Pemakaian Gaya Bahasa Sebagai Penanda Tingkat Kesantunan pada

77 3 Perumpamaan Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja dianggap sama dan sering juga kata “perumpamaan” disamakan dengan persamaan Tarigan, 1985: 10. Penanda jenis perumpamaan biasanya menggunakan kata-kata sebagai berikut, seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana, bagai, bagaikan, serupa dan lain-lain. Berikut iklan komersial yang menggunakan gaya bahasa perumpamaan. 29 Sumber: Jl. Babarsar, Depok Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat model wanita cantik dengan gaun hitam berwajah kemilau yang sedang bergaya. Tuturan: “Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..”A.5 Iklan komersial 29 “Kulit cantik bagai bintang LBC solusinya…..” A.5, menggunakan modus kalimat saran dan menggunakan majas perumpamaan. Dalam kalimat pada iklan komersial A.5 terdapat kata “bagai”, yang mengumpamakan kulit cantik bagai bintang. Tindak tutur pada iklan komersial tersebut adalah tindak tutur tidak langsung literal. Sesuai dengan kriteria tuturan ini tergolong sangat santun, karena terdapat keempat kriteria, yaitu suatu 78 tuturan tidak menyinggung perasaan pembaca atau pendengar, tidak menggunakan diksi yang kasar, tidak terdapat unsur ancaman, dan tidak ada unsur memaksa.

C. Pembahasan

Iklan merupakan segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan lewat suatu media dan ditujukan pada seluruh masyarakat. Dalam bab pembahasan ini peneliti akan membahas jenis-jenis tindak tutur dan penanda kesantunan dalam iklan komersial. Hasil penelitian menemukan tiga jenis tindak tutur yaitu tindak tutur langsung literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Penanda kesantunan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu pemakaian diksi sebagai penanda tingkat kesantunan, pemakaian keterangan modalitas, dan pemakaian gaya bahasa sebagai penanda tingkat kesantunan. Tindak tutur langsung literal merupakan tindak tutur yang memiliki maksud memerintah disampaikan dengan kalimat perintah, memberitakan dengan kalimat berita, menanyakan sesuatu dengan kalimat tanya. Di bawah ini merupakan tindak tutur langsung literal 30 79 Sumber: Jl. Magelang Km 6.5, Mraen Ring Road Utara Konteks: Terdapat gambar model wanita cantik dengan bergaya memegang pena dan tersenyum penuh keberhasilan. Tuturan: “Ayo kuliah Mercu Buana lebih baik.” I.2 Tuturan 30 merupakan tindak tutu langsung literal. “Ayo kuliah Mercu Buana lebih baik ” I.2 merupakan kalimat ajakan dengan ditandai modalitas kata “ayo” pada awal kalimat. Dinyatakan langsung karena tuturan tersebut sesuai dengan modus kalimatnya yaitu berupa ajakan. Ajakan dari iklan komersial I.2 supaya pembaca kuliah di unversitas Mercu Buana. Keliteralnya kerena Mercu Buana merupakan salah satu univesitas swasta yang tergolong baik. Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan dengan modus kalimat yang tidak sesuai dengan maksud pengutraannya, tetapi makna kata-kata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur Putu Wijana dan Rohmadi, 2009: 32. 31 Sumber: Jl. Wonosari Km 6 Konteks : Terdapat gambar istana dengan boneka ratu dan pangeran dan terdapat juga foto-foto aksi-aksi pengunjung pada saat menikmati wahana. Tuturan: “Selamat datang di pusat rekreasi keluarga Kids Fun bermain sepuasnya di 19 wahana permainan yang fantastis.” F.1 Iklan komersial 31 “Selamat datang di pusat rekreasi keluarga Kids Fun bermain sepuasnya di 19 wahana permainan yang fantastis.” F.1 merupakan 80 salah satu iklan komersial yang tuturannya menggunakan tindak tutur tidak langsung literal. Iklan komersial F.1 disebut tidak langsung karena menggunakan modus kalimat sapaan dengan maksud tujuannya adalah persuasi atau mengajak. Frasa “selamat datang” merupakan bukti sapaan. Sedangkan persuasi pada iklan F.1 terdapat pada frasa “bermain sepuasnya dan fantastis” yang berarti Kids Fun salah satu tempat rekreasi yang tergolong lengkap wahana permainan sehingga anak-anak dan keluarga puas bermain dan berlibur. Menurut Nandar 2009: 19 tindak tutur tidak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya, maka maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan tergantung pada konteksnya. Maksud dari iklan komersial F.1 adalah Kids Fun salah satu tempat rekreasi yang tergolong lengkap wahana permainan sehingga anak-anak dan keluarga puas bermain dan berlibur. Keliteralannya adalah tempat rekreasi keluarga Kids Fun memiliki 19 wahana permain. Tindak tutur tidak langsung literal juga ditemukan pada contoh iklan komersial berikut ini. 32 Sumber: Jl. Laksda Adi Sucipto Sleman Yogyakarta Konteks: Terdapat gambar aki. Tuturan : ”Teknologi Aki MF untuk iklim tropis” D.7 81 Iklan komersial 32 merupakan tindak tutur tidak langsung literal. Ketidaklangsungan pada tuturan ”Teknologi Aki MF untuk iklim tropis” D.7 karena menggunakan modus kalimat berita dengan tujuan atau maksud persuasi. ”Teknologi Aki MF untuk iklim tropis” merupakan kalimat berita yang memberitakan bahwa Aki MF Astra cocok untuk di negara tropis seperti di Indonesia. Oleh kerana itu iklan ini termasuk tuturan literal. Menurut PutuWijana dan Rohmadi 2009: 31, tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Persuasi dalam kalimat iklan ini, merupakan ajakan untuk membeli dan menggunakan Aki MF Astra, karena aki ini memang dibuat khusus untuk daerah tropis seperti Indenesia. Keliteralannya pada iklan ini tampak pada “Aki MF untuk iklim tropis”. Penelitian ini juga menemukan jenis tindak tutur tidak langsung tidak literal. Menurut Subagyo tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan 2003: 70-71. Berikut di bawah ini iklan komersial yang terdapat implikatur tindak tutur tidak langsung tidak literal. 33 Sumber: Jl. Colombo Depok Sleman Yogyakarta depan Gedung Rektorat 82 Konteks : Terdapat gambar topeng pria dan wanita tersenyum. Tuturan: “Yang lain bersandiwara, gue apa adanya” H.3 Iklan komersial 33 “Yang lain bersandiwara, gue apa adanya” H.3 merupakan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Ketidak langsungan tuturan H.2 karena menggunakan modus kalimat berita dengan maksud persuasi. Ketidak langsungan tuturan tersebut terbukti kalimat tersebut menjelaskan kondisinya yaitu apa adanya walaupun kalimat tersebut terdapat tanda baca seru. Ketidak literalannya terdapat pada kata “gue”. Kata “gue” ini memiliki makna yaitu rokok LA Lights itu sendiri bukan perokoknya. Terbukti bahwa iklan H.3 merupakan tindak tutur tidak langsung tidak literal karena Menurut Subagyo tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud yang hendak diutarakan 2003: 70-71. Maksud dalam iklan H.3 tersebut adalah Cita rasa dan bentuk dari rokok LA Lights dari dulu tidak akan berubah dan tetap sama. Lokusi berupa kalimat berita, ilokusi berupa persuasi, dan perlokusi para penikamat rokok membeli rokok LA Lights. Tindak tutur tidak langsung tidak literal juga ditemukan pada contoh iklan komersial berikut ini. 34