73 c AMS Algemene Middelbare School, Sekolah Menengah Umum,
merupakan sekolah lanjutan dari MULO, lama pendidikan 5 tahun.
d KS Kweek School, Sekolah Guru, lama pendidikan 6 tahun. 3 Pendidikan Tinggi di antaranya:
a Technische Hooge School : Pendidikan Tinggi Teknik. b Rechts Hooge School : Sekolah Hakim Tinggi.
c GHS Geneeskundige Hogeschool. d OSVIA Opleiding School voor Inlandse Ambtenaren, Sekolah
Pendidikan Pegawai Pribumi. e STOVIA School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen, Sekolah
Kedokteran Jawa. Para pelopor pergerakan nasional terdiri atas para pelajar STOVIA.
Kelompok intelektual khususnya lulusan dokter Jawa termasuk kelompok yang peka terhadap keadaan pada saat itu, mengingat tugas yang
diembannya berupa pengabdian terhadap kondisi masyarakat Indonesia yang sangat memprihatinkan.
1.2 Faktor Eksternal
Sebenarnya timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebab-kan oleh kondisi dalam negeri seperti diuraikan di atas, juga ada
faktor yang berasal dari luar faktor ekstern yaitu: 1.2.1 Kemenangan Jepang atas Rusia
Pada tahun 1904 – 1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan
Rusia, yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini terjadi karena Jepang telah melakukan perubahan strategi
politik luar negerinya dari kebijaksanaan pintu tertutup menjadi pintu terbuka dengan suatu proses yang kita kenal dengan Meiji Restorasi.
Dengan demikian Jepang mulai terbuka terhadap dunia luar, bahkan sistem pemerintahannya meniru gaya Inggris sedangkan modernisasi
angkatan perangnya meniru Jerman.Dengan demikian kemenangan Jepang atas Rusia memberikan semangat juang terhadap para pelopor
pergerakan nasional di Indonesia.
74 1.2.2 Partai Kongres India
India adalah bangsa yang memiliki nasib sama dengan bangsa Indonesia, yaitu sebagai sesama bangsa terjajah. Bangsa Indonesia
dijajah oleh Belanda dalam perkembangan sejarah selanjutnya juga pernah dijajah Inggris sedangkan India merupakan tanah jajahan
Inggris.Perlawanan juga terjadi terhadap Inggris yang ada di India, atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885
mendirikan Partai Kongres India. Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan: Swadesi,
Satyagraha dan Ahimsa. Ketiga elemen ini mengandung makna kemandirian, menuntut kebenaran dengan memperjuangkan peraturan
yang sesuai dengan kepentingan bangsa India, serta melakukan suatu perjuangan tanpa kekerasan ahimsa dalam bahasa dilarang membunuh.
Nilai-nilai yang terkandung dalam garis perjuangan Partai Kongres India ini banyak memberikan inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia seperti
melalui perjuangan organisasi dan Gerakan Samin. 1.2.3 Nasionalisme di Philipina
Philipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571-1898. Seperti yang terjadi terhadap India dan Indonesia, ternyata
gerakan-gerakan yang ada di Asia ini bukan sekedar perlawanan terhadap dominasi asing, tetapi lebih merupakan suatu revolusi politik dan
moral. Demikian juga dengan akibat yang ditimbulkan, hanyalah penderitaan terhadap bangsa yang terjajah.
Dalam perkembangannya kemudian di Philipina muncul seorang tokoh Jose Rizal, yang pada tahun 1892 melakukan perlawanan bawah
tanah terhadap kekejaman Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan nasionalisme Philipina dalam menghadapi
penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Perjuangan bangsa
Philipina melawan penjajah ini merupakan salah satu contoh perlawanan terhadap dominasi asing yang kemudian juga terjadi di negara-negara
lain seperti di Mesir, Turki, dan Cina.
75 1.2.4 Gerakan nasionalisme Cina
Munculnya gerakan nasionalisme di Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping 1850
– 1864 dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya
di tanah air Indonesia. 1.2.5 Gerakan Turki Muda
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakannya dinamakan Gerakan Turki MudaCina diawali
dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping 1850 – 1864 dan kemudian
disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
2. Peran Golongan Terpelajar, Profesional, dan Pers dalam Pergerakan
Nasional
Nasionalisme jika dilihat dari aspek bahasa, berasal dari kata Natie Belanda, atau nation Inggris yang berarti bangsa. Bangsa dapat
terbentuk karena faktor budaya, ekonomi, politik, teritorialwilayah yang memiliki kesepakat-an bersama serta mempunyai suatu tujuan tertentu.
Sebelum lahirnya pergerak-an nasional telah ad a “benih-benih” terlebih
dahulu yaitu kesadaran nasional. Kesadaran nasional sebenarnya suatu pandangan yang sangat terkait dengan soal perasaan, kehendak untuk
hidup bersama yang timbul antara sekelompok manusia yang nasibnya sama dalam masa lampau yang mengalami penderitaan bersama.
Kesadaran nasional memiliki fungsi penting yakni suatu kesadaran yang menempatkan pengalaman, perilaku serta tindakan individuseseorang
dalam kerangka nasional. Rasa kebangsaan terbentuk sejak Kebangkitan Nasional pada
tahun 1908. Perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia menghadapi penjajah dipicu oleh harga diri sebagai bangsa yang ingin merdeka di
tanah airnya sendiri tanpa tekanan penjajah. Hal ini ditunjang dengan munculnya pendidikan. Kebutuhan pendidikan telah disadari sebagai
kebutuhan yang tidak bisa ditunda dan diabai-kan lagi, kesadaran ini semakin hari semakin meluas di Indonesia. Pendidikan pula yang
akhirnya melahirkan golongan terpelajar yang mampu membuka