota Madinah dengan prinsip-prinsip yang dikenal sebagai Konstitusi Madinah. Sistem pemerintahan yang dikembangkan ini dikenal dengan sebutan kekhalifahan. Orang-orang Mekkah merasa adanya ancaman yang cukup serius dengan berkembangnya Islam di Madinah, karena Madinah merupakan jalur perdagangan dari Mekkah ke Syam. Untuk itu dipakai berbagai cara untuk menghancurkan Islam di Madinah. Usaha ini tidak berhasil bahkan berbalik, karena kabilah lain di Jazirah Arab banyak yang bergabung dengan Islam sehingga Mekkah mulai kekurangan teman untuk ikut memusuhi Islam. Berbagai peperangan telah terjadi antara kekuatan Islam dan Quraisy yang merupakan representasi Mekkah. Perang Badar, Uhud, Khandaq, dan Khaibar, yang diakhiri dengan Fattu Mekkah kejatuhan Mekkah. Dengan jatuhnya Mekkah ke pangkuan Islam, mulailah babak baru perkembangan Islam. Islam telah berhasil meletakkan dasar bagi penyebaran Islam ke seluruh jazirah Arab dan membongkar kepercayaan bangsa Arab ke arah keesaan Tuhan. Mekkah sebagai pusat ritual bangsa Arab telah kembali kepada Tauhid, dengan demikian “seluruh” bangsa Arab dapat dipengaruhi untuk menerima Islam sebagai agama. Pusat pemerintahan tetap di Madinah dan dipegang oleh Nabi sampai wafatnya tanggal 13 Rabiulawal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M. Sepeninggal Muhammad kendali perkembangan Islam dipegang oleh Khafilah Abu Bakar, seorang sahabat yang termasuk orang-orang yang 54 paling awal memeluk Islam. Abu Bakar memimpin dari tahun 632 M sampai 634 M. Pada masa kepemimpinannya Abu Bakar menghadapi permasalahan yang dipelopori oleh para pembangkang, yakni mereka yang setelah Muhammad meninggal tidak bersedia melakukan ajaran Islam. Para pembangkang antara lain Musailamah Al Kazzab, Sajah Tamimiyah, dan Tulaihah bin Khuwailid. Salah satu jasa Abu Bakar adalah berhasil mengumpulkan mushab Al Qur’an. Abu Bakar juga berhasil mengamankan Madinah dari serangan Romawi dan Parsi, caranya dengan mengirimkan pasukan mengamankan dari perbatasan di bagian utara wilayah jazirah Arab. Sepeninggal Abu Bakar umat Islam dipimpin oleh Khalifah Umar Bin Khatab. Umar Bin Khatab di kenal sebagai panglima perang, ahli hukum, ahli tatanegara, dan seorang khalifah yang adil. Pada masa kepemimpinannya Syria dapat dikuasai, demikian pula wilayah Palestina. Walaupun Madinah mengirim pasukan ke wilayah lain, akan tetapi kebebasan beragama tetap dijunjung tinggi. Pasukan umat Islam tidak boleh mengganggu wanita, anak- anak, tempat ibadah dan tidak boleh merusak hasil pertanian dan kebun penduduk yang dikuasai. Pasukan Islam kemudian bergerak ke Mesir, sebagai wilayah yang strategis Mesir harus dikuasai agar tidak digunakan Romawi untuk melemahkan Islam. Umar pada tahun 644 M di bunuh oleh Abu Lukluk ketika hendak berangkat shalat subuh, dengan demikian berakhirlah kepemimpinan Umar selama 12 tahun. Sebelum meninggal Umar menunjuk 6 sahabat untuk dipilih salah satu menjadi penggantinya. Enam sahabat yang ditunjuk yakni; Ali bin Abi Thalib, Ustman bin Affan, Zubair bin Auwan, Saad bin abi Waqash, Thalhah bin Ubaidilah, dan Abdurrahman bin Auf Syalabi, 1990. Ustman bin Affan akhirnya terpilih menjadi khalifah menggantikan Umar, ia meneruskan kebijakan Umar dalam memimpin umat Islam. Utsman dikenal sebagai seorang saleh, jujur, dan lemah lembut. Pada masa kepemimpinan Utsman Islam berkembang luas ke luar jazirah Arab, seluruh wilayah Parsi dan sebagaian Asia Tenggara berhasil dikuasai. Dari wilayah Mesir Islam juga berkembang di wilayah Afrika Utara. Luasnya wilayah Islam menyebabkan Ustman menempatkan orang-orang yang menurutnya dapat dipercaya sebagai tangan kanannya. Di satu sisi karena ketika di angkat menjadi pengganti Umar, Ustman sudah berusia lanjut sehingga memerlukan