Syarat Kemitraan Usaha Pertanian Perjanjian Kerjasama

b. Sistem Kredit Koperasi Diperlukan kerjasama antara tiga pihak yaitu: perusahaan, KUD, perbankan. Sistem ini hanya dapat dilakukan dalam KUD dengan ketentuan bahwa KUD mampu bertindak sebagai koordinator dan telah bebas dari tanggungan kredit lama.

2.3.2. Syarat Kemitraan Usaha Pertanian

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Nomor: 946KptsOT.210101997, tentang syarat kemitraan usaha pertanian adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan mitra harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Mempunyai itikad baik dalam membantu usaha petani atau nelayan dan pengusaha kecil pertanian lainnya. b. Memiliki teknologi dan menejemen yang baik. c. Menyusun rencana kemitraan. d. Berbadan hukum dan memiliki bonafiditas. 2. Kelompok mitra yang akan menjadi mitra usaha diutamakan telah dibina oleh pemerintah daerah. 3. Kemitraan usaha pertanian dilakukan dengan penandatanganan perjanjian kemitraan terlebih dahulu. 4. Isi perjanjian kerjasama mencakup jangka waktu, hak dan kewajiban termasuk kewajiban melapor kemitraan kepada instansi pembina teknis di daerah, pembagian resiko penyelesaian bila terjadi perselisihan yang memberikan kepastian hukum bagi kedua belah pihak.

2.3.3. Perjanjian Kerjasama

Untuk meresmikan kerjasama kemitraan ini, perlu dilakukan dalam suatu surat perjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bekerjasama berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu dicantumkan kesepakatan apa yang akan menjadi hak dan kewajiban dari masing- masing pihak yang menjalin kerjasama. Adapun kewajiban masing-masing pihak adalah sebagai berikut: 1. Kewajiban Perusahaan Pabrik Gula a. Melaksanakan bimbingan usahatani kepada petani tebu. b. Penjaminan pinjaman petani kepada bank. c. Melayani saprodi. d. Menaati perjanjian kerjasama yang telah disepakati. 2. Kewajiban Petani a. Menyediakan lahan. b. Mengerjakan lahan. c. Memasarkan hasil kepada perusahaan. d. Menaati perjanjian yang telah disepakati. Kemitraan yang dilakukan antara pengusaha besar atau menengah dengan pengusaha kecil dan koperasi mempunyai beberapa alternatif dalam pengembangan kemitraan yaitu: 1. Kemitraan inti plasma, yakni adanya perusahaan sebagai inti sedangkan plasma sebagai mitra usahanya. 2. Kemitraan subkontrak yaitu hubungan kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan kelompok mitra usaha yang memproduksi kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan sebagai bagian dari komponen produksinya. 3. Kemitraan dagang umum, yaitu hubungan kemitraan mitra usaha yang mensuplai kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan. 4. Kemitraan keagenan, yaitu salah satu bentuk hubungan kemitraan dimana usaha kecil diberi hak khusu untuk memasarkan barang dan jasa dari usaha menengah atau usaha besar sebagai mitra. 5. Waralaba, yaitu pola hubungan kemitraan antara kelompok mitra usaha dengan perusahaan mitra usaha yang memberikan hak lisensi Hafsah, 2000.

2.3.4. Kebijakan TRI Tebu Rakyat Intensifikasi