Parameter standarisasi ekstrak metanol-air biji P. americana dilihat dari bobot pengeringan tetap. Bobot pengeringan tetap ini dilihat dari penimbangan
ekstrak, yaitu selisih dua kali penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,5 mg. Tujuannya untuk menghitung sisa ekstrak kental dengan bobot tetap setelah
dilakukan penguapan menggunakan wate rbath pada temperatur 80 ˚C dan
menjamin tidak ada lagi cairan penyari pada ekstrak kental yang diperoleh. Dalam tahap pembuatan ekstrak dilakukan replikasi terhadap 5 cawan ekstrak, yang
menghasilkan rata-rata rendemen setiap cawan 2,78 g. Pembuatan 200 g serbuk kering biji P. americana menghasilkan 10 cawan ekstrak kental, yang
menghasilkan 53,1 g ekstrak kental, dengan rendemen 26,55.
B. Uji Pendahuluan
1. Penentuan dosis nefrotoksik karbon tetraklorida
Tujuan penentuan dosis nefrotoksin karbon tetraklorida ini adalah untuk menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat menyebabkan kerusakan pada
organ ginjal, yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar serum kreatinin. Dosis yang digunakan pada pada penelitian ini mengacu pada penelitian Moneim dan
El-deib 2012, yaitu pada dosis 2 mlkg BB tikus sudah menimbulkan efek nefrotoksik yang diberikan secara intraperitoneal.
2. Penentuan waktu pencuplikan darah
Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui selang waktu dimana karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB dapat memberikan efek
nefrotoksik maksimal yang ditunjukkan dengan peningkatan kadar serum kreatinin tertinggi pada selang waktu tertentu. Karbon tetraklorida dosis 2
mlkgBB diujikan pada tikus dengan selang waktu pengambilan cuplikan darah 0, 24, 48, dan 72 jam.
Data kadar serum kreatinin setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24, 48, dan 72 jam tersaji pada tabel III dan
gambar 13.
Tabel III. Rata-rata kadar serum kreatinin tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24, 48, dan 72 jam n=5
Selang waktu jam Purata kadar serum kreatinin ± SE mgdL
0,35 ± 0,03 24
0,53 ± 0,05 48
1,00 ± 0,07 72
0,45 ± 0,03
Gambar 12. Diagram batang rata-rata kadar serum kreatinin tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24, 48, dan 72
jam
Data kadar serum kreatinin dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui normalitas data pada masing-masing kelompok perlakuan. Nilai
normal suatu data ditunjukkan dengan nilai p0,05. Hasil analisis statistik
Kolmogorov-Smirnov kadar serum kreatinin menunjukkan bahwa distribusi data
normal p0,05 lampiran 7, sehingga dilanjutkan dengan analisis One Way Anova
. Analisis ini digunakan untuk melihat variansi data. Hasil analisis statistik menunjukkan nilai signifikansi 0,387 p0,05, yang berarti terdapat perbedaan
data antar kelompok tersebut. Kemudian untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok digunakan uji Scheffe. Hasil analisis Scheffe
menunjukkan bahwa pada waktu pencuplikan jam ke-48 terdapat perbedaan yang bermakna bila dibandingkan dengan pencuplikan jam ke 0, 24, dan 72.
Perhitungan data tersebut diaplikasikan ke dalam bentuk diagram batang dan menunjukkan kenaikan kadar serum kreatinin yang tertinggi adalah pada
pencuplikan jam ke-48. Hasil analisis dari uji Scheffe dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Hasil uji scheffe terhadap kadar serum kreatinin tikus setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2 mlkgBB pada selang waktu 0, 24, 48,
dan 72 jam n=5
Selang waktu jam 24
48 72
BTB BB
BTB 24
BTB BB
BTB 48
BB BB
BB 72
BTB BTB
BB
Keterangan : BB = berbeda bermakna p
0,05 BTB = Berbeda tidak bermakna p 0,05 Malole dan Pramono 1989, menyebutkan bahwa nilai normal serum
kreatinin pada tikus putih adalah 0,2-0,8 mgdL. Pada tabel III terlihat bahwa kenaikan kadar kreatinin yang tertinggi adalah pada jam ke 48, yakni 1,00 ± 0,07
mgdL. Waktu pencuplikan jam ke-48 tersebut menunjukkan peningkatan signifikan kadar serum kreatinin. Pada jam ke 72, kadar serum kreatinin
mengalami penurunan 0,45 ± 0,03 mgdL, yang menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna terhadap jam ke 0 dan 24. Hal ini berarti kadar serum kreatinin
pada jam ke 72 sudah kembali normal. Berdasarkan hal tersebut, maka jam ke-48 digunakan sebagai waktu cuplikan pengambilan darah, karena terjadi kenaikan
kadar kreatinin yang paling tinggi.
3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air biji P. americana