Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Bermitra

Pelaksanaan kemitraan antara petani tebu mitra dengan PG. Candi Baru telah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dan pada pelaksanaannya sudah seimbang antara kebutuhan Pabrik Gula dengan petani tebu. Ketentuan tersebut sudah adil menurut penjelasan tentang hak dan kewajiban petani dan juga pabrik gula, pola kerjasama yang dijalin dan sumber pengaturan permodalan.

6.3. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Bermitra

Setiap hubungan kerjasama pasti terdapat kendala-kendala yang dapat mengganggu kelancaran hubungan kerjasama. Ada pun juga kendala-kendala yang dialami oleh petani dan PG. Candi Baru antara lain seperti: 1. Tebang Angkut Masalah tebang angkut ini biasanya terjadi pada waktu penebangan tidak tepat waktu sehingga tebu sampai mengeluarkan bunga. Bila sampai tanaman tebu mengeluarkan bunga, maka nira yang didapat berkurangbahkan bisa sampai kering karena niranya tidak keluar dan masalah ini sangat merugikan petani dan juga PG. Candi Barukarena petani sudah mengeluarkan tenaganya dan PG. Candi Baru telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit mulai dari awal penanaman, perawatan dan pemanenan. Kapasitas giling tebu yang terbatas pada PG Candi Baru, mengakibatkan pihak PG yang terpaksa membongkar tanaman tebu sesuai dengan besarnya kapasitas. Sehingga pada saat musim panen tiba, tanaman tebu yang sudah siap dipanen terpaksa harus menunggu giliran untuk dibongkar oleh pihak PG. Padahal dalam masa ‘menunggu’ tersebut tebu dapat menurunkan besarnya rendemen. Jika besarnya rendemen turun maka yang sudah pasti terjadi adalah penerimaan pun ikut menurun. 2. Pasokan Bahan Baku Ketersediaan bahan baku merupakan petemuan antara permintaan dan penawaran oleh pabrik gula, semakin besar harga bahan baku tebu, semakin besar jumlah bahan baku tebu yang disalurkan petani, sedangkan bagi pemilik pabrik gula dan penawaran oleh petani saling mengadakan penyesuaian titik keseimbangan pada kualitas dan harga bahan baku. Banyaknya Pabrik Gula di sekitar PG. Candi Baru menjadikan semakin besarnya persaingan yang harus dilakukan untuk berlomba-lomba mendapatkan bahan baku tebu. Maka dari sini pihak PG. Candi Baru harus melakukan pendekatan-pendekatan dan meningkatkan pelayanan untuk mendapatkan petani mitra pada musim tanam berikutnya. 3. Kredit Masalah kredit pinjaman utamanya sering terjadi pada petani TRKSU. Apabila petani tersebut mengalami kegagalan dalam panen, maka pihak PG yang menanggung mutlak seluruh resikonya. Dari kegagalan tersebut, petani biasanya mulai terlambat dalam melakukan pembayaran kredit, terlambat untuk menyetorkan tebu atau bahkan kurang dalam memasok tebu sesuai dengan perjanjian. Maka sanksi yang diberikan kepada petani adalah menjadi pertimbangan ke depannya bagi PG dalam menjalin kerjasama dengan petani tersebut. 4. Rendemen dan Bagi Hasil Masalah rendemen dan bagi hasil yang biasanya merupakan masalah yang krusial bagi pabrik gula setelah dilakukan penelitian pada Pabrik Gula Candi Baru tidak mengalami kendala dalam penentuan rendemen dan bagi hasilnya. Pabrik Gula Candi Baru menggunakan sistem ARI Analisa Rendemen Individu yang tidak semua Pabrik Gula gunakan dalam penentuan rendemen tebu. Sedangkan untuk pelaksanaan bagi hasil pada Pabrik Gula Candi Baru telah mengikuti aturan pemerintah sehingga tidak merugikan petani sebagai pemasok bahan baku Pabrik Gula.

6.4. Harmonisasi yang Terjadi antara Petani dengan PG. Candi Baru Terhadap Pelaksanaan Kemitraan