Antioksidan Ekstraksi Hipotesis PENELAAHAN PUSTAKA

reaktif yang terbentuk dapat berikatan kovalen dengan dengan makromolekul jaringan, yang menyebabkan jaringan mengalami kerusakan Eaton, Gallogher, Bammler, dan Kunze, 1995.

F. Antioksidan

Antioksidan dalam pengertian kimia, merupakan senyawa pemberi elektron. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa terhambat. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas Winarsi, 2007.

G. Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan menyari simplisia, diluar cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang dapat digunakan dalam pembuatan ekstrak yaitu air, etanol, eter, atau campuran etanol dan air Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010. Metode maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya sambil diaduk Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010. Dengan metode maserasi, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel sehingga isi sel akan larut akibat perbedaan konsentrasi antara larutan dalam sel dan di luar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah proses difusi. Peristiwa tersebut akan terjadi secara berulang-ulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selanjutnya endapan dipisahkan dan filtrat dipekatkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1986. Pada proses akhir ekstraksi semua atau hampir pelarut diuapkan dan serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005.

H. Persea americana Mill.

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae Tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh Super Divisi : Spermatophyta Menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga Kelas : Magnoliopsida berkeping dua dikotil Sub Kelas : Magnoliidae Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Persea Spesies : Persea americana Mill. Proseanet, 2012.

2. Sinonim

Laurus persea L., Persea americana var. angustifolia Miranda, Persea americana var. drymifolia Schldtl Cham S. F. Blake, Persea americana var. nubigena L. O. Williams L.E. Kopp, Persea drymifolia Schldtl. Cham., Persea edulis Raf., Persea floccosa Mez, Persea gigantea L. O. Williams, Persea gratissima C. F. Gaertn., Persea gratissima var. drimyfolia Schldtl. Cham. Mez, Persea gratissima var. macrophylla Meisn., Persea gratissima var. oblonga Meisn., Persea gratissima var. praecox Nees, Persea gratissima var. vulgaris Meisn., Persea pleiogyna Blake, Persea nubigena L. O. Williams, Persea paucitriplinervia Lundell, Persea persea L. Cockerell, Persea streyermarkii C. K. Allen. Lim, 2012.

3. Nama lain

Alligator pear, avocado, avocado-per, butter fruit Inggris, avocado Filipina, avocat, avocatier, zabelbok, zaboka Prancis, alligatorbirne, avocadobirne Jerman, adpukat, avokad Indonesia, apukado, avokado Malaysia, Aguacate, Pagua Spanyol, awokado Thailand Yasir, Das, Kharya, 2010.

4. Morfologi

Tanaman Persea americana berupa pohon yang selalu hijau, yang tingginya mencapai 20 m. Pohon terdiri dari daun tunggal, tersusun spiral, tepi daun rata; panjang tangkai daun 1,5-5 cm; daun berbentuk elips hingga lanset, bulat telur hingga bulat telur sungsang, panjang daun 5-40 cm dan lebar 3-15 cm, permukaan atas daun diselaputi lilin. Perbungaan berupa tongkol majemuk malai yang muncul di ujung cabang; bunga banci tersusun atas 3 daun mahkota, memiliki bau harum; perhiasan bunga tersusun atas dua lingkaran; benang sari 9 di dalam 3 lingkaran; kumpulan benang sari di bagian dalam mengeluarkan 2 nektar di bagian dasarnya; putik terdiri atas satu ruang bakal buah, tangkai kepala putik ramping dengan kepala putik tunggal simple papillate stigma. Buah besar berdaging dan berair berry, berbiji tunggal, permukaan buah halus, panjang 7-20 cm. Buah besar dan bulat, dilapisi dua lapisan dan dua kotiledon besar yang melindungi embrio kecil Proseanet, 2012. Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman akan tumbuh baik pada ketinggian 200-1000 m dpl Kemal, 2001.

5. Kandungan kimia

Biji Persea americana Mill. memiliki kandungan metabolit yang berbeda-beda kadarnya. Kandungan metabolit sekunder pada biji Persea americana, meliputi alkaloid, triterpenoid, tanin, flavonoid, dan saponin Marlinda, dkk., 2012.

