Kebijakan TRI Tebu Rakyat Intensifikasi

2. Kemitraan subkontrak yaitu hubungan kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan sebagai bagian dari komponen produksinya. 3. Kemitraan dagang umum, yaitu hubungan kemitraan mitra usaha yang mensuplai kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. 4. Kemitraan keagenan, yaitu salah satu bentuk hubungan kemitraan dimana usaha kecil diberi hak khusu untuk memasarkan barang dan jasa dari usaha menengah atau usaha besar sebagai mitra. 5. Waralaba, yaitu pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan hak lisensi Hafsah, 2000.

2.3.4. Kebijakan TRI Tebu Rakyat Intensifikasi

Program tebu rakyat adalah salah satu program intensifikasi nasional yang berujuan meningkatkan produksi gula dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tebu beserta keluarganya, melalui peningkatan pendapatan dari lahan petani yang ditanami tebu oleh petani itu sendiri, selain itu kerjasama kelompok tani pada satu hamparan usahatani guna memanfaatkan potensi lahan, daya dan dana secara optimal dengan menerapkan teknologi anjuran. Teknologi anjuran Hasta Usaha adalah usaha dalam proses produksi tebu dan gula yang terdiri dari : 1. Penggarapan tanah yang baik 2. Penangkapan pada masa tanam optimum 3. Penggunaan bibit varietas unggul 4. Penggunaan pupuk berimbang 5. Pemeliharaan tanaman yang tetap 6. Pengendalian jasad pengganggu 7. Penyediaan dan pengaturan air sesuai kebutuhan tanaman 8. Perlakuan panen dan pasca panen secara efisien Anonymous, 2005 Dengan terbitnya Inpres Nomor 9 tahun 1975 maka sistem produksi gula di Indonesia terutama pabrik-pabrik gula di Jawa yang tidak memiliki lahan Hak Guna Usaha HGU yang cukup luas mengalami perubahan mendasar. Pengusaha tanaman tebu untuk bahan baku produksi gula tidak lagi dilakukan dipabrik gula dengan cara menyewa lahan petani, tetapi dilakukan diatas lahan miliknya sendiri dengan dukungan bimbingan masal BIMAS yang terprogram Anonymous, 2005. Pokok-pokok Inpres tersebut adalah: 1. Mengalihkan perusahaan tanaman tebu dari sistem sewa tanah oleh pabrik gula menjadi tebu rakyat yang diusahakan petani diatas lahan milik sendiri. 2. Meningkatkan produksi gula dan pendapatan petani tebu dengan melakukan intensifikasi pada tebu rakyat baik yang berasal dari pengalihan sewa tanah maupun tebu rakyat yang sudah ada, dan selanjutnya dikelola dalam wadah yang sama dengan intensifikasi tanaman panganan. 3. Menugaskan pabrik gula dalam fungsi dan peran sebagai pimpinan kerja lapangan guna melaksanakan alih teknologi budaya tebu kepada petani, penyediaan bibit unggul, penyediaan dan pelayanan sarana produksi dan pelayanan kredit. 4. Mengikutsertakan KUD dan bimbingan untuk mengkoordinasikan petani tebu rakyat agar produksi dan pendapatannya meningkat Hasibuan Edi, 2005.

2.3.5. Sistem Bagi Hasil