Tabel VI. Hasil uji Scheffe kadar serum kreatinin setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada kelompok perlakuan
Kelompok Perlakuan
Kontrol Nefrotoksin
CCl4 2 mlkgBB
Kontrol Negatif
Olive oil 2
mlkgBB Kontrol
EMPA 1,4
gkgBB EMPA 0,35
gkgBB + CCl4 2
mlkgBB EMPA 0,7
gkgBB + karbon
tetraklorida 2 mlkgBB
EMPA 1,4 gkgBB +
karbon tetraklorida 2
mlkgBB Kontrol
Nefrotoksin CCl4 2
mlkgBB BB
BB BB
BB BB
Kontrol Negatif
Olive oil 2
mlkgBB BB
BTB BTB
BTB BTB
Kontrol EMPA 1,4
gkgBB BB
BTB BTB
BTB BB
EMPA0,35 gkgBB +
CCl4 2 mlkgBB
BB BTB
BTB BTB
BTB EMPA 0,7
gkgBB + CCl4 2
mlkgBB BB
BTB BTB
BTB BTB
EMPA 1,4 gkgBB +
CCl4 2 mlkgBB
BB BTB
BB BTB
BTB
Keterangan : BB = Berbeda bermakna p
BTB = Berbeda tidak bermakna p EMPA = Ekstrak metanol-air biji P. americana
1. Kontrol negatif olive oil dosis 2 mlkgBB
Kontrol negatif olive oil dibuat dengan tujuan memastikan bahwa olive oil
sebagai pelarut karbon tetraklorida tidak berpotensi menimbulkan efek toksik. Pemberian dosis olive oil sebesar 2 mlkgBB disesuaikan dengan dosis pemberian
nefrotoksin karbon tetraklorida. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa peningkatan kadar serum kreatinin merupakan akibat pemberian karbon
tetraklorida, bukan akibat pemberian olive oil. Kadar serum kreatinin kontrol
negatif olive oil pada jam ke 0 dan 48 jam, berturut-turut adalah 0,46 ± 0,02 dan
0,58 ± 0,02 Tabel VII Perbandingan kadar serum kreatinin antara kontrol negatif olive oil 2
mlkg BB jam ke 0 dan jam ke 48 secara statistik menggunakan uji T-paired test menunjukkan hasil berbeda bermakna lampiran 9, namun kenaikan ini masih
dalam range normal kadar kreatinin tikus. Hal ini berarti olive oil sebagai pelarut karbon tetraklorida tidak berpotensi menimbulkan efek toksik pada ginjal tikus.
Tabel VII. Rata-rata kadar serum kreatinin tikus setelah pemberian olive oil dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0 dan 48 jam
Gambar 14. Diagram batang rata-rata kadar serum kreatinin setelah pemberian olive oil dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0 dan 48
Selang waktu jam Purata kadar serum kreatinin ± SD mgdL
0,46 ± 0,02 48
0,58 ± 0,02
Tabel VIII. Hasil uji T-paired kadar serum kreatinin setelah pemberian olive oil dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0 dan 48 jam
Selang waktu Aktivitas serum kreatinin
48 Aktivitas serum
kreatinin BB
48 BB
Keterangan : BB = Berbeda bermakna p
0,05 BTB = Berbeda tidak bermakna p 0,05
2. Kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB
Tujuan pengukuran kadar serum kreatinin pada kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mlkg BB adalah mengetahui pengaruh pemberian
karbon tetraklorida dosis 2 mlkg BB terhadap organ ginjal tikus. Selain itu, kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida 2 mlkg BB digunakan sebagai patokan
dalam menganalisis efek nefroprotektif ekstrak metanol-air biji P. americana. Pemberian dosis karbon tetraklorida dosis 2 mlkg BB ini mengacu pada
penelitian Moneim dan El-deib 2012, yaitu pada dosis 2 mlkg BB sudah memberikan efek nefrotoksin, yang diberikan secara intraperitoneal. Empat puluh
delapan jam kemudian darah tikus diambil untuk pengukuran kadar serum kreatinin.
Parameter utama terjadinya kerusakan organ ginjal adalah kadar serum kreatinin. Menurut Malole dan Pramono 1989, kadar normal kreatinin pada tikus
adalah 0,2-0,8 mgdL. Hasil perhitungan statistik kadar serum kreatinin kontrol nefrotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB adalah 1,00
0,05 mgdL. Apabila dibandingkan dengan kontol negatif olive oil 2 mlkgBB yang bernilai 0,58
0,02 mgdL, maka hasil analisis statistik uji lanjutan menggunakan uji Scheffe
menunjukkan perbedaan bermakna antara dua kelompok tersebut Tabel VI. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nefrotoksin karbon tetraklorida 2 mlkgBB
telah merusak organ ginjal, ditandai dengan kenaikan kadar serum kreatinin.
3. Kontrol ekstrak metanol-air biji P. americana dosis 1,4 gkgBB