6. Khasiat dan kegunaan

Kandungan metabolit buah dan biji Persea americana Mill, dilaporkan mempunyai khasiat yang efektif yaitu untuk melawan hepatotoksisitas, inflamasi, kanker, dan mengobati hipertensi Arukwe, dkk., 2012. Adanya kandungan flavonoid dapat mencegah kerusakan oksidatif sel, mempunyai aktifitas perlindungan dan anti kanker yang kuat melawan tahap-tahap dalam karsinogenesis Salah, dkk., 1995. Tanin merupakan senyawa aktif yang diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan.

I. Landasan Teori

Ginjal merupakan organ yang bekerja untuk menyaring darah sebanyak kurang lebih 200 liter tiap harinya dan juga membuang sisa-sisa metabolisme serta kelebihan cairan tubuh melalui urine Rasjidi, 2008. Adanya gangguan pada organ ginjal dapat menyebabkan terjadinya penumpukan bahan-bahan beracun, seperti ureum dan nitrogen. Oleh karena itu, kadar nitogen urea BUN Blood Urea Nitrogen dapat digunakan untuk mengukur kemampuan fungsi ginjal. Selain itu dapat juga dihitung dari kadar kreatinin, yaitu suatu bahan sisa metabolisme sel otot yang beredar dalam darah. Fungsi ginjal disini adalah membuang kreatinin darah ke dalam urine. Jika fungsi ginjal menurun tentunya kadar kreatinin dalam darah akan meningkat. Oleh karena itu, kreatinin juga bisa digunakan untuk mengukur kemampuan fungsi ginjal Rasjidi, 2008. Karbon tetraklorida merupakan senyawa model yang bersifat hepatotoksik dan nefrotoksik. Senyawa ini akan dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 sehingga terbentuk radikal bebas triklorometil • CCl 3 dan triklorometil peroksi • CCl 3 O 2 yang bersifat lebih reaktif Makni, dkk., 2011. Radikal bebas triklorometil berikatan secara kovalen dengan lemak mikrosomal dan protein, dan akan bereaksi secara langsung dengan membran fosfolipid dan kolesterol yang bersifat toksik. Hasil lain dari reaksi ini adalah radikal lipid yang akan mengaktifkan senyawa oksigen reaktif selanjutnya mengakibatkan peroksidasi lipid Timbrell, 2008. Adanya antioksidan dapat melindungi jaringan dari efek radikal bebas, ROS reactive oxygen species, dan peroksidasi lipid dan memperlambat proses perjalanan penyakit kronis Makni, dkk., 2011. Pada penelitian Carpena, dkk. 2011, kandungan flavonoid dalam biji P. americana mempunyai aktivitas antioksidan terhadap radikal CUPRAC, DPPH, dan ABTS, melalui ekstraksi dengan larutan penyari metanol. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan kemampuan kandungan antioksidan P. americana sebagai nefroprotektif terhadap kerusakan ginjal akibat adanya radikal bebas yang dihasilkan oleh karbon tetraklorida.

J. Hipotesis

Pemberian ekstrak metanol-air biji P. americana jangka panjang pada tikus terinduksi karbon tetraklorida memiliki efek nefroprotektif terhadap kadar serum kreatinin dan gambaran histologis ginjal. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola searah.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel- variabel yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Variabel utama

a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi dosis pemberian ekstrak metanol-air biji P. americana. b. Variabel tergantung Variabel tergantung penelitian ini adalah penurunan kadar serum kreatinin dan gambaran histologis ginjal akibat pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji P. americana pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi hewan uji, yaitu tikus jantan galur Wistar dengan berat badan 150-250 g dan umur 2-3 bulan, frekuensi pemberian ekstrak metanol-air biji P. americana satu kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama,

Dokumen yang terkait

Efek nefroprotektif jangka pendek dekok biji Persea americana Mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 117

Efek nefroprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 121

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 12 130

Pengaruh waktu protektif pemberian infusa biji persea americana mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 7

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang infusa biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Efek nefroprotektif jangka pendek ekstrak metanol air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus jantan wistar terinduksi karbon tetraklorida

2 13 119

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak metanol-air biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 120

Efek nefroprotektif pemberian jangka panjang ekstrak etanol biji persea americana mill. terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal pada tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 115

Efek nefroprotektif dekoksi biji persea americana mill. jangka panjang terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus yang diinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 109

Pengaruh waktu pemberian ekstrak etanol biji Persea americana Mill. secara akut terhadap kadar kreatinin dan gambaran histologis ginjal tikus terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 110