ini disebut reabsorbsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorbsi tidak keluar dari tubuh melalui urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan
kemudian ke jantung untuk diresirkulasi. Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, merupakan pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam
lumen tubulus. Mekanisme ini untuk mengeluarkan bahan yang tidak terfiltrasi dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Ekskresi urin adalah pengeluaran
bahan-bahan dari tubuh ke dalam urin. Semua konstituen plasma yang disekresikan tetapi tidak direabsorbsi akan tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis
ginjal untuk disekresikan sebagai urin Sherwood, 2009. Urin yang dikeluarkan mengandung air dengan ureum, kreatinin, fosfat dan sulfat hasil proses
katabolisme. Selain itu juga terdapat asam urat, K
+
, dan H
+
hasil penukaran dengan Na
+
atas pengaruh aldosteron di tubulus distal. Protein dalam keadaan normal diekskresi dalam jumlah sedikit. Glukosa yang difiltrasi akan direabsorpsi
di tubulus proksimal, tetapi dengan makin tinggi kadarnya dalam filtrat glomeruli maka makin banyak pula glukosa yang dikeluarkan bersama urin gambar 8
Laboratorium Amerind Bio-Clinic, 2010.
B. Kerusakan Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah organ eliminasi yang penting bagi tubuh. Beberapa obat atau zat kimia yang beredar dalam sirkulasi sistemik akan dibawa
ke ginjal. Akibatnya akan terjadi proses perubahan struktur ginjal Manggarwati, 2009.
Berikut gambaran kondisi ginjal normal yang dilihat secara mikroskopik gambar 9.
Gambar 9. Gambaran mikroskopik ginjal normal diwarnai dengan haematoxylin dan eosin. A Korteks ginjal, 1: renal corpuscle; 2: proximal convoluted tubules; 3:
distal convoluted tubules; 4: Bowmans capsulae space. B Medula ginjal, 1: thick ascending limb of the loop of Henle; 2: interstitial connective tissue Gunin, 2000
Penyakit ginjal sangat kompleks, untuk mempermudah memahami maka penyakit ginjal dibagi berdasarkan empat komponen morfologi dasar, yaitu
glomerulus, tubulus, interstisium, dan pembuluh darah. Kebanyakan penyakit pada glomerulus disebabkan oleh proses imunologik, sedangkan penyakit pada
tubulus dan interstisium sering disebabkan oleh senyawa toksik atau infeksi. a. Penyakit glomerulus. Glomerulonefritis kronis merupakan penyebab tersering
gagal ginjal kronis. Glomerulus dapat mengalami cidera sebagai akibat dari faktor perjalanan penyakit sistemik, misalnya lupus eritematosus, hipertensi
dan diabetes melitus. Glomerulonefritis dibagi menjadi sindrom nefrotik akut, glomerulonefritis progresif cepat, sindrom nefrotik, gagal ginjal kronis dan
hematuria atau proteinuria asimtomatik. b. Penyakit pada tubulus dan interstisium. Penyakit yang mengenai dua
komponen ini yaitu cedera tubulus iskemik atau toksik yang menyebabkan
Nekrosis Tubulus Akut NTA dan gagal ginjal akut serta reaksi peradangan di tubulus dan interstisium nefritis tubulointerstisium. NTA ditandai secara
morfologis dengan morfologis kerusakan sel epitel dan secara klinis oleh penurunan fungsi ginjal secara akut.
c. Penyakit pembuluh darah. Adanya penyakit vaskular sistemik dapat mengenai pembuluh ginjal. Penyakit yang menyerang bagian pembuluh darah ginjal yaitu
nefrosklerosis jinak, hipertensi maligna, dan nefrosklerosis akseleratif, steanosis arteri renalis, mikroangiopati tromboliitik, dll Robbin dan Cotran,
2007.
C. Kreatinin