Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

56 Menghitung indeks reliabilitas ganjil – genap angket minat belajar dengan rumus Sperman Brown. = Keterangan : r tt r = koefisien reliabilitas gg = koefisien ganjil – genap Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Uji Coba Angket Koefisien Reliabilitas Uji Coba Keterangan Minat Belajar 0,75 Tinggi Berdasarkan koefisien reabilitas yang telah diperoleh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji coba alat ukur angket minat belajar memiliki koefisien reliabilitas 0,75. Hasil perhitungan dapat kita lihat pada lampiran 6 Peneliti juga menghitung kembali koefisien pada angket penelitian.. Langkah yang dilakukan untuk menghitung koefisien reliabilitas pada angket penelitian sama dengan menghitung koefisien reliabilitas pada angket uji coba. Sebelum menghitung koefisien reliabilitas, peneliti mentabulasikan skor angket yang diperoleh siswa menjadi skor diskrit. Hasil skor diskrit dalam angket penelitian dapat dilihat pada lampiran 11

H. Teknik Analisis Data

57 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi serial. Teknik korelasi serial ada dua, yaitu korelasi biserial dan triserial. Jika individu-individu yang skornya ekstrim baik atau ekstrim buruk maka dapat dibuat pemisahan menjadi dua kategori “baik” dan “tidak baik” dan kemudian penghitungan menggunakan teknik korelasi biserial. Sedangkan jika individu-individu yang skornya tidak termasuk ekstrim “baik” dan “tidak baik” maka dapat dibuat pemisahan menjadi tiga kategori dan kemudian penghitungan menggunakan teknik korelasi triserial. Teknik analisis serial yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi triserial. Data dalam penelitian ini akan dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu minat belajar tinggi, minat belajar sedang, dan minat belajar rendah. Data minat ini berupa skala ordinal. Ketiga kategori tersebut akan dikorelasikan dengan prestasi belajar siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata lima pelajaran inti di sekolah dasar yaitu Pendidikan Kewarganegaraan PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam IPA, Ilmu Pengetahuan Sosial IPS pada nilai rapor siswa. Analisis data korelasi serial menurut Arikunto 1989 : 214 dapat dirumuskan sebagai berikut : = Keterangan : = koefisien korelasi biserial r = ordinat yang lebih rendah 58 0t = ordinat yang lebih tinggi M = mean SD tot P = proporsi individu dalam golongan = standar deviasi total Dengan melihat rumus di atas, maka yang diperlukan adalah ordinat yang lebih rendah, ordinat yang lebih tinggi, mean, standar deviasi total dan proporsi individu dalam golongan. Langkah-langkah untuk mencari korelasi serial dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Mendaftar nilai hasil belajar ke dalam 3 kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah. Rentang pengelompokan skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.8 Pengelompokan skor angket minat belajar Kelompok Minat Interval Skor Tinggi 126 – 168 Sedang 84 – 125 Rendah 42 – 83 2. Menentukan proporsi individu dalam kelompok 3. Menghitung banyaknya subyek setiap kelompok motivasi belajar n k . Dalam penelitian ini terdapat tiga n k yaitu n k kelompok tinggi, n k kelompok sedang dan n k kelompok rendah. 59 Rumus : P = Keterangan : P = proporsi = banyaknya subyek dalam kelompok = banyaknya subyek seluruhnya 4. Menghitung nilai rata-rata mean tiap kelompok Rumus yang digunakan untuk memperoleh rata-rata mean tiap kelompok adalah sebagai berikut Masidjo, 2010 :123 : M = Keterangan : M = Mean ∑X = jumlah semua skor = jumlah subyek dalam kelompok 5. Menentukan ordinat, yaitu ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih tinggi. Istilah ordinat yang lebih rendah dan ordinat yang lebih tinggi merupakan keterangan dari tinggi ordinat untuk batas antara dua kelompok dalam kurva normal. 6. Membuat tabel kerja Dengan membuat tabel kerja diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam menghitung rumus korelasi serial. 7. Menghitung standar deviasi total Standar deviasi total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Masidjo,1995 : 127 : 60 SDtot = Keterangan : SDtot = standar deviasi total N = jumlah siswa ∑X = jumlah skor total 8. Menghitung korelasi serial dalam hal ini disebut korelasi triserial karena ada 3 kategori, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi serial adalah sebagai berikut : Keterangan : = koefisien korelasi serial = ordinat yang lebih rendah = ordinat yang lebih tinggi M = mean SDtot = standar deviasi total P = proporsi individu dalam golongan Berdasarkan perhitungan korelasi serial menggunakan rumus di atas maka diperoleh tingkat hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. pedoman yang digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap kuat lemahnya hubungan tersebut dapat digunakan pedoman di bawah ini Sugiyono, 2001 : 183 : Tabel 3.9 61 Klasifikasi Koefisien Korelasi Serial No Koefisien Korelasi Klasifikasi 1 0,00 - 0,199 Sangat Rendah 2 0,20 - 0,399 Rendah 3 0,40 - 0,599 Sedang 4 0,60 - 0,799 Kuat 5 0,80 - 1,000 Sangat Kuat 9. Uji Signifikansi Pengujian signifikansi koefisien korelasi, dapat dihitung dengan uji t seperti pada rumus di bawah ini Sugiyono, 2010 : 259 : t Keterangan : hitung = t = Taraf signifikansi r = koefisien korelasi n = jumlah siswa 62 10. Besar sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar Menurut Hasan 2002 : 113 dalam bukunya yang berjudul pokok- pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya menyatakan bahwa selain koefisien korelasi, koefisien lain yang sering digunakan adalah koefisien penentu koefisien determinasi, disimbolkan “r 2 ”, atau KPKD. KP ini digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya. Dalam hal ini, biasanya rumus yang digunakan sebagai berikut : KP = 2 x 100 Keterangan : KP = Koefisien Penentu = Koefisien Korelasi Serial 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN