2. Metode pemeriksaan kreatinin
Macam pemeriksaan kreatinin darah adalah : a. Jaffe Reaction. Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis
dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning jingga. Alat yang digunakan adalah photometer.
b. Kinetik. Dasar metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali pembacaan. Alat yang digunakan adalah autoanalyzer.
c. Enzimatik. Dasar metode ini adalah dengan adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim membentuk senyawa enzim substrat dengan
menggunakan alat photometer Price dan Wilson, 1985. Meskipun sejumlah kecil diekskresi, tes kliren kreatinin merupakan suatu
tes untuk memperkirakan GFR Glomerular Filtration Rate dalam klinik Price dan Wilson, 1985.
D. Nefrotoksisitas
1. Faktor penyebab nefrotoksisitas
Beberapa faktor yang berperan dalam perusakan ginjal akibat adanya toksikan, antara lain:
a. Suplai darah ke dalam ginjal Aliran darah yang mengandung toksikan dari hasil pemompaan jantung,
masuk ke dalam ginjal dan terdistribusi tidak merata. Darah lebih banyak terdistribusi ke bagian korteks dibandingkan dengan medulla dan papilla. Oleh
karena itu, toksikan yang terbawa oleh darah akan lebih banyak menuju pada
bagian korteks dan berpotensi besar mempengaruhi kerusakan korteks dibandingkan dengan medula dan papilla.
b. Konsentrasi toksikan dalam cairan intraluminal Konsentrasi toksikan yang tinggi dan kelarutan toksikan yang rendah
pada saat proses reabsorpsi, menyebabkan obstruksi ginjal akut. Proses reabsorbsi yang panjang akan meningkatkan konsentrasi toksikan dalam
intraluminal, yaitu dari 10 mM menjadi 50 mM ketika mencapai tubulus proksimal, 66 mM ketika mencapai lengkung henle, 200 mM ketika mencapai
tubulus distal, dan konsentrasi tertinggi terjadi ketika mencapai duktus pengumpul, yaitu 2000 mM. Adanya konsentrasi toksikan yang tinggi dalam
intraluminal dikarenakan toksikan mempunyai kelarutan yang rendah, sehingga menyebabkan obstruksi akut ginjal.
c. Reabsorbsi dan atau sekresi toksikan melewati sel tubulus Proses transpor aktif dalam tubulus proksimal dapat menyebabkan
peningkatan konsentrasi intraseluler toksikan. Selama sekresi aktif dan atau reabsorbsi, substrat akan terakumulasi dalam sel tubulus proksimal dengan
konsentrasi yang tinggi dibandingkan dengan yang berada di cairan luminal atau darah peritubular.
d. Biotransformasi protoksikan menjadi intermediet reaktif Suatu segmen dari nefron mempunyai kapasitas metabolisme bioaktif.
Misalnya, tubulus proksimal dan distal mengandung isoenzim sitokrom P450 monooksigenase yang memediasi bioaktivasi intrarenal dari beberapa
protoksikan. Ditambah lagi aktivitas sintesis prostaglandin di medula dan sel
interstisial papila yang ikut ambil bagian dalam co-oxidation dari protoksikan, sehingga menghasilkan kerusakan selektif papila Wallace dan Tarloff, 2010.
2. Nefrotoksikan