pengelolaannya pada perusahaan mitra atas dasar kesepakatan bersama yang saling menguntungkan dengan memperoleh jaminan
penghasilan tertentu dengan memanfaatkan Kredit Ketahanan Pangan atau kredit lainnya.
4 Sewa lahan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Pola ini diterapkan dalam keadaan terpaksa dimana ketiga pola diatas tidak
dapat terlaksana. c. Bentuk – bentuk pola kemitraan antara petani dengan Pabrik Gula
tersebut diatas, pelaksanaanya tergantung pada pilihan petani sendiri yang ditentukan pada saat motivasi.
d. Untuk menunjang kelancaran kegiatan motivasi dan musyawarah dengan petani perlu dibentuk tim pemandu.
2.4. Analisis Ekonomi Usahatani
Usahatani adalah kegiatan ekonomi karena ilmu ekonomi beperan dalam membantu pengembangannya. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
alokasi sumber yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan kehendak manusia yang tidak terbatas. Pada posisi yang demikian petani harus mengalokasikan
sumber daya usahatani atau yang lebih sering disebut faktor usahatani. Usahatani sebagai kegiatan ekonomi, tentunya ada faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap produksi usahatani antara lain; cabang usaha, faktor produksi khususnya modal
dan sumber modal yang diperoleh. Dalam upaya mengatasi faktor atau masalah
tersebut diantara keputusan-keputusan yang harus didasarkan prinsip-prinsip ekonomi ialah :
1. Menentukan kegiatan apa saja faktor produksi yang harus dipakai di dalam
perusahaan. 2.
Menentukan jumlah berbagai faktor produksi yang harus dipakai di dalam setiap kegiatan.
3. Menentukan jumlah seluruh modal yang diperlukan.
4. Memilih sumber-sumber modal yang paling baik.
5. Menentukan jumlah modal yang sebaiknya diambil dari setiap sumber
yang dipilih. Petani sebagai pengelola usahatani termasuk pembiayanya adalah
seseorang yang membutuhkan dan berperan dalam perencanaan kegiatan bisnis yang meliputi penyediaan dan pengalokasian dana. Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan di dalam pengelolaan usahatani adalah: a.
Memformulasikan tujuan usaha b.
Identifikasi permasalahan usahatani c.
Menganalisa secara ekonomi keluarga d.
Menetapkan keputusan usaha e.
Pelaksanaan usaha Kurniawati, 2006.
III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Pemikiran
Pola kemitraan yang dilaksanakan oleh Pabrik Gula Candi Baru dengan petani tebu mitra baik TRKSU Tebu Rakyat Usahatani maupun TRM Tebu
Rakyat Mandiri di daerah tempat penelitian dianggap sudah sesuai dengan harapan, karena antara pihak Pabrik Gula dan petani tebu sudah merasakan
adanya hubungan kerjasama yang saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Pihak pabrik gula membutuhkan pasokan bahan baku gula
berupa tebu yang dapat diusahakan oleh petani tebu. Sedangkan peihak petani tebu membutuhkan pabrik gula untuk mengolah lebih lanjut hasil dari usahatani
mereke yaitu berupa batang tebu. Petani juga memerlukan tambahan dana sebagai modal dalam menjalankan usahataninya sedangkan pihak Pabrik Gula dapat
mengupayakan dana tersebut untuk membantu petani tebu dengan cara memberikan dana pinjaman kepada petani yang bermitra dengan Pabrik Gula
tersebut. Namun di sisi lain terdapat permasalahan-permasalahan yang belum didapatkan jalan keluarnya, diantaranya kadar rendemen yang diperoleh selalu
menurun, perluasan areal lahan tebu yang semakin sempit dan akhirnya berpengaruh terhadap pendapatan petani. Selain itu nampaknya perlu dilakukan
penyempurnaan-penyempurnaan karena kedua belah pihak perlu pembenahan untuk meningkatkan produksi sehingga perlu adanya kerjasama yang harmonis
antara PG dengan petani tebu mitra agar terwujud suatu pola kemitraan yang sesuai dan seimbang dan saling menguntungkan.