Jenis –Jenis Prestasi Belajar Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

24 belajar merupakan capaian atau hasil akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Prestasi belajar dan proses belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi atau tes terhadap materi belajar yang telah diajarkan. Seberapa besar siswa mampu memberikan feed back dari setiap evaluasi atau tes yang diberikan.

5. Jenis –Jenis Prestasi Belajar

Ada beberapa jenis hasil belajar, menurut Gagne dalam Suprijono 2009 : 5 hasil belajar berupa : a. Informasi verbal yaitu kapasitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. b. Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengorganisasi, kemampuan analisis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Ketrampialn intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. 25 d. Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Sikap yaitu kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasikan dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Muhibbin 1995 : 132-139 mengemukakan ada 3 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yakni : a. Faktor internal Faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri meliputi 2 aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. 1 Aspek Fisiologis Aspek fisiologis siswa merupakan aspek yang bersifat jasmaniah. Hal ini dapat dilihat dari kondisi umum tubuh siswa dan kondisi organ-organ khusus siswa. Kondisi umum tubuh siswa misalnya keadaan tubuh yang lemah disertai pusing dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya menjadi kurang dimengerti atau bahkan tidak berbekas. Siswa dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, memilih pola istirahat serta olahraga ringan yang terjadwal secara tetap dan berkesinambungan. Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan telinga 26 dan mata juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya di kelas. 2 Aspek Psikologis Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara psikologis rohaniah. a Intelegensi Siswa Intelegensi merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Intelegensi IQ siswa sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecik pula peluangnya dalam meraih kesuksesan. Tingkat intelegensi siswa itu berbeda-beda. Siswa yang normal berada pada IQ 70-130, siswa yang berada ada tingkat normal harus mendapatkan perhatian serius karena tidak bisa dianggap mudah. Ada pula siswa yang tergolong gifted child atau talented child yakni siswa sangat cerdas dan berbakat IQ di atas 130, siswa yang berada dalam tingkat ini kesempatan untuk meraih sukses lebih tinggi dan ada siswa yang kecerdasannya di bawah rata-rata IQ di bawah 70. Sebagai seorang guru yang profesional sepantasnya menyadari bahwa keluarbiasaan intelegensi siswa, baik yang positif maupun yang negatif dapat 27 menimbulkan kesulitan belajar siswa yang bersangkutan. b Sikap Siswa Muhibbin 1995 : 135 mengemukakan sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap positif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Akan tetapi sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran yang disajikan, bahkan disertai dengan kebencian maka akan menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut ataupun prestasi yang dicapai akan kurang memuaskan. Menurut Nurkancana, 1983 : 260 mengemukakan sikap yang positif terhadap sekolah, guru, teman – teman dan sebagainya merupakan dorongan yang besar bagi anak untuk mengadakan hubungan yang baik. Hubungan baik ini akan melancarkan proses pendidikan di sekolah. c Bakat Siswa Menurut Nurkancana 1983 : 200 mengemukakan bahwa bakat adalah suatu kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni pengarang, seni tari, kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin, atau keahlian-keahlian lainnya. 28 Menurut Rebber dalam Muhibbin 1995 : 135 mengemukakan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang mempunyai bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Misalnya seorang siswa yang berbakat musik akan jauh lebih mudah menyerap informasi, pengetahuan, dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lainnya. Inilah yang disebut bakat khusus. Bakat juga dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Menyekolahkan anak pada jurusan keahlian bukan bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya. d Minat Siswa Menurut Muhibbin 1995 : 136 mengemukakan minat berarti kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Misalnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan lebih banyak memusatkan perhatiannya daripada siswa 29 lainnya. Hal itu memungkinkan siswa lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru seharusnya membangkitkan minat siswa dengan membangun sikap positif terlebih dahulu baik tentang dirinya maupun mata pelajaran yang disajikan. e Motivasi Siswa Menurut Muhibbin 1995 : 137 mengemukakan motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam perkembangan selanjutnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar, misalnya perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar diri siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya pujian dan hadiah, peraturan tata tertib sekolah, suri teladan orangtua dan guru. Kekurangan motivasi baik internak maupun eksternal akan menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam mempelajari materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah. 30 Selanjutnya, dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan juga memberi pengaruh kuat dan relatif lebih langgeng daripada hadiah. b. Faktor Eksternal Menurut Muhibbin 1995 : 132 mengemukakan faktor eksternal dari luar siswa terdiri dari dua macam yaitu: faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. 1 Lingkungan Sosial Lingkungan sosial siswa ada tiga macam, yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan dalam lingkungan keluarga lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar. Seperti sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, dan lainnya semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa. Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku simpatik dan memperlihatkan teladan yang baik dan rajin dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Dan perhatian dari teman juga dapat menjadi dorongan. Lingkungan sosial adalah lingkungan masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa. Kondisi lingkungan masyarakat yang buruk akan mempengaruhi prestasi 31 belajar siswa. Misalnya, kondisi lingkungan yang kumuh dan lingkungan anak yang putus sekolah akan mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Akibatnya siswa akan menemukan kesulitan ketika harus mencari teman belajar atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang kebetulan belum dimilikinya. Hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. 2 Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Sebagai contoh, perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja seperti lapangan basket akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi perkampungan seperti itu dapat berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. c. Faktor pendekatan belajar Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin mendalam cara belajar siswa 32 dengan menggunakan suatu strategi dan metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.

C. Penelitian yang Relevan