Penelitian Terdahulu LANDASAN TEORI

Contoh : “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat” Lokusioner : Kata Castrol Power 1 dalam tuturan di atas merupakan kata benda, kata melesat pada tuturan di atas merupakan kata kerja, kata lebih merupakan kata keterangan, dan kata cepat merupakan kata sifat. Ilokusioner : Ujaran di atas memiliki makna tersirat yaitu dengan menggunakan oli Castrol Power 1 kendaraan akan lebih bertenaga. Perlokusioner : Efek dari tuturan “Castrol Power 1 Melesat Lebih Cepat” terhadap mitra tutur adalah pembaca membeli dan mengganti oli kendaraannya dengan oli Castrol Power 1. Searle 1975 via Gunarwan, 1994: 84 mengategorikan tindak ujar berdasarkan pengertian tindak ujar atau tindak tutur menjadi lima. Kelima jenis tindak ujar tersebut adalah: a. Representatif asertif Representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas apa yang dikatakannya. Contoh ujarannya dapat berbentuk menyatakan, menyebutkan, melaporkan, menunjukkan , dan menyebutkan. b. Derektif Derektif adalah tindak ujaran yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan di dalam ujaran itu. Contoh ujarannya dapat berbentuk menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan , dan menantang. c. Ekspresif Ekspresif adalah tindak ujaran yang dilakukan dengan maksud agar ujaran diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran itu. Contoh ujarannya dapat berbentuk memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik , dan mengeluh. d. Komisif Komisif adalah tindak ujaran yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebut di dalam ujarannya. Contoh ujarannya dapat berbentuk berjanji, bersumpah, mengancam, dan menolak. e. Deklarasi Deklarasi adalah tindak ujaran yang dilakukan si penutur dengan maksud untuk menciptakan hal atau keadaan yang baru. Contoh ujarannya dapat berbentuk memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, dan meminta maaf .

2. Jenis-Jenis Tindak Tutur

Yule 2006: 159 membagi tindak tutur berdasarkan strukturnya menjadi dua yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Berikut di bawah ini penjelasan dari pembagian tindak tutur berdasarkan strukturnya.

a. Tindak tutur langsung

Yule 2006: 95 menyatakan bahwa tindak tutur langsung akan terbentuk apabila ada hubungan langsung antara bentuk struktural deklaratif, introgratif, imperatif dengan fungsi komunikasi umum pernyataan, pertanyaan, perintah atau permohonan. Nadar juga sependapat dengan Putu Wijana dan Rohmadi. Menurut Putu Wijana dan Rohmadi via Nadar, 2009: 18 menyatakan bahwa tindak tutur langsung merupakan tuturan yang sesuai dengan modus kalimatnya, misalnya kalimat berita untuk memberitakan, kalimat perintah untuk menyuruh, kalimat tanya untuk menanyakan sesuatu.

b. Tindak tutur tidak langsung

Menurut Yule 2006: 96 jika suatu tuturan ada hubungannya dengan struktur deklaratif, interogratif, dan imperatif dengan komunikasi umum menanyakan, pertanyaan, dan perintah atau permohonan, maka terdapat suatu tindak tutur tidak langsung. Berdasarkan pengertian yang dikemukakan tersebut, Yule menyatakan bahwa bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat suatu permohonan disebut tindak tutur tidak langsung. Menurut Nadar 2009: 19 tindak tutur tidak langsung adalah