Luas Status Lahan Usahatani Pendidikan Responden

6.1.2. Luas Status Lahan Usahatani

Tanah merupakan kekayaan yang berharga dan penting bagi kebutuhan penduduk daerah pedesaan. Tanah di samping modal utama bagi pertanian dalam menjalankan usahataninya juga merupakan ukuran kekayaan seseorang di daerah pedesaan. Lahan yang akan dideskripsikan berikut ini adalah luas lahan keseluruhan responden. Tabel 5. Jumlah Responden Menurut Luas Lahan Usahatani Sumber: Data primer diolah Dari tabel 5 di atas, diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki luas lahan terbanyak adalah 7 orang atau 46 dari petani TRKSU Tebu Rakyat Kerjasama Usahatani dengan luas lahan sekitar 2-8 Ha. Sedangkan dari petani TRM Tebu Rakyat Mandiri yang memiliki luas lahan terbanyak adalah 6 orang atau 40 dengan luas lahan sekitar 2-8 Ha. Hal ini berarti bahwa kebanyakan yang menjadi petani tebu yang bermitra dengan PG adalah petani yang mempunyai lahan yang cukup luas yakni kisaran antara 2-8 Ha. Hal tersebut akan mempengaruhi produktivitas usahatani dan produksi gula, akan tetapi modal yang diperlukan juga tidak sedikit. Luas Lahan Ha Petani TRKSU Petani TRM Jumlah Jiwa Persen Jumlah Jiwa Persen 2 1 7 3 20 2,00-8 7 46 6 40 8,01-15 3 20 4 27 15 4 27 2 13 Jumlah 15 100 15 100 Tabel 6. Status Lahan yang Dikerjakan Petani Tebu Mitra Sumber Data Primer diolah Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, hampir keseluruhan responden mengaku bahwa lahan yang dimiliki untuk keperluan usahatani tebu mereka, diperoleh atas hasil menyewa lahan bukan milik sendiri. Hal itu dikarenakan adanya pertimbangan bahwa harga sewa jauh lebih murah, cara memperolehnya lebih mudah dan juga dapat memberikan masukan bagi para pemilik lahan yang mereka sewa.

6.1.3. Pendidikan Responden

Pendidikan merupakan faktor penting terhadap kemampuan dalam pengambilan keputusan pada usahatani karena dengan pendidikan yang dimiliki petani akan mempengaruhi tingkat pengetahuan, cara berpikir dan keterampilan petani. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin cepat menerapkan inovasi baru, sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan petani maka semakin lambat petani tersebut dalam menerima dan menerapkan inovasi baru karena pemikiran mereka masih berdasarkan pengalaman saja. Untuk mengetahui tingkat pendidikan petani tebu tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut: Status Lahan Petani TRKSU Petani TRM Jumlah Jiwa Persen Jumlah Jiwa Persen Sakap - - - - Sewa 14 93,33 10 88,89 Beli 1 6,67 5 11,11 Jumlah 15 100 15 100 Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden Sumber: Data Primer diolah Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihat tingkat pendidikan petani TRKSU Tebu Rakyat Kerjasama Usahatani sebanyak 9 orang dengan prosentase sebesar 60 adalah Sarjana, sedangkan untuk petani TRM Tebu Rakyat Mandiri terbanyak 9 orang dengan prosentase 60 adalah Sarjana. Data ini menandakan tingginya tingkat kesadaran masyarakat petani dalam pendidikan mengingat bahwa pendidikan sangat berpengaruh pada penerapan teknologi baru di dalam pengembangan usahatani budidaya tanaman tebu tersebut. Dengan pendidikan maka tingkat kemampuan dan keterampilan dalam mengelola usahatani tanaman tebu dapat meningkat ke arah yang lebih baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan membantu petani tanaman tebu dalam upaya untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Penyuluhan-penyuluhan pertanian yang dilakukan secara intensif dan semakin luasnya sarana komunikasi, akan semakin menambah pengetahuan dan keterampilan petani dalam berusahatani tanaman tebu, sehingga mereka dapat meningkatkan produksi dan pendapatan yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Tingkat Pendidikan Petani TRKSU Petani TRM Jumlah Jiwa Persen Jumlah Jiwa Persen SD - - SMP 1 7 - SMA 5 33 6 40 Sarjana 9 60 9 60 Jumlah 15 100 15 100 Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan dari petani yang bermitra dengan PG adalah petani yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu sarjana. Tingginya tingkat pendidikan yang pernah ditempuh para petani dapat mempengaruhi produktivitas usahatani dan produksi gula. Kebanyakan dari petani yang bergelar sarjana ini, melihat peluang yang cukup besar dalam menjalankan usahatani tebu. Sehingga mereka tergerak untuk berusahatani tebu. Adapun untuk mengetahui cara-cara dalam pembudidayaan tebu ini sebagian dari mereka mengetahui dari pendidikan formal yang mereka tempuh dan sebagian lainnya mendapatkan ilmu secara otodidak dari generasi keluarga sebelumnya ataupun dari pembinaan yang dilakukan oleh pihak PG.

6.2. Prosedur Pelaksanaan Pola Kemitraan Antara Petani dan PG. Candi