Berikut di bawah ini penjelasan dari pembagian tindak tutur berdasarkan strukturnya.
a. Tindak tutur langsung
Yule 2006: 95 menyatakan bahwa tindak tutur langsung akan terbentuk apabila ada hubungan langsung antara bentuk struktural
deklaratif, introgratif, imperatif dengan fungsi komunikasi umum pernyataan, pertanyaan, perintah atau permohonan. Nadar juga
sependapat dengan Putu Wijana dan Rohmadi. Menurut Putu Wijana dan Rohmadi via Nadar, 2009: 18 menyatakan bahwa tindak tutur langsung
merupakan tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya, misalnya kalimat berita untuk memberitakan, kalimat perintah untuk menyuruh,
kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu.
b. Tindak tutur tidak langsung
Menurut Yule 2006: 96 jika suatu tuturan ada hubungannya dengan struktur deklaratif, interogratif, dan imperatif dengan komunikasi umum
menanyakan, pertanyaan, dan perintah atau permohonan, maka terdapat suatu tindak tutur tidak langsung. Berdasarkan pengertian yang
dikemukakan tersebut, Yule menyatakan bahwa bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat suatu permohonan disebut tindak tutur tidak
langsung. Menurut Nadar 2009: 19 tindak tutur tidak langsung adalah
tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya. Maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan tergantung pada konteksnya.
Menurut Wijana 2009: 29-30, tuturan yang diutarakan secara tidak langsung biasanya tidak dapat dijawab secara langsung, tetapi segera
harus dilaksanakan maksud yang terimplikasikan di dalamnya. Misalnya pada iklan komersial dibawah ini.
Perempatan Jl. Ring Road Barat Concong Catur Depok Sleman Yogyakarta
Pada iklan komersial di atas terdapat kalimat “Castrol Power 1
Melesat Lebih Cepat”. Kalimat tersebut secara tidak langsung digunakan untuk mempengaruhi pembaca supaya menggunakan oli mesin Castrol
power 1 dengan modus kalimat berita. Dari uraian di atas skema penggunaan modus kalimat dalam
kaitannya dengan kelangsungan tindak tutur menurut Wijana 2009: 30 dapat digambarkan sebagai berikut. Di bawah ini merupakan skema
penggunaan modus kalimat.
Modus Tindak Tutur
Langsung Tidak langsung
Berita Memberitakan
Menyuruh
Tanya Bertanya
Menyuruh Perinta
Memerintah -
Skema di atas menunjukan bahwa kalimat perintah tidak dapat digunakan untuk mengutarakan secara tidak langsung. Di samping itu,
menurut Nadar 2009: 19 ada tindak tutur yang mempunyai makna sesuai dan tidak sesuai dengan kata-kata yang menyusunnya, yakni tindak tutur
literal dan tindak tutur tidak literal.
1 Tindak tutur literal
Menurut Wijana 2009: 31, tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang
menyusunnya. Bila ada tuturan “Penyayi itu suaranya bagus” memang diutarakan untuk memuji penyanyi yang dibicarakan, oleh karena itu
tuturan tersebut tindak tutur literal. Nadar 2009: 31 memberikan contoh lain. Misalnya ada
seorang yang telah makan tiga piring nasi dengan lauknya dan orang tersebut mengatakan “Saya kenyang”. Dapat dikatakan orang tersebut
benar-benar mengatakan demikian. Tindak tutur tersebut merupakan tindak tutur literal.
2 Tindak tutur tidak literal
Menurut Wijana 2009: 31 tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama dengan atau berlawanan
dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Tindak tutur tidak literal mempunyai maksud menyindir, memerintah, mengkritik ataupun
memohon kepada lawan tuturnya. Mengenai tindak tutur tidak literal, Nadar 2009:20
memberikan contoh. Tuturan “Saya senang sekali dengan ujian bahasa In
ggris tadi” tuturan tersebut diucapkan oleh mahasiswa yang tidak pernah lulus ujian bahasa Inggris dan lemah sekali dalam perkuliahan.
Tuturan tersebut bukan tuturan yang sesuai dengan yang dimaksudkan penuturnya sehingga tuturan tersebut termasuk tindak tutur tidak
literal.
3. Interaksi Berbagai Jenis Tindak Tutur
Menurut Wijana terdapat dua tindak tutur yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung, sedangkan menurut Nandar terdapat tindak
tutur literal dan tindak tutur tidak literal. Dari dua pendapat tersebut tersebut jika diinteraksikan maka akan menjadi tindak tutur langsung literal, tindak
tutur tidak langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal.