diberi kebebasan sepenuhnya dalam membudidayakan tanaman tebu. Petani TRM juga tidak mendapatkan fasilitas berupa jaminan hasil produksi seperti yang
diperoleh petani TRKSU. Sehingga pada saat terjadi gagal panen, petani TRM menanggung kerugian sepenuhnya atas lahan yang mereka garap. Hal-hal tersebut
yang membedakan keunggulan petani TRKSU dengan petani TRM. Pola kemitraan antara PG. Candi Baru dan petani merupakan suatu
hubungan kerjasama dalam bentuk kontrak kerja. Dalam penyediaan lahan oleh petani, pihak PG tidak membatasi status kepemilikan lahan tersebut. Akan tetapi
harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari pihak PG itu sendiri. Persyaratan yang ditetapkan oleh PG. Candi Baru pada petani dalam
melaksanakan pola kemitraan MT Tahun 20092010 antara lain: 1. Memiliki hak kelola atas lahan yang akan diajukan ke PG.
2. Lahan secara teknis dapat dikelola tebu oleh PG dan tidak dalam sengketa. 3. Masyarakat sekitar tidak keberatan jika lahan ditanami tebu.
4. Pengajuan kontrak dan ditandatangani dengan menggunakan materai. 5. Mendapatkan legalisasi dari kantorperangkat desa.
6. Mengadakan jaminan agunan. 7. Disahkan oleh notaris.
6.2.1. Berdasarkan Pola Kerjasama yang Dijalin
Pola kerjasama yang dijalin antara petani dan PG. Candi Baru ini menyertakan peran serta aktif lembaga pemerintah dan swasta yang bergerak
dalam menangani masalah: bibit, pupuk, obat-obatan, proses produksi, pengolahan hasil serta memberikan bimbingan dan penyuluhan mendapatkan
bantuan juga dukungan pembinaan dari pemerintah yang dalam hal ini dilaksanakan oleh pihak PG. Candi Baru.
Kerjasama petani dengan PG. Candi Baru diatur dalam surat perjanjian kerjasama yang telah disepakati. Isi dari hasil perjanjian tersebut adalah sebagai
berikut:
Perjanjian antara petani TRKSU Tebu Rakyat Kerjasama Usahatani dengan PG. Candi Baru:
1. Petani mendapatkan pembiayaan modal kerja dalam upaya peningkatan
produktivitas di lahan pertanian dari pihak PG. Candi Baru. 2. Petani sanggup memberikan jaminan BPKB sertifikat kepada pihak PG.
Candi Baru. 3. Petani sanggup memberi kompensasi biaya pembinaan sebesar 12 tiap
tahun kepada pihak PG. Candi Baru. 4. Petani membuat kontrak perjanjian dengan PG. Candi Baru dengan syarat-
syarat lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku. 5. Petani berkewajiban untuk mengembalikan selisih pinjaman kepada PG.
Candi Baru jika terdapat ketidak cocokan data beserta bunganya. 6. Petani sanggup mengembalikan pinjaman dan bunganya kepada PG. Candi
Baru. 7. Kerugian yang dialami oleh petani sepenuhnya menjadi tanggungan petani.
8. Petani sanggup memasukkan tebunya kepada PG. Candi Baru sesuai dengan angka yang telah ditetapkan.
9. Petani tidak diperkenankan untuk berpindah-pindah dalam memilih tempat tinggal.
10. Pihak petani mendapatkan gula dari PG. Candi Baru dengan sistem bagi hasil sesuai peraturan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian yang berlaku.
11. Bagian gula petani diserahkan setelah diperhitungkan dengan pelunasan hutang berserta kompensasi biaya pembinaan pada PG. Candi Baru.
12. PG. Candi Baru berkewajiban untuk memberikan 2,5 kg tetes dari setiap kuintal tebu yang harganya disesuaikan dengan ketentuan pemerintah.
13. Petani berkewajiban untuk mengikuti petunjuk baku tehnis budidaya tebu yang dianjurkan oleh PG. Candi Baru
14. Penetapan waktu tebang dan waktu pengangkutan tebu ditentukan oleh pihak PG. Candi Baru.
15. Tebang dan Pengangkutan dilakukan oleh pihak PG. Candi Baru. 16. Petani berhak menyetujui penebangan dan pengangkutan yang dilakukan oleh
PG. Candi Baru. 17. Semua biaya yang dikeluarkan oleh pihak PG. Candi Baru untuk tebang dan
angkutan sepenuhnya menjadi beban petani. 18. Jika timbul perselisihan diantara keduanya, maka akan diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Perjanjian antara petani TRM Tebu Rakyat Mandiri dengan PG. Candi Baru:
1. Petani mengikat diri dengan PG. Candi Baru serta menerima pembinaan dalam program budidaya tanaman tebu rakyat TRM.
2. Pihak PG berhak mengadakan checking kebenaran areal tebu. 3. Pihak PG memberikan bimbingan teknis kepada petani mulai proses
penanaman hingga panen.
4. Petani menggilingkan tebunya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 5. Pihak PG memberikan hasil gula kepada petani setiap 7 atau 15 harian.
6. Harga gula yang disepakati setiap minggu atau periode hasil lelang merupakan harga final, sehingga tidak dapat diganggu gugat di waktu yang
akan datang. 7. Pihak PG memberikan 2,5 kg tetes dari setiap kuintal tebudengan harga
disesuaikan dari hasil lelang tetes petani. 8. Pengiriman tebu harus melalui pos pantau.
9. Petani berkewajiban mengirim bahan baku layak giling sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
10. Pihak PG menerima dan menggiling tebu sesuai jatah harian yang telah ditetapkan.pihak PG berhak menolak tebu yang dikirim jika ternyata tebu
tersebut tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. 11. Pihak PG berkewajiban menyampaikan perhitungan Hasil Tebu yang telah
digiling dan menentukan DO gula tani sesuai ketentuan yang berlaku. 12. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan dibuat kesepakatan
bersama yang dituangkan dalam surat tersendiri. 13. Jika timbul perselisihan diantara keduanya, maka akan diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat. 14. Perjanjian berlaku sejak hari dan tanggal ditanda tangani dan berakhir setelah
seluruh kewajiban kedua belah pihak dipenuhi secara baik.
6.2.2. Berdasarkan Sumber Dana dan Pengaturan Permodalan